Pagi itu sebuah
email baru masuk di inbox email saya, melihat subjeknya membuat mata saya
berbinar-binar. Setelah di tahun pertama tidak lolos, di tahun kedua
ketinggalan informasi akhirnya di tahun ketiga ini saya lolos seleksi calon
relawan pengajar di Kelas Inspirasi Malang 3. Motivasi saya untuk bergabung
dengan Kelas Inspirasi terdorong oleh keinginan untuk ikut memberikan
sumbangsih bagi kemajuan bangsa yang saya cintai ini. Saya memang bukan
siapa-siapa, tapi siapa tahu di antara para generasi penerus bangsa itu ada
yang tergerak hatinya atau terinspirasi dengan cerita tentang kehidupan dan
profesi yang saya geluti.
Tanggal 7
November 2015 pagi hari, saya sudah bersiap-siap berangkat menuju Hotel
Grawidya, Batu untuk menghadiri acara briefing calon relawan Kelas Inspirasi
Malang 3. Sebelumnya saya sudah janjian dengan Anis, kawan blogger Kepanjen
yang juga lolos. Dia berangkat ditemani suami dan anaknya, Asma. Kami berempat
berangkay bersama dengan mengendari motor. Ketika kami sampai di lokasi acara sudah
dimulai sekitar setengah jam, kami berdua segera konfirmasi kehadiran di meja
panitia Kelas Inspirasi Malang 3.
Terdengar suara
yang cukup keras dari lantai dua ketika kami menaiki tangga. Yang hadir
ternyata banyak sekali, kami pun lalu mencari tempat duduk yang masih kosong di
kursi belakang. Seorang wanita melambaikan tangan pada saya dan memberitahu ada
kursi kosong di dekatnya. Ternyata dia adalah Christinia, rekan kerja yang juga
tertarik berpartisipasi di KI Malang 3 ini.
Melihat begitu
banyaknya para relawan itu membuat semangat saya semakin membara, rasanya
seperti mendapatkan mood booster yang
superb. Pria-wanita, tua-muda duduk bersama mendengarkan penjelasan dari
panitia. Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia, tidak hanya dari Malang
saja. Dan yang pasti dengan latar belakang profesi yang beragam. Mereka siap
memberikan sumbangsihnya bagi negeri Indonesia tercinta.
Tibalah saat
pembacaan Rombel (Rombongan Belajar) yang terdiri dari para relawan pengajar,
fotografer, fasilitator dan sekolah yang akan didatangi. Sebelumnya para fasil
(fasilitator) sudah menghubungi semua relawan dan dikumpulkan dalam grup wasap.
Saya masuk di Rombel 53 yang terdiri dari 7 pengajar, 3 fotografer dan 2
fasilitator. Para pengajarnya antara lain: Wenny Prakasita dan Iffah Hayati dari
Jakarta, Fadly Alwahdy dari Gresik, Stevan Kristyogi dari Lampung, Suhengki
Tiawan dari Lawang, Harijono dan saya sendiri dari Malang. Fotografernya
terdiri Gabriel Fileas (Malang), Palestine (Pandaan) dan Eddy Yusup (Batu). Dan
dua fasilitator kami Mbak Myadia dan Innassa Azzura dari Malang. Nama sekolah
yang menjadi ‘medan tempur’ kami adalah MI Nurul Huda, Buring, Malang. Beberapa
hal terkait persiapan Hari Inspirasi sudah kami bicarakan di grup namun agar
lebih enak ngomonginnya ditindak lanjuti lagi saat briefing.
Sharing dan Tips Mengajar di Kelas Inspirasi
Rianggra - Pengajar Muda |
Acara dilanjutkan dengan sesi sharing, dimana yang mengisi pertama adalah Rianggra, seorang relawan di Indonesia Mengajar. Dia baru saja pulang menjalankan tugasnya mengajar selama setahun di Halmahera. Waw kereen. Rianggra bercerita tentang suka-dukanya mengajar di daerah yang medannya berat dan memiliki adat-istiadat yang jauh berbeda dengan dirinya. Yang pasti butuh perjuangan, pengorbanan dan adaptasi yang tidak mudah.
Pak Mahpur - Relawan Pengajar |
Pembicara kedua
adalah Bapak Mohammad Mahpur, seorang dosen di sebuah PTN di Malang. Pak
Mahpur, begitu beliau akrab disapa, memberikan tips mengajar di Kelas Inspirasi
antara lain:
1.
Membuka kelas dengan penuh semangat, mulai dari
gesture hingga cara berbicara. Anak-anak tentu akan lebih tertarik melihat
pengajar yang penuh semangat bukan?
2.
Untuk profesi yang abstrak, seperti profesi
beliau yaitu seorang dosen, maka kita harus membuatnya nyata. Caranya dengan
memvisualisasikannya dalam bentuk foto, video atau membawa peralatan kerja
kita.
3.
Kita harus keluar dari zona keseharian kita.
Jangan jaim di depan anak-anak, kalau bisa improvisasi. Seperti Pak Mahpur yang
tanpa malu-malu menirukan gaya Tukul ketika mengajar.
Agar tidak
lupa, saya pun mencatat semua tips itu di buku catatan yang sudah saya persiapkan dari rumah. Sebagai seorang yang agak pelupa,
kehadiran buku catatan ini penting banget, saya juga melakukannya jika sedang
melakukan liputan.
Tibalah kami
di sesi terakhir yaitu sharing tiap rombel. Dengan dibantu MC, para fasil
memanggil tiap anggota rombel untuk berkumpul. Para relawan pun satu per satu
bergabung dengan rombel masing-masing. Saya pun berusaha mencari tahu dimana
keberadaan Mbak May dan Mbak Zurra. Hampir semua relawan sudah berkumpul sesuai
rombelnya namun saya tak kunjung menemukan rombel saya. Saya sudah kayak anak
ayam yang kehilangan induknya. Akhirnya saya pun mencari di belakang dan
menemukan Mbak May dan Mbak Zurra berdiri di pojokan ruangan.
“Hallo Mbak
May, Mbak Zurra,” sapa saya sambil menyalami mereka berdua.
“Saya nyariin
dari tadi nggak nemu-nemu, eh ternyata di sini. Trus yang lain kemana Mbak?”
“Naah itu Pak,
semua nggak ada yang bisa datang.”
“APAAH? NGGAK
ADA YANG DATANG??” Tanya saya dengan mata melotot. Dan kamera pun langsung
nge-zoom muka saya yang banyak bekas jerawatannya ini, zoom in-zoom out. Persis
seperti adegan tokoh antagonis yang sedang marah di sinetron-sinetron kita.
“Pantesan tadi
nemu-nemu temen, ternyata nggak ada yang datang. Lalu sekarang kita ngapain?”
“Kita sharing
bertiga aja Pak, nggak apa-apa,” jawab Mbak Maydia membesarkan hati saya.
Bersama Duo Fasil Keren: Mbak Maydia dan Mbak Zurra |
Jujur, rasanya
kayak gimana gitu ya melihat rombel-rombel lainnya pada saling berkenalan trus
dilanjutkan dengan mendiskusikan persiapan untuk Hari Inspirasi. Boleh dibilang
saya jadi down. Awalnya saya berharap
bisa bertemu muka langsung dengan sesama relawan di Rombel 53. Mengenal
masing-masing relawan agar terjalin chemistry
sehingga nanti bisa terjalin teamwork yang bagus. Tapi kenyataan berkata lain…
Finish What You Started
Ketidakhadiran semua relawan Rombel 53 di hari briefing cukup membuat semangat saya mengikuti KI agak mengendur. Kekhawatiran kalau nanti tidak bisa mengajar dengan baik karena saya tidak memiliki background mengajar menjadi semakin menguat. Ditambah lagi kondisi Mama Ivon yang sedang hamil muda dan Aiman yang butuh perhatian besar dari saya, membuat saya tidak bisa fokus full mempersiapkan diri.
Dalam diskusi
wasap Rombel 53 pun saya lebih banyak pasif dan ngikut aja. Bukannya saya
ngambek tapi karena pikiran saya tidak bisa fokus. Itulah sebabnya ketika ada
penunjukkan ketua rombel dan beberapa orang menunjuk saya, saya dengan berat
hati menyatakan ketidaksiapan. Dari segi mobilitas saya tidak bisa bebas karena
terikat jam kantor dan waktu buat keluarga, karena salah satu tugas ketua
rombel adalah melakukan survey ke
sekolah. Kalau waktunya weekend sih saya
masih bisa, tapi Mbak May dan Mbak Zurra mengajak survey pagi hari jam 6. Wah
jelas saya nggak bisa karena jam segitu saya masih berjibaku dengan pekerjaan
di rumah dan persiapan kerja. Syukurlah Mas Gabriel bersedia mengambil tanggung
jawab besar itu.
Saya pun juga
mencoba sharing dengan koordinator Kelas Inspirasi Malang yaitu Mas Farhan.
Dari dia saya mendapatkan beberapa tips dan mengkonsultasikan lesson plan yang akan saya pergunakan di
Hari Inspirasi. Trus saya pun mendownload
beberapa video Kelas Inspirasi Malang sebelumnya untuk dipelajari di rumah.
Tapi waktunya nggak kunjung tersedia karena laptop lebih banyak dikuasi Aiman
yang lagi seneng-senengnya melihat video edukatif. Setelah beberapa kali
mengalah akhirnya saya ajak Aiman ikut menonton video Kelas Inspirasi Malang,
eh ternyata dia juga suka. Apalagi ketika melihat para relawan pengajar beraksi
mengajak para murid bermain dan menyanyi.
Jujur, saya
sempat ada pikiran untuk membatalkan keikutsertaan di Kelas Inspirasi ini. Hari
Inspirasi yang tinggal menghitung hari malah serasa seperti hari yang
‘menakutkan’ bagi saya. Trus ada juga masalah lain yang sedang saya hadapi,
rasanya jadi stress. Saya jadi berpikir ulang, bagaimana saya bisa
menginspirasi anak-anak MI Nurul Huda jika saya sendiri tidak dalam kondisi
yang bagus secara psikologis.
Di sisi lain,
ada kabar buruk. Mas Stevan dan Mas Fadly tidak jadi mengajar di Hari Inspirasi
karena tidak mendapatkan izin cuti dari perusahaan tempatnya bekerja. Untung
kabar buruk itu sedikit terobati dengan penambahan personel videographer yaitu
Mas Bobz dari Turen.
Nasib buruk
juga dialami Anis, dia mengundurkan diri karena tidak sanggup mengikuti ritme
rombelnya yang seringkali rapat di tempat yang jauh dari rumahnya. Rekan-rekan
serombelnya seperti tidak mau mengerti dengan kondisi Anis yan sedang hamil
muda. Ditambah lagi diskusi di wasap seringkali berakhir menjadi adu
argumentasi yang tidak ada ujungnya.
Untung saja
perang batin yang saya alami bisa saya selesaikan. Aiman, menjadi motivasi terbesar
saya untuk tetap maju menyelesaikan apa yang sudah saya mulai ini. Saya tidak
ingin kelak ketika dia besar dan bertanya kepada saya apakah saya pernah
mengikuti Kelas Inspirasi dan kemudian saya bilang bahwa saya membatalkan di
detil-detik terakhir karena tidak bisa mengalahkan ketakutan di dalam diri saya
sendiri. Bagimana pun juga saya seperti ayah-ayah lainnya di dunia ini yang
ingin menjadi pahlawan di mata anak-anaknya. Maka saya pun memantapkan hati
untuk maju terus menyongsong Hari Inspirasi. Tugas saya adalah memberikan apa
yang terbaik yang bisa saya lakukan. Apakah nanti anak-anak MI Nurul Huda
terinspirasi atau tidak dengan apa yang saya sampaikan itu sepenuhnya saya
serahkan kepada Allah.
Nantikan kisah seru Kelas
Inspirasi Malang 3 Rombel 53 di Hari Inspirasi di tulisan saya berikutnya.
Huaaaa... Untung dirimu gak jadi mundur, Wan.. Tapi akhirnya sukses kaan? ;) ditunggu ceritanya di kelas...
ReplyDeleteHehehe Alhamdulillah aku lolos dari seleksi alam.
DeleteHuaaaa... Untung dirimu gak jadi mundur, Wan.. Tapi akhirnya sukses kaan? ;) ditunggu ceritanya di kelas...
ReplyDeletehuahahaha kamu kebanyanyakan nonton Sinetron Wan, sampe tahu detail zoom in zoom out.
ReplyDeleteSemoga terus menginspirasi ya......
Weekekeke kebanyakan lihat serial drama Turki Mbak.
DeleteAamiin, doa yang sama buat njenengan.
Keren, inspiratif banget o(>-<)o, thanks udah sharing :D
ReplyDeleteMakasih Mbak dan salam kenal ya :-)
DeleteSeru, yo? Aku malah mengundurkan diri buat kesehatan baby di perut.
ReplyDeleteIyo seru Nis. Nggak apa-apa, lebih penting kesehatan bayimu. KI kan masih ada tahun-tahun depan.
Deletemantap mas. saya kemarin pas di sini jadi relawan panitianya. cuma bantu di awal tapi di akhir gak bisa ikut
ReplyDeleteAlhamdulillah masih harus banyak belajar San. Ayo tahun depan ikutan lagi.
DeleteHallo mas Ihwan. Sejujurnya, saya selalu bangga dengan orang-orang yang punya kemampuan dalam urusan berbagi. Apalagi memberikan inspirasi untuk pemuda bangsa. Saya sendiri berfikir, jika tidak ada orang-orang berhati nurani seperti ini, bagaimana nasib anak bangsa?
ReplyDeletePokoknya sukses buat mas dan semua acaranya.
Hallo juga Mas Heru. Iya bener sekali, itulah sebabnya aku pengin ikut berpartisipasi.
DeleteAyo Mas ikutan juga tahun depan atau di daerah lain.
Temenku pernah jadi pengajar di kelas inspirasi ini, kalau nggak salah ke Kepulauan Seribu selama semingguan.
ReplyDelete