Semasa sekolah dulu saya suka pergi
ke perpustakaan jika jam istirahat karena saya memang suka membaca plus dulu
kuper jadi nggak punya banyak teman yang akrab he he he. Maklum saya emang
aslinya pendiam kalau lagi tidur dan agak introvert, jadi daripada manyun
sendirian saat istirahat #MelasBangetGue mending pergi ke perpus aja. Biasanya
yang saya baca adalah buku-buku ensiklopedia tentang alam, sains dan
sejenisnya.
Saya baca ensiklopedia bukan karena
saya punya cita-cita jadi professor sih tapi karena di antara buku-buku perpus
sekolah yang menarik ya hanya itu he he he. Aslinya sih pengin baca majalah Play
Boy remaja atau novel-novel karya penulis yang lagi top waktu itu seperti Fredy
S wekekeke, kalau itu bukan termasuk kategori novel ya tapi pelajaran tentang reproduksi
manusia yang dikemas lebih atraktif. #DihujatFPI
Siapa yang menyangka, ternyata jalan
hidup saya ditakdirkan bekerja di perpustakaan juga yaitu di salah satu PTN
nomer satu di Malang. Kalau sampai nggak tahu PTN yang saya maksud kebangetan
deh, berarti Anda bukan blogger yang gaul dan kekinian wekekeke. Padahal dulu
sebenarnya punya cita-cita jadi wartawan atau terjun di dunia pariwisata entah
kerja di hotel, objek wisata atau kapal pesiar. Awal mula kerja di perpustakaan
karena ditawari kerjaan oleh seorang sahabat yang baik hati, Ardi namanya.
Waktu itu ditawari jadi tukang fotokopi, karena sadar diri nggak punya skill
apa-apa dan hanya lulusan SMA maka saya terima dengan senang hati. Niatnya sih
hanya buat batu loncatan, eh ternyata betah sampai sekarang.
Dulu saya tahunya di perpustakaan
sekolah itu hanya ada satu pegawai dan satu ruangan saja namun setelah bekerja
di perpustakaan PTN ini barulah saya tahu bahwa ada banyak bagian di dalam
sebuah perpustakaan dan tentu saja membutuhkan banyak pegawai. Ada bagian Pengadaan,
Pengolahan, Digitalisasi, IT, Sirkulasi, TU, Keanggotaan, Multimedia dan
lain-lain. Di awal-awal karier, saya ditempatkan di bagian yang lebih banyak
membutuhkan tenaga yaitu di bagian fotokopi, loker dan penjaga pintu keluar.
Seiring dengan berjalannya waktu dan mungkiiin para bos melihat kemampuan dan
kinerja saya, saya dipindahkan ke Bagian Internet.
Enak banget kerja di Bagian Internet
karena saya bisa ngenet gratis dari pagi sampai sore. Di sinilah saya lebih
leluasa lagi mengeskplorasi internet, terutama blog. Passion terpendam saya yaitu menulis menemukan jalan tol untuk
berkembang, Alhamdulillah selain ngeblog saya pun juga mulai mengenal dunia
buku dan penerbitan, dua buku solo dan beberapa buku antologi lahir dari tangan
saya.
Ibarat pepatah tak ada gading yang
tak retak, meski pihak perpus memberikan apresiasi atas kiprah saya di dunia
menulis namun ada satu-dua orang yang mungkin tak suka melihatnya. Dengan
alasan rotasi pegawai saya dipindahkan ke Bagian Sirkulasi. Namun saya tahu
jika ada yang bisik-bisik ke para bos kalau saya seharian kerjanya hanya nulis
saja hehehe. Lucu banget deh, kan memang di Bagian Internet itu saya dituntut
untuk stand by melayani para pengunjung. Apa salah jika di saat senggang tak
ada pengunjung saya nyambi nulis. Masa iya saya duduk bengong seharian di depan
komputer canggih
kalau lagi tidak ada pengunjung yang ngenet atau ngeprint. Lagian pegawai yang
nyambi di sela-sela kerja bukan hanya saya seorang. Masih mending saya
nyambinya tetap stand by daripada yang lain nyambi di luaran dan
meninggalkan tempat kerja.
Sebagai seorang bawahan saya nurut
saja mau dipindahkan kemana. Alhamdulillah di Bagian Sirkulasi ini para posnya
baik hati, mereka tidak masalah jika di waktu senggang saya nyambi nulis. Yang
penting para pengunjung tetap dilayani dengan baik. Blessing in desgue, mungkin itu istilah yang tepat untuk
menggambarkan perjalanan karier saya di Bagian Sirkulasi ini. Selang enam bulan
saya ditempatkan di situ, koordinator saya mendapat tugas belajar di
Yogyakarta. Otomatis posisi beliau menjadi kosong. Dalam rapat para bos
ternyata tak ada yang bisa atau lebih tepatnya tak ada yang mau menempati
posisi tersebut, maka saya yang ketiban sampur didapuk untuk sementara
menggantikan beliau. Setelah enam bulan masa percobaan, pihak Perpus akhirnya
membuat SK tertulis tentang posisi baru saya sebagai Koordinator Sub Bagian
Sirkulasi.
Mungkin ada yang heran kenapa tidak
ada yang mau menempati posisi sebagai Koordinator Sub Bagian Sirkulasi. Bagian
Sirkulasi melayani peminjaman dan pengembalian buku, administrasi denda dan
pesanan koleksi. Di dalam pelaksanaannya banyak sekali hal-hal menantang dan tak
terduga yang kami alami sehari-hari.
Pernahkah Anda mengalami situasi
dimana ada seorang gadis menangis tersedu-sedu meminta belas kasihan Anda
karena tidak punya uang untuk membayar denda sementara hari itu juga dia harus
mendapatkan surat bebas pinjam untuk ikut ujian skripsi? Jika tidak, maka dia
harus membayar lagi biaya satu semester atau yang lebih gawat lagi bisa kena
DO.
Atau pernahkah Anda menghadapi
seorang mahasiswi S2 yang lagi PMS marah-marah hanya karena harus menunggu
sepuluh menit untuk mengambil KTM-nya. Sedangkan saat itu Anda sedang
istirahat? Tak hanya itu, dia juga membentak-bentak Anda di depan umum?
Masih kurang? Pernah nggak ngadepin
seorang mahasiswa ngeselin yang nggak terima kena denda banyak padahal itu
karena kesalahannya sendiri. Dia lupa mengembalikan buku dari awal dia kuliah
sampai akhirnya mau lulusan.
Untung deh staff di Bagian Sirkulasi
sabar-sabar, baik hati dan tahan banting, kalau enggak sudah minta pindah
bagian deh.
Denda buku memang sengaja di-charge tinggi sebab selama ini para mahasiswa
itu cenderung menggampangkan dendanya. Lupa atau sengaja tidak dibalik-balikkin
karena dendanya ringan. Walaupun begitu kami tidak menutup mata, denda yang
besar itu sebenarnya shock terapi, kami akan memberikan diskon yang besar,
kadang malah lebih dari 75 %. Bahkan jika yang bersangkutan adalah mahasiswa
bidik misi atau dari ekonomi tidak mampu akan kami berikan diskon denda yang
besar asalkan mampu menunjukkan surat bidik misi atau keterangan tidak mampu
yang resmi dari Kelurahan.
Percaya nggak? Meski sudah dibantu
dengan keringanan yang besar seperti itu, masiih ada aja yang mau curang dengan
membuat surat keterangan miskin palsu. Malahan pernah ada seorang mahasiswi
cantik dengan penampilan modis dan punya android, eh bela-belain ngajuin surat
keterangan miskin demi mendapatkan diskon denda yang besar. Padahal setelah
saya kepoin akun FB-nya, dia pernah datang di acara nikahan yang mewah trus dia
juga punya OL Shop pakaian cewek. Dan yang terakhir, kami tidak sengaja bertemu
di sebuah toko aneka perlengkapan rumah tangga yang cukup terkenal di Malang.
Itulah sekelumit cerita tentang
pekerjaan saya. Suka dan duka yang saya alami memang sudah menjadi konsekuensi
yang harus saya tanggung. Meskipun saya introvert namun saya orangnya kadang
gampang bosan, dengan ditempatkan di Bagian Sirkulasi ini saya bisa bertemu
banyak orang dengan berbagai sifat dan karakternya. Apalagi kalau melayani
mahasiswi yang bening dan kinyis-kinyis gitu, lumayan buat obat awet muda
ahahaha.
Sekarang ini profesi sebagai seorang pustakawan sudah mulai banyak dilirik oleh anak muda, terlihat dari makin banyaknya yang mendaftar di Jurusan Perpustakaan. Perpustakaan dan instansi di seluruh Indonesia masih membutuhkan banyak sekali tenaga pustakawan muda yang siap terjun memajukan dunia pendidikan dan literasi. Jaminan masa depannya juga cerah kok, bisa menjadi PNS dan mendapatkan tunjangan pustakawan. So buat Anda yang mempunyai putra-putri atau kamu yang baru lulus SMA jangan ragu untuk mendaftar di Jurusan Perpustakaan. Dan bersiaplah menikmati dunia kerja yang penuh tantangan sebagai pustakawan, Good Luck!
Sekarang ini profesi sebagai seorang pustakawan sudah mulai banyak dilirik oleh anak muda, terlihat dari makin banyaknya yang mendaftar di Jurusan Perpustakaan. Perpustakaan dan instansi di seluruh Indonesia masih membutuhkan banyak sekali tenaga pustakawan muda yang siap terjun memajukan dunia pendidikan dan literasi. Jaminan masa depannya juga cerah kok, bisa menjadi PNS dan mendapatkan tunjangan pustakawan. So buat Anda yang mempunyai putra-putri atau kamu yang baru lulus SMA jangan ragu untuk mendaftar di Jurusan Perpustakaan. Dan bersiaplah menikmati dunia kerja yang penuh tantangan sebagai pustakawan, Good Luck!
NB:
Sumber foto ilustrasi
http://perpustakaan.kaltimprov.go.id/berita-558-profesionalisme-pustakawan-dan-kemandirian.html
good luck
ReplyDeleteMakasih :-)
DeleteSukanya bisa baca ratusan buku sampe kelempoken. Komputer canggihnya bisa buat baca buku online juga.
ReplyDeleteIronisnya, saya sekarang udah jaraang banget baca buku Mbak. Keasyikan ngeblog dan baca artikel temen2 blogger via komputer canggih :D
DeleteHehehe, mirip2 sama pengalaman saya di bagian yg ngurusi sistem informasi akademik Mas. Mulai dari drama kesalahpahaman mahasiswi pas memakai sistem sampai pemalsuan nilai oleh sejumlah oknum tertentu.
ReplyDeleteIntinya, kalau urusannya sama mahasiswa ya memang harus banyak2 nahan emosi ya. Klo komplain dari dosen atau karyawan biasanya lebih kalem. Hehehe.
Maklum Mas mereka masih berdarah muda, trus juga yang urusan sama denda yang besar itu rata-rata sudah kepepet deadline lulusan jadi panikan.
DeleteMas Wijna kerja di mana kalau boleh tahu?
Wah, patut disyukuri nih Mas bisa kerja di bidang yang ga jauh2 dari buku, sementara ada orang di luar sana yang kepengen banget ngambil Jurusan Kepustakaan dan kerja di bidang yang sama (maksudnya saya hehe).
ReplyDeleteWaktu sekolah dulu saya juga manfaatin perpustakaan untuk baca ensiklopedia, plus koran yang disediain di sana. Lumayan, nambah wawasan gratis.
Sekarang jadi tahu suka dukanya kerja di perpustakaan :-)
Semoga diberi jalan dan kemudahan Mas untuk keinginannya kerja di perpus. Rajin-rajin kepoin situs instansi atau perpusnas aja.
DeleteApalagi melayani mahasiswi yang bening dan kinyis-kinyis. Haha gue laporin Mama Ivon dah :D
ReplyDeleteDia mah udah tahu sejak belum nikah Mbak :P
Deletesambil menyelam minum air yah mba :)
ReplyDeletesambil kerja sambil nulis :D
Betul sekali Mbak. Maaf saya mas-mas bukan Mbak :D
DeleteWaaah jd keingat dlu waktu kuliah... Saking seringnya ke perpus ampe berteman dkt apa pegawai perpus...
ReplyDeleteDi sini juga ada mahasiswa yang jadi akrab sama kami karena keseringan ke perpus.
DeleteMau suka, mau duka, nikmati sajaaaa :D
ReplyDeleteIya dooong, kalau saya nggak menikmati udah cabut aja dari zaman dulu ;P
DeleteAku dulu suka curhat sama pustakawan di sekolah. Hihi. Abis beliau pengetahuannya banyak. Efek sering baca buku :)
ReplyDeletegood morning and good luck spirit? Thank you for the information
ReplyDeleteAku dulu ke perpus tiap ada jam kosong, kebetulan kelaskugak jauh dari perpus wan :) sukaa sukaa
ReplyDeleteingin sich jadi orang yang suka baca buku tpi selalu banyak godaannya..hhe
ReplyDeletepostingan terbarunya sangat di tunggu nichh
ReplyDeletesemangat menjadi pemustaka
ReplyDelete