Bersama rekan-rekan Perpustakaan UB |
Saat ini
seluruh PNS di Indonesia sedang dihebohkan dengan EPUPNS yang merupakan
kependekkan dari Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil secara Elektronik. EPUPNS
merupakan kegiatan pemutakhiran data PNS yang dilakukan secara online dan
dilaksanakan sejak bulan Juli dan berakhir pada Desember 2015. Untuk proses
pemutakhiran data ini setiap PNS memulai dengan melakukan pemeriksaan data yang
tersedia dalam database kepegawaian BKN dan selanjutnya PNS, melakukan
perbaikan data yang tidak sesuai serta menambahkan/melengkapi data yang belum
lengkap/tersedia di database BKN.
Yang membuat
heboh dan galau para PNS adalah Badan Kepegawaian Negara (BKN) membatasi proses
registrasi PUPNS hingga 31 Desember 2015. Sistem Pendataan Ulang PNS dilakukan
secara elektronik agar data pegawai di seluruh Indonesia bisa terintegrasi
dengan baik dan lebih akurat serta terpercaya. Adapun sanksi tegas yang
dijatuhkan pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang belum melakukan registrasi
e-PUPNS ini adalah dipecat atau dipensiunkan dari jabatannya.
Bagi PNS yang
sudah tidak asing dengan internet dan tinggal di daerah yang mudah sekali
mengakses internet tentu EPUPNS ini tidak menjadi hal yang sulit untuk
dilakukan. Hal ini bertolak belakang dengan PNS yang sama sekali tidak mengenal
internet dan tinggal di daerah pedalaman yang susah sekali mengakses internet.
Saat blogwalking di beberapa blog atau web yang membahas EPUPNS banyak sekali
PNS yang mengalami kesulitan melakukan registrasi dan pengisian data.
Penyebabnya mulai dari yang datanya tidak ditemukan di BKN, susah melakukan
pengisian data, susahnya akses internet hingga kualitas server BKN yang kurang
baik sehingga susah diakses terutama saat overload data.
Saya sendiri
Alhamdulillah kemarin sudah melakukan up-date data diri dan berjalan lancar. Meskipun
saya setiap hari ngenet namun awalnya saya sempat pusing juga membayangkan
proses pengisian data yang bakalan lama terutama jika menyangkut data SK (Surat
Keputusan) Pangkat dan Jabatan dimana harus diisi dengan benar dan lengkap.
Mulai dari nomer SK, TMT hingga masa kerja harus akurat dan sesuai dengan
aslinya. Untungnya tahun 2013 kami sudah pernah mengumpulkan data ke BKN dan di
berkas-berkas sudah disimpan dengan rapi sehingga sangat membantu saat
melakukan EPUPNS kemarin.
Menjadi seorang
PNS memang harus siap dengan segala birokrasi dan administrasi yang di mata
orang awam mungkin terlihat ribet dan detail. Masih teringat jelas di ingatan
saya ketika dulu melakukan pemberkasan CPNS harus mengurus berbagai macam surat
seperti surat keterangan sehat, surat keterangan berkelakukan baik hingga surat
keterangan bebas HIV dan narkoba. Data diri dan keluarga juga harus dilengkapi,
bahkan data saudara-saudara saya juga diminta. Padahal yang mau jadi PNS itu
kan saya tapi data yang diminta detail banget. Trus yang lumayan bikin pusing
saat melengkapi data riwayat pendidikan mulai dari SD hingga pendidikan
terakhir. Saya baru sadar jika tanggal lahir saya di ijazah SMA ternyata salah
dan nama SD tempat saya sekolah dulu
sudah berubah. Untungnya oleh kepala sekolah SMA dibuatkan surat ralat tanggal
lahir sedangkan perubahan nama SD tidak menjadi masalah. Teman saya malah lebih
parah lagi, sekolahnya sudah bubar wekekeke. Solusinya teman saya meminta
legalisiri ijazah di Depdiknas.
Dulu sewaktu
masih remaja tidak pernah terbersit dalam pikiran saya untuk menjadi PNS karena
saya sadar diri hanya lulusan SMA. Sudah menjadi rahasia umum jika seleksi
menjadi CPNS itu sangat ketat bahkan sampai ada yang rela menempuh jalur pintas
dengan membayar jutaan rupiah agar lolos. Di keluarga saya juga tidak ada yang
menjadi PNS sehingga tidak gambaran tentang sosok PNS dan apa saja kelebihan
dan kekurangannya menjadi abdi Negara. Paling tahunya hanya sebatas PNS itu
kelak nanti dapat pensiunan.
Namun Allah
berkehendak lain, seorang sahabat menawari saya pekerjaan sebagai operator
mesin fotokopi di sebuah perpus. Hitung-hitung sebagai batu loncatan akhirnya
saya menerima tawaran tersebut. Gaji pertama yang saya terima saat itu hanya
Rp.169.000, padahal waktu itu tahun 2000 yang disebut-sebut sebagai Era
Millennium. Untung waktu itu masih bujangan jadi nggak masalah, saya telateni
saja. Tak terasa waktu bergulir begitu cepat, tahun 2010 saya akhirnya ikut
Diklat Prajabatan di Surabaya selama tiga minggu. Selama sepuluh tahun menanti
itu ada kalanya saya pengin pindah dan mencari pekerjaan baru karena belum ada
kejelasan status apakah bisa meningkat dari pegawai honorer ke PNS.
Alhamdulillah Pak SBY saat itu memiliki program Pengangkatan Pegawai Honorer
Menjadi PNS se-Indonesia dan saya salah satu yang ikut lolos.
Bersama rekan satu kelompok Diklat Prajabatan |
Selama tiga
minggu saya mengikuti diklat yang penuh perjuangan karena untuk pertama kalinya
saya tinggal di luar kota untuk waktu yang lumayan lama. Di sana saya
mendapatkan banyak ilmu dan juga persahabatan dari sesama peserta diklat. Saya
jadi merasa beruntung bisa diangkat menjadi CPNS di usia yang masih tergolong
muda, ada teman diklat yang sudah berusia paruh baya bahkan ada yang baru saja
melahirkan namun tetap mengikuti diklat. Kebersamaan selama tiga minggu begitu
membekas di hati kami, suka dan duka, tawa dan tangis kami lalui bersama. Yang
paling terkenang adalah kebiasaan apel di awal dan penutup acara, setiap hari
kami digilir untuk menjadi petugas upacara. Ada kebiasaan antri sebelum masuk
ke ruang makan, kalau berada di urutan pertama harus bersabar menunggu semua
peserta masuk ke ruang makan. Padahal yang namanya nasi bercampur kuah jika
dibiarkan terlalu lama bisa menjadi agak aneh rasanya. Trus kami juga mengalami
yang namanya kebanjiran saat hujan deras mengguyur daerah tempat kami menjalani
dikat.
Narsis saat banjir |
Selain tugas dan tes tertulis kami juga harus mengikuti outbond dan tugas
kelompok baris-berbaris dan upacara. Saat itu saya mendapat tugas sebagai
pengibar bendera merah putih, setiap malam sehabis mengikuti meteri kami berlatih.
Alhamdulillah saya bisa melaksanakan tugas dengan baik, bendera yang kami
kibarkan tidak sampai terbalik seperti kelompok lain. Di saat acara perpisahan
banyak yang menitikkan air mata karena terharu dan berat berpisah dengan
teman-teman yang sudah seperti keluarga kedua, termasuk saya wekekeke.
Acara Malam Perpisahan |
Yess kami lulus! |
Itulah sekelumit
cerita tentang kilas balik perjuangan saya menjadi abdi negara. Saya sangat
bersyukur atas pekerjaan yang sudah Allah berikan ini. Melalui pekerjaan ini
saya bisa menghidupi keluarga dengan baik, trus karena saya bekerja di sebuah
instansi pendidikan secara tidak langsung saya bisa ikut berperan serta dalam
mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas tsaaah sok bijak banget yak.
Kembali ke EPUPNS, semoga rekan-rekan seprofesi saya yang sampai saat ini masih
kesulitan melalukan pendataan ulang bisa segera teratasi masalahnya. Semoga ke
depannya kami para abdi negara bisa terus memperbaiki diri sehingga bisa
memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, aamiin.
Main ke tempat saya mas Ikhwan, ke smpn 1 tumpang.
ReplyDeleteSelamat berjuang mas.
Makasih atas tawarannya Mas, moga ada kesempatan main ke sana. Mas guru ya?
DeleteMet berjuang juga :D
Aamiin...
ReplyDeleteSelamat berjuang, Pak :)
Sdh slele blm mas pupnsnya... Alhmdulillah t4 saya udah kelar. Smg g ada yg salah entrynya... Hehehe
ReplyDeletePNS tunjangan nya gede hahaha ... selamat belajar kakak
ReplyDeletesemangat ya papa amiiin...semoga sukses kerjaannya...
ReplyDeleteHai, Wan
ReplyDeleteAku baru tahu dirimu udah PNS. Kudet banget aku, ya?
Alhamdulillah, barakallh...
Ikut banga membaca ini. Semoga berkah dan bermanfaat ya, Wan. Salam buat Ivon