Alhamdulillah
tahun ini Keluarga Biru diberi kesempatan sekali lagi untuk bertemu dengan
Bulan Ramadhan dan merayakan Idul Fitri kembali. Idul Fitri kali ini kami
merayakannya di Malang. Kami memang mengagendakan untuk merayakan Idul Fitri
secara bergantian tiap tahu di Malang dan Blitar. Seperti yang pernah saya
tulis jika kami sudah menempati rumah baru sejak tiga bulan yang lalu sehingga
lebaran tahun ini menjadi terasa sangat istimewa sekali.
Sebagaimana
keluarga lainnya, kami juga mempersiapkan diri menyambut Idul Fitri. Untuk
rumah tidak perlu disiapkan lagi karena masih baru ditempati jadi kondisi
catnya masih bagus. Lalu untuk urusan kue lebaran sudah ada Our Beauty Chef
yang sudah membuat kue-kue lebaran dua minggu sebelum lebaran. Kue yang dibuat
Mama Ivon antara lain Nastar Nan Gurih , kastangel, almond blueberry, kurma
coklat, praline, semprit dan kue kacang.
Trus untuk baju
lebaran, Mama Ivon mempercayakannya kepada temannya yang sudah menjadi penjahit
langganannya. Tema baju lebaran kami tahun ini adalah shabby chic, warnanya
tentu saja tetap biru. Lalu sebagai tanda syukur atas rezeki yang diberikan
Allah, kami juga membagikan sedikit rezeki kepada para keponakan kami. Saya pun
mencari informasi penukaran uang baru dari teman kerja yang sudah duluan
menukarkan uang baru di bank-bank di Malang. Cukup menyita waktu dan kesabaran
untuk mendapatkan uang baru, saya sampai bela-belain pergi ke bank sehabis
shubuh untuk mendapatkan nomer antrian. Setelah itu kembali lagi pagi harinya
untuk mengantri menukarkan uang baru.
Tahun kemarin
saat merayakan lebaran di Blitar kami bangun kesiangan karena malamnya
kecapekan. Oleh sebab itu malam lebaran tahun ini kami usahakan tidur lebih
awal. Alhamdulillah kami berdua bisa bangun saat adzan shubuh berkumandang.
Setelah menjalankan sholat shubuh kami lalu mempersiapkan diri, termasuk
membangunkan Aim yang masih lelap dalam tidurnya.
Saat jam masih
menunjukkan pukul enam kurang sepuluh menit terdengar suara pembawa acara dari
masjid yang menyampaikan pengumuman yang terkait dengan perolehan zakat fitrah
dan lain-lain. Kami saat itu sudah hampir selesai dan segera berangkat ke
masjid. Adzan kemudian berkumandang dan setelah itu dilanjutkan dengan
pembacaan takbir. Tidak tahunya saat kami hendak keluar dari rumah, sang
muadzin mengumandangkan iqomah. Kami segera bergegas namun ternyata jalan untuk
menuju tempat sholat jamaah wanita sudah tertutup. Mama Ivon pun tak bisa
sholat di sana. Kami pun akhirnya menjalankan sholat Idul Fitri di jalan,
tepatnya di depan rumah tetangga kami.
Selesai sholat
kami segera pergi ke rumah keluarga besar saya dimana sudah ada Ibu dan keluarga
besar saya yang lain. Suasana haru menyelimuti acara sungkeman kami pagi itu,
terutama keluarga Bibi saya yang beberapa bulan yang lalu baru kehilangan
suami. Memang suasana Idul Fitri akan terasa berbeda jika ada salah satu
anggota keluarga yang tidak ada lagi di antara kami. Apalagi paman kami selama
ini sangat baik kepada kami para keponakan dan cucu-cucunya. Sehabis
bermaaf-maafan kami kemudian pergi ke makam para mendiang keluarga kami seperti
ayah, paman dan bibi kami yang berada di belakang masjid.
Dari makam kami
lalu pulang ke rumah untuk berganti pakaian dengan baju lebaran kami yang
bertema shabby chic. Sebelum kami pergi ke rumah paman kami yang lain, kami
menyempatkan diri untuk berfoto keluarga. Boleh percaya atau tidak, meski sudah
menempati rumah selama tiga bulan lebih namun kami belum pernah foto bertiga.
Nah di moment yang sakral ini kami ingin membuat foto keluarga yang berkesan.
Saya lalu
mengambil tongsis yang baru saya beli di bulan puasa, kami lalu mengabadikan
diri bersama. Eh tapi ternyata kualitas foto depan kamera saya kurang bagus
sehingga kami putuskan untuk mengulang foto keluarga kami dengan kamera
prosumer. Meski tidak punya tripod namun Mama Ivon berusaha mengakalinya dengan
menaruh kamera tersebut di atas meja, lalu setelah disetting waktunya kami pun
akhirnya bisa berfoto keluarga.
Tak lupa juga kami mengambil gambar
masing-masing, Aim yang sudah terbiasa dipotret sejak bayi sudah bisa bergaya
saat kamera dibidikkan padanya. Liat aja, gayanya sudah kayak model professional
saja he he he.
Itulah Cerita
Lebaran Keluarga Biru di hari pertama Idul Fitri tahun ini. Nantikan cerita
kami selanjutnya saat berlebaran ke rumah keluarga, kerabat dan teman kami baik
itu di Malang, Blitar, Batu dan Lumajang. Tak lupa juga kami mengucapkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H, kami memohon maaf atas segala kesalahan
kami baik yang sengaja atau pun tidak disengaja. Semoga kita semua diberi
kesempatan untuk bertemu Ramadhan dan Idul Fitri kembali tahun depan, aamiin.
Semua serba biru tampaknya ya. Dari baju, sepatu Aim, gorden, sampai taplak meja :D
ReplyDeleteBtw, suka banget sama foto keluarga yang pertama.
Naksir berat baju Ivone :D
ReplyDeleteBaju dengan kain yang murah meriah itu mbaak :D
DeleteAlhamdulillah, semoga bisa dipertemukan dengan ramadhan dan lebaran tahun depan ya. Pakai tema apa ya? Bolehlah di plan dari sekarang hehehe
ReplyDeleteLebaran kami sekeluarga belum pakai baju kembaran atau sekedar warna yang sama, selalau beda.
ReplyDeleteMau lah dikirimi nastar yang gurih itu, tahun ini belum cobain nastar.....
Aim makin tinggi yaaa :)
ReplyDeleteDi rumah rasanya masih ada nastar, kurang laku, kalah saing sama pempek hahaha
Bagus bang blognya. Apalagi temanya biru, warna favorit itu. Everything is blue
ReplyDeleteMama ivon anggun bgt
ReplyDeleteBiru semua... Mantap :)
ReplyDelete