Dunia maya saat
ini sedang dihebohkan dengan sensasi dan popularitas selebgram Karin Novilda
atau populer dikenal dengan nama Awkarin. Sepak terjang gadis yang punya tato
mawar hitam di lengan kanannya ini memang bikin orang terheran-heran, dia
enteng saja upload foto-foto dirinya mengenakan busana seksi dan terbuka,
melakukan aktivitas yang identik dengan kenakalan remaja seperti merokok, minum
minuman keras hingga dugem. Bahkan Karin tidak risih mengumbar kemesraannya
dengan sang pacar: Gaga di akun IG, Vlog dan Snap Chat.
Awkarin dan Sensasinya
Puncaknya adalah
vlog Karin yang bertajuk "Gaga’s Birthday Surprise & My
Confession". Dalam video yang sudah ditonton 2,6 juta kali itu Karin
menangisi mantan pacarnya tersebut, dia juga mengaku capek menghadapi para hatters-nya. Tak hanya itu saja, Karin
bahkan mengaku menggunakan bocoran kunci jawaban saat ikut UN SMA yang lalu.
Yang membuat
Awkarin makin disoroti bahkan menjadi idola para remaja adalah dengan image bad
girl tersebut, Awkarin malah berhasil menarik online shop untuk mengendorse
dirinya. Setiap bulan Awkarin mendapatkan penghasilan berupa barang sekitar 50
item tiap bulan, jika dirata-rata maka dalam sehari dia mendapatkan penhasilan
32 juta. Ini belum termasuk dari Youtube yang saat ini sudah mencapai 100 juta.
Akun sosmed Awkarin ibarat mesin uang yang semakin menjadikannya kaya raya di
usia yang masih sangat muda.
Fenomena Awkarin
sebenarnya adalah fenomena gunung es. Di luar sana banyak Awkarin-Awkarin
lainnya yang tak malu share kehidupan personalnya di social media, mulai dari
tulisan, foto hingga video. Sayangnya yang di-share kebanyakan adalah gaya
hidup anak muda yang kebablasan: umbar kemesraan bareng pacar, aktivitas nakal
seperti merokok dan minum di bawah umur, menyiksa binatang hingga menghina
lambang dan ideologi bangsa.
Masa Lalu di MP
Apa yang
dilakukan Awkarin mengingatkan pada diri saya sendiri saat masih ngeblog di
Multiply (MP). Dulu saya suka sekali menulis tentang kehidupan pribadi saya di
blog, tak hanya tulisan bahkan saya juga memasang foto-foto diri di album. Tak
hanya cerita keseharian tapi juga cerita cinta saya hingga masa-masa galau saat
habis putus pun saya tulis di sana. Saking identiknya dengan curhat dan narsis
saya sempat masuk nominasi MPers Curhat dan Ternarsis.
Motivasi saya
melakukan itu semua karena saya membutuhkan perhatian dan pengakuan dari dunia
luar. Saya bukannya kurang perhatian dan kasih sayang dari keluarga, saya terlahir
sebagai anak bungsu yang paling disayang, diperhatikan dan dieman-eman. Namun
di satu sisi, apa yang keluarga saya lakukan itu malah membuat saya merasa
terkekang, mau melakukan hal yang di luar kebiasaan atau aturan keluarga pasti
harus melalui proses negosiasi yang alot.
Kayak misalnya, dulu
saat masih SMP saya dilarang ikutan kamping Pramuka padahal lokasi sekolahnya
dekat. Trus saat udah kerja saya mau ikutan kamping di Pulau Sempu bareng
temen-temen alumnus SMA, keluarga saya melarang banget. Alasannya mereka
khawatir dengan keselamatan saya, khawatir nanti saya kenapa-kenapa, nggak
kerasan atau nggak bisa tidur. Duh kah, kalau saya masih SMP mungkin saya masih
bisa terima, lha ini saya sudah dewasa lho.
Parahnya lagi saya
termasuk introvert dan cenderung pendiam, makin sempurna hidup saya. Saya jadi
kuper, nggak punya banyak teman, baik itu di kampung atau sekolah. Bahkan sampai
lulus SMA saya belum pernah merasakan yang namanya pacaran, saya jadi merasa
saya ini jelek banget di mata teman-teman cewek di sekolah. Ini berbanding
terbalik dengan keluarga yang sering bilang saya ganteng, ya iyalah mana ada
sih ibu atau bibi yang bilang anak atau keponakannya jelek.
Saya terbiasa
menuliskan uneg-uneg atau masalah di buku harian karena memang dasarnya saya
irit bicara. Nah semua berubah ketika saya mengenal internet, khususnya MP.
Saya bisa belajar membuka diri, kebiasaan menulis di buku harian berpindah ke
blog. Saya pun jadi bisa berteman dengan banyak orang, dari luar kota, luar
pulau bahkan luar negeri meski orangnya tetep orang Indonesia sih he he he.
Dari banyaknya
pembaca blog yang komen di tulisan dan foto membuat saya mulai menyadari
potensi atau kelebihan di dalam diri saya. Oh ternyata ada yang suka sama tulisanku,
ada yang senang baca cerpenku, eh ada yang bilang aku ganteng uhuk uhuk.
Ternyata aku nggak seburuk yang aku kira selama ini. Keluarga saya memang kurang
familiar dengan dunia tulis-menulis sehingga mereka tidak bisa memberikan
apresiasi.
Dari situ, saya
jadi kayak kecanduan. Semua hal-hal pribadi saya tulis di blog, bahkan
foto-foto sama pacar juga saya pasang demi mendapatkan lebih banyak perhatian
dan pengakuan dari teman-teman. Saya berani total share kehidupan pribadi di MP
karena MP memiliki settingan dimana kita bisa memilih postingan kita apakah
untuk umum (blogger non MP bisa baca juga) MP, friend atau private.
Dakwaan PDA: Antara Teguran dan Evaluasi Diri
Nah kebiasaan
share kehidupan pribadi ini masih terbawa setelah saya menikah. Di awal-awal
menikah hingga Mama Ivon mengandung Baby Enju, saya suka share tentang
kehidupan keluarga baru saya di MP. Entah karena saya terlalu over berinteraksi
dengan Mama Ivon di MP atau karena beda prinsip saja, apa yang kami lakukan di
MP membuat seorang teman akrab mengritisinya dalam sebuah tulisan. Namanya
blogger, tidak puas hanya menjawab di komen saya pun membuat tulisan tandingan.
Tentu saja tulisan tandingan saya itu ramai banget, bahkan mendatangkan pro dan
kontra di antara MPers. MP jadi kayak terbelah jadi dua, antara yang mendukung
saya atau teman saya.
Tidak hanya itu
saja, para hatters pun bermunculan
dan membuat tulisan yang terang-terangan menyudutkan saya. Intinya sih saya dan
Mama Ivon didakwa melakukan PDA yaitu Public Display of Affection. Public Display
of Affection adalah memperlihatkan emosi antara dua orang yang saling
menyayangi dalam ranah publik. Rasanya waktu itu campur aduk, kecewa, sedih,
marah dan geram apalagi sama MPers (sebutan buat blogger di MP) yang nge-judge seenaknya. Bahkan ada yang
bela-belain invite saya sebagai kontak hanya agar bisa baca tulisan saya dan nyeramahin
saya panjang kali lebar.
Alhamdulillah
masalah itu sudah clear, kami sudah
berbaikan dengan teman saya itu. Kalau sama hatters
sih jujur saja sampai sekarang saya masih susah untuk melupakan. Karena mereka
tidak mengenal saya sebelumnya, tau-tau komen seenaknya dan menghakimi saya. Seolah-olah
PDA saya dan Mama Ivon sudah level parah seperti yang dilakukan Awkarin saat
ini. Padahal kami hanya berinteraksi mesra seperti memanggil Ndut di postingan dan
komen.
Gara-gara
dakwaan PDA itu, saya jadi jera dan mulai menarik diri dari dunia maya. Apalagi
kemudian MP ditutup, meski sedih sekali namun di satu sisi itu berkah juga buat
saya karena saya bisa menghentikan share kehidupan pribadi dan keluarga di
dunia maya, khususnya blog. Ketika akhirnya saya comeback ke dunia blog pada tahun 2015, saya sudah menentukan batasan-batasan
yang tegas apa saja yang akan saya share di internet. Untuk itu, hari ini saya
berterimakasih kepada teman saya dan hatters
yang sudah mengingatkan saya dulu. Terkadang kita memang harus dijewer agar
tahu kalau kita salah.
Who Can Stop Awkarin?
Kembali ke
fenomena Awkarin. Saya bisa mengerti kenapa Awkarin melakukan semua itu. Dari sisi
akademis Karin Novilda termasuk anak cerdas dan membanggakan kedua orang
tuanya. Tapi mungkin dia mengejar pengakuan dari dunia luar, bahwa seorang
Karin Novilda tidak hanya cerdas namun juga cantik, seksi, berani dan gaul. Saya
pun bisa mengerti kenapa Karin begitu bangga memasang foto mesranya bersama
Gaga, pacarnya yang ganteng, brondong dan tajir pula.
Dalam wawancara
di sini, Awkarin menuturkan bahwa sebenarnya orang tuanya terlalu mengekang:
“Mereka itu
terlalu mengekang. Pulang jam 7 malam saja aku ditanyain. Saat pergi sendiri
aku masih harus ditemani oleh mama, padahal dia sibuk, sehingga aku tidak
pernah keluar. Aku fight back dan bilang ingin berkembang dengan belajar
dari kesalahan-kesalahan yang aku dapat.”
Saya bisa
mengerti kenapa Awkarin melakukan itu sebab saya dulu juga berada di posisi
yang mirip dan melakukan hal yang sama, meski levelnya nggak seberani dia. Saya
juga merasa dikekang tidak hanya oleh orang tua tapi juga keluarga besar. Saya memberontak
secara halus lewat tulisan di blog. Trus kalao soal foto pacar, foto paling
berani yang pernah saya upload di MP adalah foto renang bareng pacar pertama saya.
#tepokjidat #untungkeluargatidakliat #untungMPsudahtutup
Awkarin makin
kecanduan dan kebablasan ketika foto-fotonya banyak yang ngelike, followernya makin
bertambah, pergaulan dan gaya pacarannya yang bebas dianggap sebagai
relationship goal oleh para remaja kekinian. Apalagi kemudian ada online shop
yang mengendorsenya, siapa sih yang tidak senang mendapatkan uang dari
aktivitas yang disukainya? Sama kayak kita para blogger, yang makin rajin
menulis setelah tahu kita bisa monetize blog kita.
Lalu siapa yang
bisa menghentikan sepak terjang Awkarin yang membuat para orang tua khawatir
dan mengelus dada?
Kalau saya dulu
bisa tobat karena diingatin sama teman dan hatters maka Awkarin adalah
pengecualian. Sepertinya dia adalah tipe orang yang jika dilarang atau dihujat
malah akan semakin menjadi-jadi.
Keluarga tetap
memegang peranan yang utama. Di akun IG-nya, Karin pernah mengupload foto
bersama keluarganya beserta caption yang intinya Awkarin tidak mau peduli
dengan hujatan, cacian dan makian para hatters-nya.
Baginya kebahagiaan dirinya sendiri dan keluarga adalah yang utama.
Semoga apa yang
ditulisnya itu memang dari hatinya yang terdalam. Membahagiakan orang tua tidak
hanya sukses di akademik dan menjadi jutawan di usia muda. Apalagi orang tua
Awkarin merupakan orang berada, pasti tidak membutuhkan lagi uang dari anaknya.
Membahagiakan
orang tua itu adalah dengan memberikan ketentraman dan kesejukan di hati
mereka. Hati orang tua mana yang tak resah melihat tingkah polah anaknya yang
begitu bebas di dunia nyata dan maya. Hati orang tua mana yang tak sedih
melihat anaknya dihujat sana-sini bahkan dianggap sebagai perusak moral
generasi muda. Hati orang tua mana yang bisa tenang memikirkan hari dimana
mereka akan dimintai pertanggungjawaban sebagai orang tua?
Ya, semoga
Awkarin mau memikirkan hal ini sekali saja. Semoga, aamiin.
PS
Sebetulnya anak-anak muda seperti
Awkarin tidak perlu dihentikan namun diarahkan untuk melakukan hal-hal yang
positif. Awkarin anak yang cerdas, kreatif dan berbakat. Alangkah baiknya jika
semua potensinya itu bisa disalurkan untuk hal-hal yang positif pula. Jika
Awkarin bisa menyebarkan virus-virus positif untuk generasi muda, maka saya
akan mengamini keinginannya untuk menjadi 10 orang berpengaruh di dunia.
awkarin memang akhir2 ini lagi heboh banget ya mbak :D
ReplyDeleteawalnya saya ga tau awkarin itu siapa, ehh ternyata :D hehehe
Saya Mas-mas neh, kan saya nulis di atas kalau ada yang muji saya ganteng wakakaka.
DeleteTernyata kenapa Mas Robby? Bikin tersepona ya hehehe
owalah ternyata saya salah, saya kira .... #ahsudahlah :D
Deletesedikit terharu mas ngeliat vidionya yang Gaga’s Birthday Surprise. dia berusaha utk jujur dan terbuka ke semua orang
hahahaha...
ReplyDeleteawal aku kenal kang ihwan diotakku bilang ini suami mesra banget ya. maksudnya nunjukin kepublik. tapi kalau aku liat oo emang orangnya seperti ini berdua seperti ini. kalau dulu sih suami pas belum nikah gitu pas nikah lempeng :V*lemparin bakiak *loh malah curhat
intinya sih mas, kadang emang tidaksemua kudu tahu tapi karena aku kebiasaan apa2 post ya gpp. mungkin karena kang biru ini cowok, pan jarang2 yang gitu
Kami sekarang lebih kalem kok Mbak, beda sama di MP dulu. Palingan aku komen di tulisan atau foto masakannya, bilang makasih udah masakin buat bekal kerjaku. Masa iya kayak gitu dibilang PDA juga? he3
DeleteHehehe suami kayak saya ada kok di luaran sana, tapi memang limited edition :D #mulaisongong
lg hot bgt ni awkarin, semoga keluarganya bs merangkul dia kembali
ReplyDeleteIya Mbak, bagaimanapun juga keluarga lah yang paling berpengaruh dalam membentuk pribadi anak. Semoga kita bisa mendidik dan mengasuh anak-anak kita dengan baik di zaman kekinian yang semakin berat tantangannya ini, aamiin.
Deletesebenarnya aku juga sama sih sm awkarin mas, pulang habis magrib ditanyain...kalau pergi malem jam8 harus sudah pulang padahal jam7 baru mau keluar. Pokoknya apa2 sampe mana mau kemana harus ngabarin bahkan kadang di telponin mamaku. Sampe sekarang uda punya suami pun tetep aja gitu. Tapi, balik lagi ke personel masing2 sih ya. Menganggap itu pengekangan sehingga perlu berontak apa menganggap itu biasa aja. Ya kl menganggap pengekangan mungkin benar kalimat mas ihwan kudu di arahkan hehhee...
ReplyDeletePerhatian orang tua memang kadangkala sering disalah artikan sebagai pengekangan, cara dan porsinya aja yang harus disesuaikan dengan kondisi anak dan lingkungan sekitar.
DeleteIya, semoga keluarga Awkarin bisa merangkul dan mengarahkannya kembali.
Jadi merasa senasib. Tapi dulu saya takut menceritakan ke siapa-siapa.
ReplyDeleteAkh...aku jadi pengen curhat beginian juga di blog aku.
Toss dulu kalo gitu.
DeleteSilakan Tya curhat di blognya, nanti colek saya ya kalo udah publish.
Wkwkw.. aku masa SMA juga lumayan nakal loh... ortu mah pengekang, apalagi babe, terlalu disayang, etapi kalau keluar enggak boleh jadi pas bisa keluar malah kebablas.. hehe
ReplyDeleteIya Wit, kebanyakan kalo terlalu dikekang nanti pas udah boleh keluar malah kebablasan sebab kaget dengan kebebasan yang baru didapatnya.
DeleteHahaha aku jadi inget masa2 MP itu. Seruuuuu
ReplyDeleteWekekeke, seru-seru sedeeep apalagi pas dibully orang se-MP :-)))
DeleteWaaa nggak nyangka Mas Ihwan dulunya suka curcol, hehehehe. Aku malah nggak tau multiply. Kudet banget ya huhuhuhu. Cuman tau Frenster and mIRC :v
ReplyDeleteDari curcol bisa membawa berkah Mbak, karena keseringan curcol akhirnya nulis novel judulnya Xerografer: Curhat Colongan Tukang Fotokopi hehehe
DeleteNggak apa-apa Mbak, MP itu emang kayak blog rahasia kok.
Diputusin gaga ini yg heboh banget dan akhirnya viral
ReplyDeleteOrangtua saya terutama ayah juga lumayan ketat sih orangnya, kadang ya terasa terkekang juga, apalagi karena saya anak tunggal. Cuma kalau muncul pikiran aneh-aneh langsung saya tepis. Soalnya alhamdulillah masih kepikiran kalau mau nganeh-nganeh yang rugi juga saya sendiri & kasihan orang tua. Semoga Karin bisa menyalurkan kecerdasan & kreativitasnya ke hal-hal yang lebih positif.
ReplyDeleteAwkarin ini kreatif. Tinggal gimana ada yabg mengarahkan saja.
ReplyDeleteLatar belakang memang punya pengaruh pada apa yang dilakukan seseorang ya :)
ReplyDelete