Pada tanggal 31
Mei 2015, saya dan teman blogger saya Hariyadi Yansyah mendapatkan pesan dari
Mbak Katerina di Facebook. Isi pesannya
adalah beliau mengatakan jika ada peluang menulis artikel wisata edisi Ramadhan
di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta. Nah Mbak Rien, begitu kami biasanya
memanggilnya, berniat merekomendasikan teman-temannya saja untuk mengisi
artikel tersebut, saya, Yayan dan Zahra dipilih untuk diajukan kepada redaktur
Kedaulatan Rakyat. FYI, Mbak Rien ini artikelnya sudah wara-wiri di berbagai
media cetak, mulai dari koran hingga majalah keren .
Bagi saya ini
kesempatan bagus sekaligus tantangan karena waktu yang diberikan adalah
seminggu, artikel kami harus masuk di meja redaksi seminggu sebelum lebaran.
Mbak Rien menyarankan Yayan menulis tentang Masjid Agung Palembang atau Masjid
Cheng Ho, sedangkan saya disarankan menulis tentang Masjid Agung Jami’ Malang
atau Masjid Tiban, Turen.
Empat hari
berselang, saya masih agak bingung mau menulis tentang Masjid Jami atau Masjid
Tiban. Masjid Tiban menarik dan unik namun jaraknya jauh dari rumah, kalau ke
sana harus di hari libur. Kami memang sudah lama penasaran pengin ke sana sih.
Karena waktunya yang nggak memungkinkan, akhirnya saya pilih Masjid Jami saja.
Meskipun letaknya dekat dengan rumah namun selama ini saya belum pernah
menulisnya.
Di hari Jumat,
saya pun sholat Jumat di Masjid Agung Jami’ Malang sekalian hunting foto untuk
artikel. Waktu itu saya memotret bagian luar masjid terlebih dahulu, setelah
itu saya mengambil air wudlu dan segera ke lantai dua. Setelah sholat Jumat
usai barulah saya hunting foto di bagian dalam masjid. Sesuai saran Mbak Rien,
foto-foto yang musti ada antara lain: foto interior,
eksterior, ruang shalat, bangunan penunjang (kalau ada), dan kalo bisa suasana
di waktu shalat. Yang paling khusus adalah saya harus bisa mengambil foto
pilar-pilar di dalam Masjid Agung Jami’ karena sejak berdiri hingga mengalami
renovasi berulang kali, pilar-pilar itu tidak pernah diganti.
Alhamdulillah foto-foto sudah dapat, sekarang
tinggal menulis artikelnya. Sebagai bahan referensi saya gugling artikel
tentang sejarah Masjid Agung Jami’, cukup banyak sekali referensi yang saya
dapatkan. Bahan-bahan sudah terkumpul semua, sekarang yang saya butuhkan adalah
waktu untuk menulisnya. Jujur saja, untuk saat ini waktu untuk menulis buat
saya itu sesuatu yang sangat langka sekali. Kalau saya di rumah, Aim tuh selalu
nempel dan ngajakin main. Saya harus nunggu dia tidur dulu baru bisa menulis.
Dan dia tuh tidurnya malam banget, paling awal itu jam 12 malam.
Saya waktu itu udah agak pesimis, apakah bisa
merampungkan artikelnya. Yayan waktu itu di inbox bilang sudah 90 % naskahnya.
Whuaaa, saya harus cepatan nulis neh. Akhirnya saya bela-belain deh begadang
untuk merampungkannya. Dan pada hari Senin, akhirnya naskah itu rampung. Mbak
Rien membantu mengedit bagian-bagian yang kurang dan memilihkan foto-foto mana
saja yang layak untuk dikirimkan. Alhamdulillah naskah saya nggak banyak editan
dan semua fotonya bagus, begitu kata Mbak Rien.
Ramadhan sudah berjalan dua minggu, namun kami
masih belum mendapat kabar apakah naskah kami dimuat atau tidak. Kami akhirnya
hanya bisa pasrah, kalau artikelnya tidak dimuat ya nanti diposting aja di
blog, nggak masalah. Yang penting kami sudah berusaha maksimal dan sebaik
mungkin, hasil akhir kami serahkan Allah.
Dan kemarin Mbak Rien mendadak wasap saya dan mengirimkan
sebuah foto artikel Masjid Agung Jami di harian Kedaulatan Rakyat.
Alhamdulillahirobbila Alamiin, sebuah kabar yang benar-benar membuat saya
senang. Berikut penampakan artikel tersebut.
Karena Kedaulatan Rakyat ini hanya beredar di
Yogyakarta maka saya lalu mencoba menghubungi teman blogger yang ada di sana
yaitu Priyo dan Mbak Ima. Syukurlah Mbak Ima bisa membantu membelikan koran KR.
Selang dua jam, dia kirim pesan kalau Mamanya sudah membeli koran Kedaulatan
Rakyat, jadi dia tidak perlu beli. Saya dikasih koran yang ada artikelnya saya
saja hehehe. Terimakasih Mbak Ima.
Keberhasilan menembus media untuk yang kedua
kalinya ini makin memupuk semangat saya untuk menulis untuk media lagi.
Terimakasih kepada Mbak Katerina yang sudah membukakan jalan buat saya dan atas
masukannya, semoga Allah membalasanya berlipat. Terimakasih juga kepada Bapak
Wawan, redaktur Kedaulatan Rakyat yang sudah memuat naskah saya, semoga ini
bukan yang pertama dan terakhir ya Pak he he he. Buat Yayan dan Zahra, semoga
minggu depan giliran artikel kalian yang dimuat, aamiin. Bagi teman-teman yang
mau membaca artikel saya silan membaca versi e-papernya di website Kedaulatan
Rakyat.
Selamat mas - terus mengukir prestasi dengan ketajaman tulisan sampeyan *Jos!
ReplyDeleteMakasih dan salam kenal Mas Gun :-)
DeleteSelamat ya Ya Waaaan. Nanti kalo aku udah pulang ke Aceh, aku mau belajar juga sama mbak Rien. Udah sejak tiga bulan lalu aku ditawari belajar menulis travelling sama beliau, tapi akunya yang belum sempat krn masih asik dengan thsesis, xixixii... *lirik mb rien :p
ReplyDeleteMemang susah tuh mbagi waktu dan pikiran kalau masih ada tanggungan lain, apalagi ini thesis. Moga cepat kelar thesisnya, aamiin.
DeleteSelamat ya mas. Tulisan masuk koran rasanya bahagia banget pastinya ya mas.
ReplyDeleteMakasih Mas. Tentu bahagia karena menaklukkan media bisa menjadi tolok ukur kemampuan menulis kita selama ini.
DeleteSelamat, ya Mas.. semoga semakin semangat dan tambah berkah..
ReplyDeleteMakasih Mbak, Aamiin Ya Allah.
Deletewaaa..selamat ya ihwan..reportasemu keren memang , semoga makin banyak dimuat di media massa yaa
ReplyDeleteMakasih Mbak Dewi, baru belajar kok. Aamiin Ya Robbal Alamiin.
DeleteAlhamdullilah, selamat ya Wan... Semoga listnya semakin panjang. Aamiin
ReplyDeleteMakasih Mbak Zulfa, Aamiin.
DeleteZahra gak jadi kirim mas Ihwan >.<
ReplyDeleteLho kenapa nggak jadi? Nggak sempat nulis kah?
Deleteselamat ya mas ihwan.. keren tulisannya.. beda ya baca koran kalau penulisnya kita kenal *ikutan bangga*
ReplyDeleteMakasih Mbak Ima. Ayo Mbak coba juga, semoga lolos. Pasti nanti Mama Papa juga bangga bacanya.
Deletebagus tulisanya mas
ReplyDeleteMakasih Mas :-)
DeleteSelamat kak ... traktir kitamakan2 yaaa biar makin cetar #NgarepGratisan
ReplyDeleteTumben panggil Kakak.
DeleteBoleh, tapi main ke Malang dulu :P
Selamat ya Wan :)
ReplyDeleteMakasih Mbak Rien atas jalan yang diberikan.
DeleteBerhubung namaku udah disebut haha, komennya sekalian berharap, semoga minggu ini tulisanku yang muncul. Jika emang gak "jodoh" ya tetap semangat, kirim ke media lain :D
ReplyDeleteAamiin, moga dimuat Yan.
DeleteYuhuuuu.. Selamat ya, Wan.. :)
ReplyDeleteMakasih Dee :-)
Delete