Berbicara mengenai Yogyakarta, banyak sekali
magnet yang menarik siapa saja untuk mendatanginya. Magnet itu berupa objek
wisata, kesenian, fashion, kuliner dan segala hal yang berbau-bau Yogya pasti
bikin orang tertarik. Nah kali ini saya mau menulis pengalaman wisata kuliner
saya di kota yang terkenal dengan sebutan Kota Gudeg ini. Tapi bukan gudeg yang
mau saya tulis, melainkan sebuah menu kuliner bernama ayam dan mie gejrot yang
merupakan menu andalan D’Gejrot Kemek.
Mendengar kata gejrot pasti pikiran kita langsung
tertuju pada tahu gejrot dari Cirebon. Founder D’Gejrot Kemek yakni Agus Hadi
Prayitno mengakui jika usaha kulinernya itu terinspirasi dari tahu gejrot.
Definisi gejrot sendiri adalah proses untuk lauk yang sudah digoreng digejrot
(baca: diuleg) dengan menggunakan cobek dan ulegan yang dikombinasikan dengan
marinet (baca: bumbu rempah yang sudah masak) dan cabe rawit segar yang
ditentukan sendiri jumlahnya oleh pelanggan sehingga menghasilkan produk yang
khas dan rasa yang spesifik.
Sedangkan kata kemek merupakan kata dari slang
Betawi yang artinya makan. Kemek diharapkan bisa jadi trigger (baca: pemicu)
ketika melihat, membaca ataupun ingat kata kemek ingatnya dengan makan di
D'Gejrot ataupun sebaliknya ketika ingat makan ingatnya dengan kemek di D'Gejrot.
Selain itu, kemek diharapkan bisa menjadi pengganti kata makan dalam percapakan
sehari-hari di Jogja, misalnya dari percapakan yuk, kita makan-makan jadi yuk,
kita kemek-kemek, dari selamat makan jadi selamat kemek.
Trus gimana ceritanya saya yang berada di Malang bisa menemukan D’Gejrot Kemek yang ada di Yogyakarta. Begini-begini, kan akhir bulan kemarin saya ikut rombongan studi banding ke Unes dan Undip Semarang. Di perjalanan pulang kami mampir ke Yogyakarta, nah moment itu saya manfaatin untuk kopdar dan wiskul dengan kawan-kawan blogger Yogyakarta yang kece antara lain Mbak Ima dan Mas Elton, Priyo dan Mbak Rian.
D’Gejrot Kemek mempunyai dua cabang yaitu KEM 1
di Tawangsari, Jakal 5 Jogja dan KEM 3 di Klebengan, Utara GOR. Sebenarnya dulu
ada KEM 2 di daerah Mbarek, Selokan Mataram tapi sudah tutup. KEM itu sebutan
untuk cabang atau outlet dari D'Gejrot, yang diambil dari kata kemek. Dari sini
saja sudah keliatan bahwa Mas Agus mempunyai konsep yang jelas dan unik untuk
usaha kuliner yang berdiri sejak 9 Mei 2010 ini.
Menu utama di D’Gejrot Kemek adalah ayam gejrot/ayam
marinasi. Yang membedakan ayam gejrot D’Gejrot dengan produk olahan ayam
lainnya adalah pemberian bumbu marinet yang khas. Bumbu Marinet merupakan bumbu
rempah yang terdiri dari berbagai macam ingredient yang digunakan untuk
mengawetkan dan juga memberikan flavour pada ayam marinasi. Marinet yang ada di
D'Gejrot Kemek dibuat lebih dari 25 bahan bumbu rempah lokal Indonesia yang
diramu sedemikian rupa sehingga menghasilkan rasa marinet yang khas dan
spesifik di lidah yang dijadikan sebagai bahan utama untuk membuat produk
gejrotan terutama ayam gejrot.
Selain menu ayam, ada juga menu alternatif Mie
Gejrot dan Sambet (Soto Ayam Betawi). Trus untuk porsinya ada pilihan single
dan double. Tingkat kepedasan sambel gejrotnya terdiri dari S (small)2 cabe, M
(medium) 3-5 cabe, L (large) 6-10 cabe dan XL ( Extra Large) lebih dari 11
cabe. Biar makin komplit jangan lupa tambahin toppingnya antara lain bakso,
sosis, kornet, naget, telor dan keju. Minumannya juga variatif, mulai dari yang
panas sampai dingin.
Kami berempat memesan beraneka macam menu
antara lain, Priyo pesen Telur Tahu Gejrot, Mbak Ima Ayam Saus Jrot, Mbak Rian
Ayam Gejrot dan saya Mie Gejrot. Sengaja saya pesen menu yang ringan karena
masih kenyang sehabis makan dengan teman-teman kantor. Minumannya es jeruk, es
teh, jeruk anget dan kapucino. Selain menu yang unik, penyajiannya juga lain
daripada yang lain. Ayam dan Mie Gejrotnya disajikan di atas piring tanah liat
yang artistik. Trus di atasnya dikasih bendera mungil dengan logo D’Gejrot
Kemek.
Rasa bumbu marinet yang stronght langsung terasa
di lidah ketika saya memasukkan mie ala D’Gejrot Kemek ke mulut. Berbagai macam
rempah tercampur dengan sempurna seperti bawang merah, bawang putih, tumbar dan
laos. Saya belum pernah merasakan olahan mie seperti ini sebelumnya. Untung
saya pesen yang level M jadi pedasnya nggak sampai bikin lidah saya terbakar.
Walaupun saya hanya pesan mie tapi saya bisa
merasakan tiga menu yang lain. Inilah enaknya wisata kuliner bareng food
blogger, kita bisa saling mengincipi rasa makanan yang kita pesan. Coba kalau
makan sama orang lain, mana bisa kayak gitu. Saya aja dikomenin sama
teman-teman kantor pas melihat saya sibuk motretin makanan sebelum makan he he
he.
Ketika semua makanan sudah hamper habis, eh
mendadak muncul owner D’Gejrot Kemek. Mas Agus memang baru saja menjadi
pembicara di suatu seminar jadi baru bisa datang ketika hari sudah menjelang
maghrib. Kami berempat pun lalu hanyut dalam obrolan yang asyik dan informatif
bersama Mas Agus yang ternyata juga seorang trainer ini.
Mas Agus adalah sosok pemuda yang energik dan
memiliki ide-ide kreatif. Ini terlihat dari caranya berbicaranya yang penuh
semangat, kami pun jadi antusias mendengarnya. Dia bercerita tentang visi, misi
dan nilai-nilai yang diterapkan dalam menjalankan bisnis D’Gejrot Kemek. Selain
itu juga D’Gejrot memiliki ritual yang wajib dilakukan oleh owner dan para
stafnya setiap hari antara lain berdoa sebelum dan sesudah beroperasi, sholat 5
waktu, sholat Dhuha, sedekah dan membaca Al-Quran minimal satu ayat dan artinya
dalam sehari. Waw, saya salut mendengar penjelasannya itu.
Tak heran jika sudah banyak penghargaan yang
diraih oleh D’Gejrot Kemek baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional.
Penghargaan itu antara lain: Pemenang Wirausaha Pemula KEMENKOP dan UKM (2013).
Finalis The Marketeers Youth Startup Icon Kota Yogyakarta (2013). Juara I
Pemuda Pelopor Bidang Kewirausahaan DIKPORA Kab. Sleman (2012) dan lain-lain.
Itulah cerita wisata kuliner saya bersama
kawan-kawan Blogger Yogyakarta di D’Gejrot Kemek. Kami tidak hanya mendapatkan
sajian kuliner yang memanjakan lidah namun juga ilmu dan wawasan baru dari Mas
Agus. So jangan ragu, datang ke KEM-KEM D’Gejrot Kemek yang terdekat dengan
Anda. Mereka buka setiap hari dari 11 siang sampai 9 malam. Untuk harganya
jangan kuatir karena harganya mahasiswa kok jadi dijamin nggak bikin kanker
alias kantong kering. Bagi yang mau order bisa lewat Kemek Delivery dengan sms
ke nomer 0857-6933-9898.
Sudah sah jadi kemekers nii krn udh nyoba ayam saos d'gejrot,,
ReplyDeleteKeren ya ritual wajib untuk para karyawannya.. Aku penasaran ama pesenannya mbak Ima, ayam saus jrot...
ReplyDeleteKeren ya ritual wajib untuk para karyawannya.. Aku penasaran ama pesenannya mbak Ima, ayam saus jrot...
ReplyDeleteIya, kalau gejrot ya Tahu gejrot, ternyata masih ada gejrot gejrot lainnya.
ReplyDeleteWah, banyak banget prestasi yang diborong oleh pemilik D Gejrot, memang waktunya anak muda buka usaha.
Pokmen sesuk kapan2 ak mlipir neh nyobain saus ayame
ReplyDeleteHhhmmm... sajian ayamnya begitu menggoda, sayang bila terlewatkan.
ReplyDeleteUnik wadah makanannya ya. Aku suka barang khas seperti itu. Senengnya bisa ketemu Priyo. Aku kapan ya?
ReplyDeleteBikin laper malam2...
ReplyDeleteIhwan sama mas Priyo mirip yaaa
ReplyDelete