Maha Besar
Allah yang telah menciptakan manusia dengan begitu sempurna dan unik. Salah
satu keunikan yang ada pada manusia adalah sidik jari. Di dunia ini tidak ada
dua manusia yang memiliki sidik jari sama persis meskipun saudara kembar.
Fungsi sidik
jari sangat besar sekali bagi kehidupan manusia itu sendiri. Sidik jari memberi
gaya gesek lebih besar agar jari dapat memegang benda-benda lebih erat.
Pengindentifikasian dalam kasus kriminal sangat terbantu dengan sidik jari.
Seiring perkembangan zaman, sidik jari telah dikembangkan kea rah security
system yang berfungsi sebagai data keamanan, sebagai contoh mesin absensi sidik
jari dan akses control pintu.
Di dalam dunia
parenting, sidik jari juga bisa dipergunakan untuk mengetahui sifat, karakterdan
bakat anak yang dikenal dengan Finger Print Test. Hal ini sangat penting sekali
bagi kita para orang tua agar bisa lebih memahami kepribadian anak dan
mengetahui pola pengasuhan dan pengajaran seperti apa yang sesuai buat anaknya.
Karena pada dasarnya setiap anak memiliki keunikan tersendiri sehingga kita
tidak bisa mengeneralisasi semua anak.
Beberapa hari
yang lalu saya mengambil hasil Finger Print Test (FPT) milik Aiman di sebuah
kantor jasa analisis sidik jari. Pada awalnya hasil FPT mau diantar ke tempat
kerja saya namun karena saya ingin berkonsultasi juga dengan analisnya maka
saya putuskan untuk mengambil di kantor mereka.
Ternyata dari
hasil Finger Print Test diketahui kalau kinerja otak Aiman lebih didominasi
otak kiri. Komposisinya adalah Otak Kiri 52,4% dan Otak Kanan 47,6%. Aiman
termasuk anak tipe Visual yang lebih menyukai pembelajaran dan penyampaian
informasi dalam bentuk tulisan. Tipe kecerdasan yang dimiliki Aiman adalah
Logis Matematis. Anak dengan tipe kecerdasan Logis Matematis memiliki kemampuan
bernalar baik secara deduktif maupun induktif, mampu merasionalka masalah
berdasarkan logika, berpikir dalam pola sebab-akiba dan menciptakan hipotesis.
Sang Analis menuturkan dalam mendidik Aiman, kami sebagai orang tua harus mampu
memberikan alasan yang masuk akal jika menyuruh atau melarangnya melakukan
suatu perbuatan.
Aiman
mempunyai respon tindakan yang tinggi, cepat tanggap dan berani mengambil
resiko. Orang dengan tipe seperti ini menurut Analis mempunyai potensi yang
bagus sebagai seorang pemimpin yang selalu diharuskan mengambil keputusan
(decision maker). Analis menyarankan agar kami membebaskan Aiman bermain atau
beraktivitas lebih banyak di luar rumah karena dia tipe anak yang aktif dan akan
memberi kesempatan baginya berinteraksi dengan banyak anak sehingga mampu
mengasah kemampuannya sebagai seorang pemimpin. Adapun potensi bakat yang
dimiliki Aiman adalah bakat Numerikal, bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk
angka.
“Apakah Aiman
tidak bisa diarahkan untuk belajar seni?” Tanya saya.
“Oh bisa Pak,
apa mau diikutkan les musik?”
“Bukan,
kebetulan saya kan suka menulis.”
“Aiman
mempunyai respon tindakan yang tinggi, cepat tanggap jadi kurang sesuai jika
diarahkan ke menulis. Sebab dia tidak akan betah berlama-lama menulis, apalagi
di dalam ruangan. Mungkin agak berat buatnya nanti. Aim malah lebih cocok jika
diikutkan kegiatan yang bersifat taktis dan menggunakan strategi, misalnya klub
catur atau sepakbola.”
“Tapi kalau
Bapak ingin tetap Aim belajar menulis, saya sarankan menulis hal-hal yang
singkat atau diselingi dengan kegiatan di luar.”
“Seperti
menulis traveling?”
“Bisa-bisa,
missal diajak bepergian ke suatu tempat lalu disuruh menulis tentang apa saja
yang ada di sana.” Wekekeke, ngotot banget neh saya ceritanya. Maklum saya
memang mempunyai harapan Aim mewarisi passion
saya di dunia menulis.
Sesampainya di
rumah, saya pun menyampaikan semua hasil analisis Aiman kepada Mama Ivon.
Begitu tahu kalau Aim mempunyai bakat Numerikal, Mama Ivon langsung menyeletuk:
“Oh ya seperti aku, dulu aku suka banget pelajaran Akutansi.”
Saya sendiri
kurang menyukai angka-angka, itulah sebabnya dulu saya kuliah mengambil jurusan
Administrasi Publik yang tidak ada bersinggungan dengan angka sama sekali. Tapi
ironisnya sekarang di pekerjaan saya harus bergelut dengan angka-angka dan
nominal uang :P
Yaa, mungkin
sekarang saya harus mulai belajar face
the fact bahwa Aiman mempunyai bakat Numerikal sehingga saya tidak boleh
memaksakan kehendak agar dia menggeluti dunia literasi seperti saya. Anak-anak
Pramodya Ananta yang tersohor sebagai seorang sastrawan saja tidak ada yang
terjun di dunia menulis seperti beliau. Jadi saya musti legowo jika kelak nanti
Aim memang tidak menyukai dunia tulis-menulis.
Anak-anakmu
bukanlah anak-anakmu
Mereka
adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka
terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun
mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada
mereka engkau dapat memberikan cintamu tapi bukan pikiranmu
Karena
mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Anak-anakmu (Kahlil Gibran)
Keterangan Foto:
Foto Papa Ihwan saat masih bayi dan Aiman
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Sidik_jari
Aku otak kanan :)
ReplyDeleteSama kayak aku Dee.
DeleteNanti kalau Aim pengin belajar travelling sudah banyak suhunya: Budhe Dee, Budhe Rien dan Paklek Fatah.
Bagus juga ya finger test ini, kepakai banget untuk nemu cara belajar yang asik buat Kak Nai...Alde juga pengen kucobain Wan, nunggu diskonan dulu testnya hihihihi
ReplyDeleteIya memang bagus Mbak.
DeleteEmang berapa kalo di Semarang? Di Malang 60K.
Tesnya kalo di Malang dimana mas? akurasinya berapa persen? Umur brapa udah bisa pake tes ini?
ReplyDeleteDi Jalan Bondowoso 35C (jadi satu dengan Kawi jaya Cellular, deretan ruko yang bersebelahan dengan Ogan.) Depannya fotokopi Maestro. Hubungi saja nomer ini Bang Yos, 081252577454.
DeleteKalau untuk akurasi menurutku 80 persen. Menurut Bang Yos sidik jari anak biasanya baru terlihat jelas minim usia 1,5 tahun, tapi kalau di bawah umur 1,5 tahun udah kelihatan ya sudah bisa.