Ketika mempersiapkan pernikahan
saya tiga tahun yang lalu ada beberapa surat yang musti saya urus. Karena Mama
Ivon orang Blitar sedang saya orang Malang maka saya harus mengurus Surat
Numpang Nikah di Blitar. Untuk pendaftaran ke KUA Blitar saya pasrahkan pada
salah satu saudara istri, Alhamdulillah lancar. Ada satu berkas yang hingga saat
ini masih saya ingat bahkan sempat saya bahas bersama teman kerja saya. Berkas
itu adalah Surat Keterangan Belum Pernah Menikah atau disingkat SuKet BePeKah
eaaa nggak keren banget ya bikin singkatannya.
SuKet BePeKah ini khusus
diperuntukan bagi calon mempelai pria yang berumur di atas tiga puluh tahun. Yang bikin agak berasa ngehek itu sewaktu Pak
Moden bilang begini: “Surat ini emang khusus buat yang telat nikah Mas.”
Nampol banget nggak tuh
ucapannya. Sambil ketawa kecil saya pun menimpalinya: “Ya mau gimana lagi Pak,
ketemu jodohnya baru sekarang. Maunya sih dulu begitu lulus SD langsung nikah.”
Selain itu, SuKet BePeKah dibuat
untuk mengantisipasi para pria beristri yang menikah lagi tanpa sepengetahuan
istrinya. Tapi kalau menurut saya, SuKet BePeKah ini lemah sekali tingkat
validitasnya karena yang dimintai tanda tangan di surat tersebut hanya sang
calon mempelai pria. Tidak ada tanda tangan pengesahan dari pejabat setempat,
misal Ketua RT dan RW. Jadi SuKet BePeKah ini rawan sekali dengan pemalsuan
data.
Salah satu kasus pernah terjadi
pada tetangga temen kerja saya, dimana seorang wanita tertipu karena suami yang
baru saja menikahinya ternyata telah mempunyai istri dan anak. Akhirnya si
wanita itu ditinggal begitu saja ketika kedok sang pria terbongkar. Sungguh
amat disayangkan sekali.
Teman kerja saya sebenarnya
sudah menaruh curiga meski si pria itu telah membuat SuKet BePeKah karena dia
memberikan alamat yang kurang jelas. Sayangnya, pihak mempelai putri tetap
bersikukuh melangsungkan pernikahan meski sudah diingatkan oleh temen kerja
saya.
Tetangga saya sendiri juga ada
yang mengalami kasus serupa, malah lebih tragis lagi. Seorang janda dua anak
tertipu oleh pria beristri. Ketika dia telah mengandung, belang sang suami baru
ketauan. Dan kini tetangga saya itu menjanda untuk kedua kalinya, makin
beratlah beban hidupnya karena harus menghidupi tiga anak sekarang.
Dengan adanya kasus-kasus
tersebut, rasanya SuKet BePeKah sudah tidak valid dan tak bisa dipertanggung
jawabkan lagi secara hukum. Harusnya dalam pembuatannya perlu dimintai
legalitas dari pejabat setempat, minimal tingkat RT dan RW.
Bagaimana dengan Anda, apakah
dulu juga pernah dimintai mengurus Surat Keterangan Belum Pernah Menikah
seperti saya? Buat yang berumur tiga puluh ke atas dan belum menikah maka
siapkan mental untuk mengurus SuKet BePeKah ini wekekeke.
wah ini juga kami lakukan dan di KUA malah ketemu temen kuliah suami hahahhaha (yang jadi tukang ketik suratnya) alhasil malah diledekin
ReplyDeleteLho Masnya pas nikah udah di atas 30 tahun juga umurnya? Selisihnya jauh dong sama kamu.
Deletebelum ding...suamiku 29 tahun hehehe, tahun ini baru 30 tahun dia
DeleteSemoga suaminya diberi kesehatan n umur panjang ya, aamiin.
DeleteAminnn :))
Deleteiya, yah, diragukan banget validitasnya kalo cuma TTD si pria, harusnya ada tanda tangan saya gitu *dijitak
ReplyDeleteOh Mas Arian ini Pak RT ya? Atau Modin wekekeke.
DeleteNggak punya ? hehehe terlalu banyak stempel kedutaaan :)
ReplyDeleteKereeen, pasportku baru dua stempelnya :D
Delete