Kota Batu semakin mengokohkan
dirinya sebagai kota wisata paling banyak dikunjungi di Jawa Timur, banyak
objek-objek wisata baru yang bermunculan di Batu, salah satunya adalah Museum Angkut. Objek wisata yang terletak di Jl. Terusan Sultan Agung Atas No.2 ini
memang sangat unik dan menarik sekali, tidak heran walaupun baru setahun
berdiri namun sudah menjadi Destinasi Favorit di Kota Batu.
Lokasi Museum Angkut sangat mudah
dijangkau karena terletak di jalur bus Malang-Kediri/Jombang. Bagi yang tidak
punya kendaraan pribadi bisa menggunakan angkutan umum, jika dari luar kota
Malang naik bus maka setelah sampai di Terminal Arjosari langsung naik angkutan
umum (di Malang nyebutnya mikrolet) jalur AL/ADL. Sedangkan jika naik kereta
api, setelah sampai di Stasiun Kota Baru Malang naik mikroletnya juga sama
yaitu jalur AL/ADL. AL itu kepanjangannya Arjosari-Landungsari, ADL:
Arjosari-Dinoyo-Landungsari. Saran saya pilih yang jalur ADL saja karena
jalurnya tidak mbulet dan lama seperti jalur AL. Bilang sama sopir mikrolet
kalau minta turun di Terminal Landungsari, agak jauh sih perjalanannya jadi
bisa sambil menikmati suasana kota Malang. Setelah sampai di Terminal
Landungsari, langsung naik bus Puspa Indah jurusan Malang-Kediri/Jombang,
bilang sama kondektur/kernetnya turun di Museum Angkut. Nanti Anda akan
diturunkan tepat di depan Museum Angkut.
Kalau membawa kendaraan pribadi,
dari Surabaya lewat saja jalan tol Surabaya-Malang, setelah sampai di Jl. Raya
Porong (kawasan Lumpur Lapindo) ikuti terus arah ke Gempol-Pandaan-Purwosari-Purwodadi-Lawang-Singosari-Karanglo.
Setelah tiba di pertigaan Karanglo (Bentoel) belok kanan kea rah Batu. Jalan
lurus terus saja sampai menemukan traffic light Karangploso, belok kiri dan lurus saja hingga menemukan jembatan yang
cukup besar. Tetep ya jalan terus sampai pertigaan Pendem, nah dari situ belok
kanan menuju jalan raya ke pusat kota Batu. Setelah itu ikuti saja petunjuk dan
rambu-rambu wisata yang sudah banyak terpasang di pinggir jalan. Karena lokasi
Museum Angkut ini dekat dengan Jatim Park I maka ikuti rambu menuju Jatim Park
I. Setelah sampai di Jatim Park I lurus saja hingga menemukan pertigaan ke arah
Kediri/Jombang, nah Museum Angkut letaknya tepat di pojokan. Kalau musim
liburan jalan raya akan penuh dengan kendaraan umum maupun pribadi jadi musti
ikhlas kalau dapat tempat parkir jauh dari lokasi sehingga harus jalan kaki
menuju Museum Angkutnya.
Apa sih yang membuat Museum Angkut
unik dan menarik?
Di dalam Museum Angkut kita bisa
melihat berbagai macam alat angkut dari seluruh penjuru dunia mulai dari yang
tradisional hingga modern, yang tidak bermesin hingga yang bermesin. Terkemas
menarik dengan paduan koleksi luar biasa dan latar belakang kota-kota asal alat
angkut sehingga melahirkan sebuah mahakarya museum yang menjadi kebanggaan
Indonesia di kancah mancanegara. Untuk bisa menikmati semua koleksi Museum
Angkut pengunjung dikenai tiket masuk sebesar Rp.60.000 pada hari biasa
(Senin-Kamis) sedangkan pada akhir pekan (Jumat-Minggu)/Liburan/Tanggal Merah
dikenakan tiket masuk seharga Rp.80.000. Ada juga tiket terun (Museum Angkut
dengan D’topeng Kingdom) hari biasa Rp.70.000 dan akhir pecan/liburan/tanggal
merah Rp.90.000. Untuk anak-anak yang tinggi badannya di atas 90cm diwajibkan
membeli tiket masuk juga. Bagi pengunjung yang membawa kamera (DSLR, Polaroid,
Handycam, Kamera Digital dsb) kecuali kamera handphone dikenakan tiket kamera
seharga Rp.30.000/kamera. Trus bagi yang datang rombongan bisa mendapat 1 tiket
gratis jika membeli 30 tiket, bagi yang ke Malang menggunakan pesawat Garuda
dan Air Asia silakan pergunakan boardingpass Anda untuk mendapat diskon sebesar
20%.
Keluarga Biru waktu itu ke Museum
Angkut dengan menggunakan Vega Biru kesayangan, cukup penuh perjuangan saat
mendekati lokasi karena sedang musim liburan sehingga jalan raya penuh dengan
kendaraan sehingga macet. Belum lagi mencari tempat parkirnya agak susah. Oh
iya, Mama Ivon sempat senewen pas saya bilang kalau uang di dompet tinggal
sedikit, kayaknya nggak cukup deh buat beli tiket masuk.
“Ya udah kita cari ATM di dekat
pintu masuk, kalau nggak ada,Papa cari sendiri di luar!”
Wedeew membayangkan sekali lagi
harus menembus kemacetan di depan Museum Angkut bikin saya jiper. Moga saja ada
ATM di sana atau bayarnya bisa gesek pakai kartu ATM.
Thanks God, di sebelah kiri pintu
masuk ada ATM BRI. Kasih jempol dua buat BRI sebagai satu-satunya bank yang
masang mesin ATM-nya di Museum Angkut sehingga mempermudah para pengunjung yang
lupa bawa uang cash seperti saya. Dan Alhamdulillah saldo di rekening saya cukup
buat beli tiket masuk.
Lagi-lagi karena musim liburan
sehingga antrian di depan loket masuk mengular seperti antrian sembako, saya
pun menyuruh Mama Ivon menunggu di tempat yang lain bersama Aim. Sedangkan saya
mengantri dan berdesak-desakkan dengan pengunjung lainnya. Setelah dapat tiket
masuk dan tiket kamera kami mengantri lagi di pintu masuk, cukup ketat juga
pemeriksaannya. Pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman dari luar
museum.
Museum Angkut terbagi atas beberapa
zona dengan ciri khasnya masing-masing, mari kita lihat satu per satu tiap zona
ya.
Zona Hall
Utama
Ruangan ini adalah ruangan pertama yang akan
dikunjungi setelah melewati garis Entrance oleh pengunjung. Begitu masuk zona
ini perhatian kami langsung tertuju kepada koleksi Museum Angkut yaitu salah
satu karakter robot di film Transformer yang paling ngetop: Bumble Bee. Robot
kuning itu berdiri dengan gagahnya seakan menyambut para pengunjung. Saya
langsung mengajak Aiman berfoto bersama Bumble Bee.
Di ruangan ini terdapat berbagai koleksi alat angkut dari berbagai negara dan berbagai masa yang didukung dengan hiasan lampu sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan elegan. Di zona ini mayoritas alat angkutnya berasal dari luar negeri, seperti pesawat terbang, helikopter, sepeda, motor juga mobil-mobil tua yang klasik. Berada di zona ini serasa berada di dealer kendaraan yang lengkap, ada yang dalam bentuk ukuran aslinya juga bentuk miniatur.
Di ruangan ini terdapat berbagai koleksi alat angkut dari berbagai negara dan berbagai masa yang didukung dengan hiasan lampu sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan elegan. Di zona ini mayoritas alat angkutnya berasal dari luar negeri, seperti pesawat terbang, helikopter, sepeda, motor juga mobil-mobil tua yang klasik. Berada di zona ini serasa berada di dealer kendaraan yang lengkap, ada yang dalam bentuk ukuran aslinya juga bentuk miniatur.
Kami jatuh cinta pada sebuah mobil Porsche merah
keluaran tahun 1972, membayangkan kami mbolang dan mudik dengan mobil kuno
tersebut tentu sangat menyenangkan sekali. Liat tuh Aiman gayanya udah kayak
mobilnya sendiri saja.
Zona Edukasi
Naik ke lantai dua kita akan menemukan Zona Edukasi. Sesuai
misi visi Jawa Timur Park Group sebagai penggagas Wisata Edukasi, di zona
seluas 900 m2 ini kita bisa mendapatkan informasi tentang sejarah berbagai
angkutan dari masa ke masa baik di Indonesia maupun di dunia. Mulai dari yang
tradisional hingga modern. Yang tradisional misalnya becak, andong, perahu kayu,
sedangkan yang modern seperti motor, kereta api uap hingga kapal laut yang
terkenal yaitu Titanic.
Zona Sunda
Kelapa & Batavia
Dari Zoba Edukasi kita keluar dan turun ke zona yang
berada di out door. Masuk ke zona ini kita serasa ditarik kembali ke Jakarta
tempo dulu saat menjadi pelabuhan terkenal di jaman Belanda. Kita bisa menemukan
nuansa Batavia, tiruan menara Syahbandar dan berbagai jenis angkutan yang
dipergunakan pada era tersebut.
Kita juga bisa mencoba merasakan profesi-profesi yang
ada di zaman penjajajan misalnya penjual kayu, penjual kupang hingga penjual
kerangjang ikan. Seru sekali pokoknya, berasa kembali ke tempo dulu.
Zona Gangster
Town & Broadway Street
Di zona ini Al Capone sebagai gangster tersohor di tahun 1970an beraksi dan siap membawa anda terlibat di dunia gangster. Didukung dengan setting bangunan berupa tiruan gedung-gedung bertingkat di Amerika membuat Zona Gangster Town ini terasa nyata.
Jika ingin merasakan atmosfer dunia hiburan di
Amerika maka Broadway Street adalah tempatnya. Di sini kita dibawa
menapaktilasi perjalanan dunia hiburan yang menjadi impian para artis. Zona ini
dilengkapi dengan gambar-gambar para artis yang ngetop pada era itu seperti
Merlyn Monroe contohnya.
Zona Eropa
Dari outdoor kita masuk lagi ke indoor yaitu Zona
Eropa. Italy, Perancis, Jerman dan London yang merupakan kota tersohor di Eropa
disajikan dalam nuansa malam yang dipadu dengan berbagai angkutan dari Eropa
yang melengkapi situasi kota.
Kita bisa melihat miniature Menara Eiffel di Paris, Menara
Pisa Italy dan Collosium di Roma. Kalau mau beromantisme bersama pasangan bisa
juga mencoba duduk beristirahat di café-café khas Eropa. Tapi ya bukan café
beneran sih, hanya replikanya saja.
Zona Istana
Buckingham
Inggris sebagai Negara Kerajaan paling tersohor di
dunia dan terbukti menghasilkan berbagai angkutan berkelas seperti Blackburn,
Triumph, Matchless, Royal Enfield, Raligh, Fillir, Francis Barnett, Austin,
Mini Cooper, Rolls Royce, dll juga hadir di Museum Angkut. Pengunjung bisa
melihat mobil LandRover yang pernah digunakan oleh Queen Elizabeth saat parade
di Australia. Kita juga bisa merasakan bagaimana rasanya berkeliling menikmati situasi
kota London di malam hari dengan naik mobil jadul. Jangan lupa juga mengabadikan kemegahan
Istana Buckingham yang indah dan artistik.
Zona Las Vegas
Walaupun namanya Zona Las Vegas namun jangan berharap
bisa menemukan alat-alat permainan judi ya, nanti bisa-bisa digerebek sama
Pemkot Batu. Di zona ini kita bisa melihat bagaimana suasana malam hari di gerbang
Las Vegas yang dilengkapi dengan mobil-mobil juga pastinya.
Zona Hollywood
Para movie freak pasti suka dengan zona ini karena
Anda akan menemukan berbagai mobil yang dipakai dalam film-film Hollywood yang
ngetop, salah satunya film James Bond. Kapan lagi bisa bergaya di depan kamera
bak agen 007.
Mengelilingi Museum Angkut memang menyenangkan, kita bisa refreshing sambil mempelajari berbagai alat angkut dari berbagai belahan dunia. Saya rasa Museum Angkut tidak bisa dinikmati secara keseluruhan hanya dalam satu kali kunjungan, apalagi jika ramai pengunjung. Ada satu objek seru yang tidak kami kunjungi yaitu roket yang menjadi icon Museum Angkut. Di roket ini kita bisa melihat pemandangan kota Batu yang indah. Kami terpaksa melewatkannya karena antrian untuk naik ke roket panjang, kasian Aim nanti kalau sampai bosan atau kepanasan karena roket ini berada di luar.
Setelah lelah mengelilingi Museum Angkut kita bisa istirahat
sambil mengisi perut yang keroncongan di Zona Pasar Apung.
Zona Pasar
Apung
Berbagai souvenir dan merchandise Museum Angkut serta
oleh-oleh khas Nusantara UKM Batu ada di sini. Makanan khas tradisional turut
meramaikan suasana pasar tempo dulu dan nuansa pasar apung. Berbagai kerajinan
dan lukisan gaya seniman Kota Batu seperti seni batik, lukis, ukir, karikatur,
dan lain-lain dapat dipelajari sekaligus berinteraksi langsung dengan para
seniman. Yang seru neh, kita bisa membawa hasil karya seni kita pulang ke rumah
lho.
Sorry to say,
saya tidak sempat memotret suasana di Pasar Apung karena kondisi yang tidak
memungkinkan. Crowded banget dan saya harus menggendong Aim pula, belum lagi
pas menyeberangi salah satu jembatan Aim nggak mau beranjak karena keasyikan
lihat ikan-ikan di kolam.
Di Pasar Apung kami mencicipi makanan tradisional antara
lain cenil dan lupis, arbanat serta serabi mini. Trus juga membeli satu stel
kaus Museum Angkut buat Aim.
Itulah cerita wisata Keluarga Biru di Museum Angkut,
Batu. Mungkin lain kali kami akan datang lagi ke sini mengingat kemarin itu
belum puas menikmati semua zona di sana karena situasinya yang ramai sekali.
Saya yakin Museum Angkut ini akan terus naik pamornya seiring dengan gencarnya
promosi, review dari para wisatawan dan makin ditambahnya objek-objek menarik
di dalamnya. Dan ini akan semakin mengukuhkan Batu sebagai kota wisata nomer
satu di Jawa Timur.
Belum kesini. baru ya kayaknya. JATIM Park sudah semua. Pernha Baca ini di harian suara merdeka. InsyaAllah waktu pulang kampung main kesini.
ReplyDeleteditunggu kedatangannya ya dimari..!!
DeleteIya baru setahun Mbak.
DeleteDi internet udah banyak yang nulis, kalau media cetak aku belum pernah baca.
Kayanya seru ya kalau bisa menjelajahi semua zona yang ada di museum
ReplyDeleteNggak kayaknya lagi Mas, memang seru bingiitt. Ayo Mas main ke sana :D
DeleteKeren ya, Bang.. Aku pernah liat foto temen yang ke sana. Kayak ada di Eropa :D
ReplyDeleteIya keren, ooh itu pasti di Zona Eropa Mbak.
DeleteKeren dan sangat lengkap reviewnya. Tapi gak ada fotonya Mas, cuma yang sama si keren Bumble Bee aja tuh.. Saya gak tau kapan bisa kesana, lha wong tinggal di Jakarta Mas... Bikin ngiler bae nih..
ReplyDeleteMakasih Mas Hendra, foto udah saya tambahin buanyaaak :D
DeleteSaya doakan semoga Mas sekeluarga bisa main ke Museum Angkut, ntar kita sekalian kopdar he3
Iya tuh foto-fotonya bagus and keren euy....
DeleteMakasih Mas, moga makin semangat untuk pergi ke museum angkut setelah liat foto-fotonya.
DeleteBanyak zonanya, jadi lebih bervariasi ya, Wan.
ReplyDeleteBatu benar-benar punya banyak tempat wisata menarik. Aku baru secuil menyambanginya :)
Iya Mbak, nggak bosen menjelajahi tiap zonanya.
DeleteKapan main ke Batu lagi Mbak? :-)
kota batu pasti banyak batu AKIK ya mas disana, secara zaman sekarang ini batu kan sudah buming sampai keseluruh Indonesia.
ReplyDeletehanya museum seperti diatas berfoto bersam robot, apakah itu termasuk transportasi angkut kah mas, hehe..
Wah saya kurang tahu kalau masalah batu akik, bukan penggemarnya sih :D
DeleteIya kan bumble bee aslinya mobil he3
Wah, kudu masuk list kunjungan nih kalo jalan2 ke malang. Optimusnya ada gak wan?
ReplyDeleteHarus itu Omali, Aslam pasti suka banget.
DeleteNggak ada Om, ntar kita bikin sendiri saja :D
Aku blm.kesampean ke sini pdhl.kmrn keluarga ku ke sana tp gw nya males hahaha.
ReplyDeletetp seru juga yaaa buat anak2 jd banyak belajar ttg pemgangkutan transportasi
Yaah, sayang banget Mas Toro padahal seru banget lho melihat berbagai macam alat angkut dari seluruh dunia. Eh tapi jangan pose kancut ya, kesian ntar anak-anak yang liat bisa kesurupan :-))
DeleteMuseum Angkut sudah masuk daftar yang harus dikunjungi kalo mudik nanti... :)
ReplyDeleteSiip, kalo bisa rame-rame enak kali ya. Mbak Nani MP juga pengin ke sana.
DeleteKapan yuuk rame2 jelajah malang, ihwan jadi guidenyaa...
ReplyDeleteBoleh-boleh, kita cari jadwal yang pas Mbak. Kebetulan ada temen MP, namanya Mbak Nani dia pengin juga ke sini.
DeleteAlde pasti excited banget niih, penggemar mobil2an kayak aim
ReplyDeleteToss Mas Alde, selain mobil Aim juga suka kereta Mbak.
Deletebumblebee-nya bisa jadi mobil nggak mas?
ReplyDeleteItu keranjangnya serius segitu mas... ckckckck....
Nah itu dia saya juga nggak tahu, kalau bisa jadi mobil lebih kereen lagi ya.
DeleteIya Mas serius, orang jaman dulu kuat-kuat Mas, saya nggak bisa bayangin gimana jaga keseimbangan naik sepeda dengan beban setinggi itu :D
Kemarin ke sini karena di ajak teman. Kalau kagak, pasti kagak ke sini :D Ternyata tempatnya keren, dan yang bikin anak-anak muda suka ke sini, sebab buat foto-foto keren. Sayang pas ke sini, saya lupa untuk membuat reportaasenya :D
ReplyDeleteIya objek-objek fotonya emang instagramable banget San. Ayo bikin dong liputan ala Sandi yang detail itu.
Deletekalau dari Jogjakarta,enaknya naik kereta turun di stasiun mana ya mas..?
ReplyDeleteTurun di Stasiun Kota Baru aja Mas, nanti naik angkot ke Landungsari dan ikuti petunjuk yang saya tulis di atas. Met liburan yang seru di Museum Angkut Mas.
DeleteWista batau malang butuh ojek/penginapan wisata batu hubungi 085739290143 bb:293B5199 .
ReplyDeletePerkenalkan saya mita.
ReplyDeleteTerimakasih atas informasinya.
Mau tanya,kalo naik bis dari bungurasih, apakah tidak bisa langsung naik yg jurusan kediri/jombang, jadi tidak perlu oper naik mikrolet.
Atau memang harus ke arjosari dulu.
Terimakasih atas jawabannya.
Saya kurang tahu Mbak. Nanti coba saja ditanyakan ke petugas terminal Bungurasih apakah ada bus jurusan Surabaya-Kediri/Jombang.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete