Seperti yang saya ceritakan minggu lalu bahwa Aim menderita sakit
panas, pilek dan batuk. Karena sudah tiga hari tidak sembuh-sembuh kami pun
membawanya ke DSA langganan kami yaitu Dr.Sri Kusumawardani, SpA atau lebih
akrab dipanggil Dr.Dani. Selain diberikan obat, Dr.Dani juga memberikan
surat rujukan untuk melakukan Terapi Nebulizer untuk membantu mengeluarkan
dahak dan melancarkan pernafasan Aim. Memang kalau bayi atau anak-anak pasti
masih kesusahan untuk mengeluarkan dahak maka dari itu perlu dibantu dengan
Terapi Nebulizer. Untungnya kami dulu sudah pernah melakukan Nebulizer buat Aim
di Poliklinik UB sehingga tak perlu bingung lagi harus pergi ke rumah sakit
mana.
Sayang sekali ternyata di Poli UB
tidak memiliki obat yang diresepkan oleh Dr.Dani, mereka memberikan dua opsi
yaitu menunggu stafnya membeli di apotek atau pindah ke rumah sakit lain. Mengingat
kondisi Aim yang segera butuh Nebulizer maka kami putuskan untuk pindah saja ke
rumah sakit lain. Mereka menyarankan kami untuk pergi ke Galeri Candra, sebuah
rumah sakit ibu dan anak yang berada di Jl. Bunga Andong 3, Soekarno-Hatta.
Untung saja di Galeri Candra menyediakan obat yang dibutuhkan Aim sehingga
begitu datang bisa langsung diterapi.
Apa itu Terapi Nebulizer
Terapi Nebulizer atau disebut juga
Nebulisasi adalah terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizer.
Awalnya terapi ini hanya dilakukan pada kasus asma, tetapi seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan dan beberapa penelitian menunjukkan terapi ini
juga bermanfaat dalam mengatasi masalah saluran nafas lainnya. Tindakan ini
dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir, melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan
indikasi dan jenis obat yang dipilih.
Pengobatan lewat Nebulizer ini lebih efektif dari obat-obatan
minum, karena langsung dihirup masuk ke paru-paru, sehingga dosis yang
dibutuhkan pun lebih kecil, otomatis juga lebih aman. Biasanya dipakai untuk
anak asma atau yang memang sering batuk pilek berat karena allergi maupun flu. Penggunaan
nebulizer sekali sama dengan obat oral tiga kali sehari.
Manfaat Nebulizer
Nebulizer umumnya berupa cairan yang diberi obat bronkodilator dan
ekspektoran. Bronkodilator berfungsi untuk melebarkan otot-otot saluran
pernapasan, sedangkan ekspektoran sebagai pengencer dahak. Cairan ini akan
diubah menjadi uap oleh nebulizer yang diberikan dengan cara menghirup uapnya.
Lewat pemberian obat melalui nebulizer, dahak
akan lebih encer dan saluran napas lebih meluas sehingga dahak lebih mudah
keluar saat batuk dibantu dengan menepuk ringan pada bagian dada dan punggung.
Manfaat pemberian nebulizer biasanya langsung terasa. Pada kasus berat,
pemberian nebulizer
harus rutin agar tidak terjadi penumpukan dahak.
Berapa biaya Terapi Nebulizer
Biaya Terapi Nebulizer di tiap
rumah sakit berbeda-beda, tergantung status rumah sakit dan jenis obat yang
diberikan. Berdasarkan pengalaman kami kemarin, biaya Terapi Nebulizer di
Poliklinik UB yang milik Universitas Brawijaya adalah Rp.50.000. Sedangkan di
Galeri Candra yang milik swasta Rp.70.000. Aim sendiri harus diterapi sebanyak
3 kali berturut-turut. Untuk terapi hari kedua dan ketiga kami melakukannya di
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan (RKZ), biayanya sama Rp.70.000 tapi enaknya
untuk terapi hari ketiga kami hanya perlu membayar sewa alat Nebulizernya saja
sebesar Rp.50.000 karena obat yang dipakai di hari kedua masih sisa.
Demikianlah sharing Keluarga Biru
tentang Terapi Nebulizer semoga berguna bagi para pembaca, terutama yang masih
punya balita seperti kami. Meskipun manfaatnya lebih efektif dari obat oral
atau Anda punya alat Nebulizer sendiri di rumah, namun Terapi Nebulizer harus
tetap dilakukan berdasarkan resep dokter ya.
Referensi:
http://shahabsuraiyah.blogspot.com/2011/10/nebulisasi-dan-terapi-inhalasi-pada.html
http://lifestyle.okezone.com/read/2014/11/29/481/1072426/manfaat-nebulizer-wajib-moms-tahu
http://perawatsamarinda.blogspot.com/2013/03/prosedur-tindakan-nebulizer.html
hahaha saya tahu barangnya, baru tahu namanya Nebulizer :)
ReplyDeleteTahu di mana Mas? Pernah nyobain juga?? :D
Deletemakin canggih ya
ReplyDeleteIya Mbak, sebagai calon ibu Mbak Gusty harus mengetahuinya juga lho.
DeleteLala ama Reva langganan nebulizer, Wan... Mereka berdua punya penyakit asma turunan dari aku. Semoga asma mereka bisa sembuh juga seperti asma-ku yang alhamdulillah udah sembuh alias gak pernah kambuh lagi sejak SD.
ReplyDeleteTrus selama ini kalau nebul di rumah sakit atau nebul sendiri di rumah?
DeleteAamiin, moga lekas sembuh asmanya. Lha dulu kamu diobatin apa kok bisa sembuh?
Aku dulu sembuh sejak ikut olah raga beladiri, Wan.. Aku ikut beladiri mulai kelas 5 SD. Alhamdulillah sejak itu emang gak pernah kambuh lagi.
DeleteSelama ini Reva n Lala kalo nebul di RS, Wan.. Belum punya alatnya..
Anakku pernah dua kali terapi nebulizer. Waktu itu karena batuknya ga sembuh2. Alatnya aku beli sendiri, biar ga pake punya RS :)
ReplyDeleteDulu sempat juga pengin beli Mbak, trus pas cek harganya di internet jadi mundur-mundur ganteng :D
DeleteNajin kena Alllergi protein susu. Meler dan batuk. Nggak pernah Nebulizer ke Rumah sakit. sama dokternya disuruh beli. Sebelum bobok aku nebulizer dulu. Lumayan dah nggak meler. cuman kalau kena makanan "nggak sesuai' langsung batuk. Sehat selalu Aim
ReplyDeleteWah ternyata banyak juga anak-anak yang pernah ngerasain Nebulizer ini.
DeleteTakut terkena penyakit dari anak lain ya Mbak kalau pakai nebul di RS?
Aamiin, doa yang sama buat Kak Najin.