Aim minta adek? |
Wacana untuk memiliki anak kedua alias memberi adik kepada Aiman sempat menghangat di Keluarga Biru belakangan ini. Pencetusnya adalah sikap Aiman yang nampak senang jika melihat bayi atau anak yang lebih kecil, paling sering dia akan bilang: Adek…adek. Dia juga suka menciumi para sepupunya yang usianya lebih muda. Trus jika melihat ada bayi menangis dia akan spontan ngomong ke saya atau Mama Ivon: “Nangis…Dek nangis…!”
Pencetus kedua adalah beberapa teman kami yang saat ini sudah hamil anak
kedua. Kebetulan usia anak pertama mereka juga tidak beda jauh dengan Aiman
sehingga kami (saya lebih tepatnya) termotivasi untuk mengikuti jejak mereka he
he he
Keputusan untuk menambah anak memang sudah kami rencanakan namun tidak
dalam waktu dekat ini. Ada beberapa pertimbangan yang perlu kami pikirkan agar
kehadiran anak kedua dapat diterima oleh semua anggota Keluarga Biru dengan
baik.
Kondisi Keuangan
Saat ini kami masih konsentrasi menyelesaikan
renovasi rumah sehingga hampir sebagian besar pemasukan kami tersedot ke sana.
Kita harus realistis bahwa biaya hidup saat ini semakin besar, apalagi dengan
adanya kehadiran anak. Mulai dari saat hamil hingga melahirkan membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Dan setelah itu kita harus memenuhi kebutuhan bayi
mulai dari biaya kesehatan hingga kelak biaya pendidikannya.
Kalau kami memiliki anak kedua sekarang kami
khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhannya sebaik kami memenuhi kebutuhan Aiman
dulu. Malah bisa saja nanti kebutuhan Aiman yang harus disesuaikan agar bisa
memenuhi kebutuhan adiknya.
Kondisi Mama Ivon
Aiman dulu lahir melalui operasi Caesar,
menurut dokter kandungan yang menangani persalinannya jika ingin melahirkan
secara normal di persalinan kedua maka minimal jaraknya adalah dua tahun. Namun
jika ingin lebih aman lagi adalah empat tahun untuk memberikan kesempatan bagi
jaringan di luka bekas operasi recovery secara
sempurna.
Umur Aiman
Aiman baru genap berusia dua tahun, masih
manja-manjanya sama kami. Menurut kami di usia segitu masih terlalu kecil untuk
diajak berbagi kasih sayang dan perhatian orang tua. Meski dia senang jika
melihat bayi namun kami saat ini ingin memberikan yang terbaik dulu buatnya.
Kami rasa di usia empat tahun nanti Aiman sudah siap menerima kehadiran seorang
anggota baru di Keluarga Biru.
Topik mengenai usaha untuk memiliki anak kedua terkadang tidak bisa
dinalar oleh akal manusia. Ada yang sudah berusaha mati-matian sampai
konsultasi ke dokter namun tak kunjung berhasil, padahal usia anak pertama
sudah semakin besar. Seperti kasus tetangga saya, anak pertamanya sudah
beranjak remaja namun belum kunjung dikaruniai anak kedua. Beberapa waktu lalu
sempat hamil tapi sayang menginjak usia kehamilan bulan kedua mengalami
keguguran. Sementara itu istri teman kerja saya sudah pakai KB spiral semenjak
kelahiran anak kedua, eh ternyata kebobolan dan sekarang sudah melahirkan anak
kembar. Penyebabnya sang bidan kurang tepat memasang spiralnya wekekekeke.
Setiap keluarga memiliki pertimbangan sendiri kapan waktu yang tepat untuk memiliki anak kedua, tergantung kondisi masing-masing. Apapun pilihannya,
tidak ada yang benar ataupun salah. Cukup banyak orang
yang berpendapat kurang baik jika Anda hamil lagi ketika anak pertama berusia kurang dari enam bulan. Ada juga yang berpendapat, semakin tua usia
anak pertama, semakin baik sebelum dia punya adik lagi.
Menurut para pakar usia di bawah 1 tahun atau di atas 4 tahun justru merupakan waktu
yang tepat untuk mempunyai anak lagi. Ini didasarkan pada hubungan kakak-beradik dengan
orang tuanya, persaingan saudara sekandung dan rasa percaya diri
mereka. Anak-anak di bawah 1 tahun belum merasakan status istimewa yang mereka
miliki, sementara anak umur 4 tahun sudah cukup puas menikmati perhatian dari
ayah ibunya. Ditambah lagi mereka sudah mempunyai kesibukan sendiri. Beberapa pasangan
lainnya berpendapat, anak yang selisih
umurnya sedikit justru
bagus karena mereka bisa menjadi teman bermain. Dan orangtua juga tidak perlu
menghabiskan waktu terus-menerus mengurus anak bayi.
Nah kemarin Mama Ivon sempat terlambat datang bulan selama hampir
sebulan. Kami berdua jadi harap-harap cemas gitu, kalau memang hamil ya
disyukuri mungkin memang menurut Allah kami sudah waktunya memiliki anak kedua.
Masalah keuangan kami akan berusaha lebih maksimal lagi dan yakin tiap anak membawa
rezekinya masing-masing. Tapi Mama Ivon galau takutnya saat pindahan nanti
tidak bisa maksimal menata barang-barangnya, maklum deh ibu-ibu yang punya
banyak printilan di dapurnya he he he. Kami sudah mengeceknya dengan test pack saat pulang ke Blitar kemarin
namun hasilnya negatif. Saat sudah tiga hari kembali ke Malang masih belum juga
dating bulan, akhirnya saya beli lagi test
pack malam-malam.
Eh pagi harinya, belum sempat saya ngingetin Mama Ivon untuk mengecek
lagi, dia sudah buru-buru ke kamar mandi sambil ngomong: “Aku dapet..!” Yaachh,
Aiman belum jadi punya adik neh.
Referensi:
http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Anak/Sudah-Siap-Punya-Anak-Kedua/
http://wolipop.detik.com/read/2013/08/20/091733/2334749/857/adakah-waktu-terbaik-punya-anak-kedua-ini-yang-perlu-dipertimbangkan
Insya Allah tahun depan saja ya pa, mama pengen ambekan dulu :D
ReplyDeleteBelum bisa sapih, masa mau hamil lagi hihhi
Aamiin, moga tahun depan keadaan keluarga biru sudah lebih baik dan siap menerima anggota keluarga baru ;-)
DeleteAinaaammm semangat minta adeknya yaaa *lhoooo :))
ReplyDeleteIya Tante, aku pengin ada temennya kalau main, Papa dan Mama sibuk ngeblog mulu :P
DeleteBtw Tante typo ya ngetiknya, namaku Aiman bukan Ainam :-)))
Kaya Asma aja nih. Asma aja tiap hari pegangin perutku, dibilang ada adeknya.
ReplyDelete