Setiap orang pasti mempunyai passion di dalam dirinya, ada yang
menemukannya dengan cepat namun ada pula yang terlambat. Bagi yang sudah
menemukan passion-nya tentu akan
merasakan sebuah panggilan jiwa untuk menekuni passion tersebut dengan sepenuh hati.
Saat masih pacaran dulu, saya tidak
mengetahui jika Mama Ivon mempunyai passion
pada dunia baking dan fotografi.
Waktu itu saya mengira Mama Ivon hanya menyenangi dunia menulis seperti
saya. Emang sih Mama Ivon pernah
memasakkan menu beberapa kali namun belum pernah membuatkan kue.
Berawal dari Kue Lebaran
Setelah kami menikah Mama Ivon mulai
menunjukkan passion-nya di dunia
baking. Diawali dengan membuat kue lebaran sendiri seperti nastar, kastangel, putrid
salju dan lainnya. Mama Ivon bercerita jika semasa remaja di Blitar selalu
membuat kue lebaran sendiri, mendiang mertua saya membelikannya peralatan
baking seperti mixer, loyang dan oven.
Dari kue lebaran, Mama Ivon lalu
mulai merambah ke jenis-jenis kue yang lain. Saya yang dari dulu suka makan
yang manis-manis tentu senang. Kue bolu, brownies, pie susu, muffin semuanya
sudah pernah dibuatin Mama Ivon dan rasanya tidak kalah dengan kue-kue yang
pernah saya beli di toko. Tapi harus diakui baking
ini terbilang hobby yang tidak murah, terutama bahan-bahannya. Lalu juga proses
pembuatannya juga membutuhkan kesabaran dan waktu yang lama. Saya kemudian jadi
mengerti kenapa harga kue-kue di toko itu kadang ada yang mahal meski ukurannya
kecil.
Untuk menambah ilmunya di dunia baking Mama Ivon rajin menimba ilmu baik
di dunia maya ataupun nyata. Di dunia maya dia bergabung dengan grup-grup
baking seperti Let's get Baking Together (LBT), Natural Cooking Club (NCC), Masak
Bareng Yuk dan masih banyak lagi lainnya. Kalau di dunia nyata Mama Ivon
mengikuti kursus atau latihan bareng (LatBar) yang diadain oleh grup-grup
tersebut.
Being Food Blogger
Setiap kali habis berkarya di dapur,
Mama Ivon selalu memotretnya guna dipasang di akun Facebook dan blognya.
Awalnya dia hanya menggunakan kamera di handphone-nya
dan properti foto seadanya juga. Walaupun begitu hasil bidikannya lumayan
bagus, bikin orang yang melihatnya ngiler ingin mencoba kue bikinannya. Mama
Ivon memajang foto-foto baking-nya beserta
dengan resepnya di http://dapurivonie.blogspot.com.
Di dunia blogging dia
bergabung dengan komunitas Indonesian Food Blogger (IDFB). Di komunitas
tersebut Mama Ivon banyak mendapat ilmu dan teman-teman baru, selain itu juga
dia rajin mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) yang rutin diadakan tiap minggu atau
bulan. Awalnya saya sempat heran, ini kok dapat PR segala, kayak anak sekolahan
saja. Dari PR-PR tersebut Mama Ivon pernah mendapatkan hadiah atau bingkisan
karena nilainya bagus, yang terbaru kemarin dia terpilih mengikuti challenge IDFB
yang bekerja sama dengan Lock & Lock, sebuah merk teflon. Lumayan dapat teflon
gratis yang harganya cukup wah tersebut. Sebagai suami tentu saya ikut bangga
melihat prestasinya tersebut.
Untuk mendukung passion Mama Ivon di dunia baking dan fotografi, maka di ulang
tahunnya yang ke 28 saya memberikan hadiah berupa kamera prosumer. Meskipun
bukan kamera DSLR namun dengan kamera ini foto yang dihasilkan mendekati hasil
foto dengan kamera DSLR. Alhamdulillah setelah memiliki kamera prosumer, Mama
Ivon makin semangat ngebaking dan
hasil jepretannya juga makin bagus. Bukan hanya saya yang memuji tapi
teman-teman di Facebooknya juga melontarkan pujian atas foto-fotonya.
Orderan Pertama
Orang bijak berkata tekunilah
hobbymu dengan sepenuh hati maka nanti secara otomatis materi akan datang
menghampiri. Karena rutin memasang foto hasil baking di Facebook akhirnya ada salah satu teman Mama Ivon yang
memesan kue di Dapur Ivonie. Orderan pertama yang diterimanya waktu itu adalah
pie buah. Alhamdulillah orderan pertama sukses, teman Mama Ivon senang dan puas
dengan pie buah tersebut.
Dari oderan pertama berlanjut ke
orderan-orderan selanjutnya. Mulai dari kue tart, pudding, pie hingga
klapertart. Pemesannya tidak hanya berasal dari dalam kota Malang, Dapur Ivonie
juga pernah mendapatkan order kue tart dari luar kota. Kami sempat bingung
bagaimana cara mengirimkan kue tart dengan utuh hingga ke rumah konsumen.
Untunglah ada jasa travel yang bersedia mengantarkan dengan menyediakan seat
khusus di depan.
Susah Senang
Menjadi suami dan anak dari seorang
wanita yang hobby baking dan
fotografi memberikan susah senang tersendiri bagi kami. Kita ngomongin susahnya
aja dulu he he he. Di awal-awal melayani orderan Mama Ivon masih kesulitan
membagi waktu antara ngebaking dan keluarga. Pernah suatu ketika Dapur Ivonie
dapat orderan kue tart dari Mojokerto. Agar kuenya tahan lama maka membuatnya
harus di malam hari, nah waktu itu karena masih pemula Mama Ivon sampai lembur.
Aiman yang memang bayi ASI tidak kunjung tidur jika belum nenen sehingga rewel
terus. Saya sudah berusaha mengalihkan dan menidurkannya namun tidak mempan,
akhirnya Mama Ivon terpaksa ngebaking
sambil nenenin Aiman.
Meski saya lahir di Malang namun
saya tidak hafal nama-nama jalan di Malang, nah hal ini kadang cukup bikin
senewen saat mengantarkan orderan karena kesulitan mencari alamat pemesan.
Kadang sudah muter-muter ke sana ke mari, eh nggak tahunya rumah pemesannya
sudah kami lewati tadi. Sebenarnya di Malang ada jasa kurir untuk kue namun
untuk jenis kue tertentu seperti tart dan pudding mereka minta ongkos dobel
karena kuenya harus dibawa berboncengan agar tidak rusak. Nah hal ini bikin
konsumen keberatan, akhirnya kami memilih untuk mengantarkannya sendiri.
Kalau senangnya sudah pasti kami bisa
menikmati berbagai macam kue yang enak-enak secara gratis. Saya punya kue
favorit bikinan Mama Ivon yaitu klapertart, teksturnya tuh lembut, taburan kayu
manisnya membuat saya makin berselara dan rasa manisnya pas, tidak kalah dengan
klapertart yang dijual di toko kue.
Sedangkan Aiman favoritnya adalah es krim,
sukaaa bangett dia makan es krim buatan Mama Ivon.
Doa Papa, semoga Mama Ivon makin hebat ngebaking-nya dan makin bagus hasil jepretannya. Kami akan selalu mendukung passion Mama sepanjang itu baik dan bisa membuat Mama Ivon bahagia, aamiin.
*komen ke-2*
ReplyDeleteFoto2nya juara! coba diseriusin, siapa tahu jadi buku resep. *pingin icip juga hwhwhw*
hehehehe maaf ya Yan kalo komenmu mesti gagal di komen pertamax.
DeleteLho dulu kan udah pernah nerbitin buku MPASI berisi resep2 masakan bayi, kalau yang baking ini belum sih.
Makasih mas Yayan, masih terus belajar, kalau buku resep baking belum pede euy, resep amsih nyontek sana-sini :D
DeleteKeren Ivon. Lanjutkan ya.
ReplyDeleteFotonya bagus2. Bikin ngiler liat olahan tangannya.