Hari Minggu yang
cerah mendukung agenda Keluarga Biru untuk refreshing
menghabiskan hari terakhir kami di Dusun Popoh, Blitar. Kali ini objek wisata
yang akan kami datangi adalah Bendungan Wlingi Raya yang terletak di Desa Jegu,
Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Kondisi geografis Blitar yang dilalui
oleh banyak sungai-sungai besar dimanfaatkan oleh pemerintah setempat dengan
mendirikan waduk buatan/bendungan. Selain berfungsi sebagai Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) dan pengairan, keberadaan bendungan-bendungan ini juga
menjadi objek wisata keluarga.
Bendungan Wlingi
Raya atau sering disebut Bendungan Jegu ini didirikan tahun 1981 dan selesai
tahun 1985. Wah umurnya sama dengan Papa Ihwan dong kalo gitu. Letak Bendungan
Wlingi Raya ini jauh dari jalan raya provinsi Malang-Blitar sehingga bagi yang
pertama ke sana mungkin agak kesulitan menemukannya. Jika dari Wlingi, ikuti
saja jalan raya utama menuju Blitar. Nanti setelah sampai di perempatan pertama
belok kiri. Setelah itu lurus saja mengikuti jalan raya hingga mentok dan
berakhir di Bendungan Wlingi Raya.
Untuk masuk ke
Bendungan Wlingi Raya hanya dikenai karcis masuk sebesar Rp.1000 per orang,
murah meriah sekali ya? Kalau tariff untuk mobil kami tidak tahu, mungkin lebih
mahal sedikit. Selanjutnya pengunjung bisa mengendarai motornya ke dalam area
Bendungan Wlingi Raya.
Lho tidak ada
tempat parkirnya? Tidak ada he he he. Kita bisa membawa dan memarkir kendaraan
kita sesuka kita. Bahkan mobil pun bebas melintas dan berhenti di tempat yang
sekiranya masih kosong. Kondisi Bendungan Wlingi Raya ini memang seperti tidak
dirawat, rerumputan tumbuh dengan liar. Jalan setapaknya sudah tidak jelas
alurnya karena tertutupi oleh tumbuhan. Pun demikian dengan kondisi beberapa
permainan di sana sudah sangat tua, besi-besi di ayunannya sudah mengelupas
catnya dan karatan.
Entah kenapa hal ini bisa terjadi. Mungkinkah
Pemerintah Kabupaten Blitar sengaja menelantarkan Bendungan Wlingi Raya?
Padahal jika dikelola dengan serius Bendungan Wlingi Raya ini bisa menjadi
objek wisata keluarga yang menarik. Kita bisa mengajak anak bermain-main
sekaligus memberikan pengetahuan baru tentang bendungan dan manfaatnya. Hanya
faktor letaknya saja yang sedikit terpencil sehingga banyak orang yang tidak
tahu. Berbeda dengan Bendungan Lahor yang berada di jalur Malang-Blitar yang
dilalui banyak orang.
Saat tiba di
Bendungan Wlingi Raya Aiman ketiduran, mungkin dia kecapekan atau terbuai
semilir angin di perjalanan tadi. Untunglah ada Pak Nur, seorang penjual bakso
yang berbaik hati mempersilakan kami menidurkan Aiman di tikar miliknya.
Mumpung Aiman
masih tidur, kesempatan itu kami manfaatkan untuk beristirahat juga. Mama Ivon
yang kelaperan segera memesan bakso Pak Nur, sedangkan saya segera mengambil
kamera dan membidik objek-objek yang menarik, termasuk objek yang satu ini
hihihi
Karena
kondisinya yang tidak terawat dan jarang didatangi orang menjadikan Bendungan
Wlingi Raya tempat favorit para pasangan muda yang sedang dimabuk asmara.
Seperti yang kami lihat di sebuah gazebo mini, sepasang muda-mudi asyik ngobrol
dan kadang bermesraan seakan dunia hanya milik mereka saja.
Sisi lain Bendungan Wlingi Raya |
Lagi serius mancing |
Sedikit cerita
tentang Pak Nur, beliau sudah berjualan bakso selama 13 tahun. Tiap hari Pak
Nur mendorong gerobaknya dari rumahnya yang cukup jauh ke Bendungan Wlingi Raya
ini. Meskipun sepi pengunjung namun menurut Pak Nur penghasilannya dari
berjualan bakso ini lumayan, bisa buat ngasih saku untuk cucu-cucunya.
Tak lama Aiman
siuman, dia langsung meminta air minum karena kehausan. Setelah itu kami
menawarinya makan bakso juga. Siang itu Aiman nampak kurang bersemangat,
mungkin karena masih merasa asing dan kurang tertarik melihat kondisi Bendungan
Wlingi Raya yang kurang terawat. Saat saya ajak naik ayuna dia ogah-ogahan. Ya
udah deh diajak narsis saja he he he.
Aim maem es krim |
Duh posenya sok cool :P |
Hmm sok malu-malu neh |
Suka liat posenya Aim yang berdiri di pagar kayu itu.. cool beneran...
ReplyDeleteBtw kenapa ya, di tempat-tempat wisata yang agak terabaikan sering dijadiin lokasi mojok :D
aku juga pernah nulis di sini.. http://www.adventurose.com/2014/10/pantai-sekilak-riwayatmu-kini.html
Makasih Budhe Dee An, salam buat Kakak Lala ya.
DeleteKarena suasananya sangat mendukung Dee, sepi dan nggak akan ada yang negur :P
*meluncur ke TKP*
wah rajin banget ngisi blog-nya,
ReplyDeleteselamat ya langsung melejit.
pas lagi on fire Mbak Diah Indri.
DeleteMakasih berkat kunjungan Mbak juga kok :-)
Gak sengaja akhirnya ke sana juga, saat mengunjungi saudara di Lodoyo,
ReplyDeleteitu pun cuman masuk bayar Rp 15 rb satu mobil, mutar-mutar bentar langsung keluar, habis gak ada yang unik untuk dilihat, lagian sayang gak terawat.