Jika kami mau keluar entah itu bepergian
jauh-dekat atau sekedar jalan-jalan refreshing maka biasanya yang selalu bikin
molor adalah Aiman. Biasanya sih yang bikin molor adalah urusan jaket dan
sepatu/sandal. Yang namanya anak kecil kalau sudah menyukai suatu barang maka
maunya dipakai terus-menerus. Tipe setia banget anak-anak itu, meskipun barang
favoritnya itu sudah lusuh, bulukan tetap saja maunya dipakai.
Aiman sangat menyukai jaket-jaket ketika dia
masih berusia dua tahun ke bawah, ada dua yaitu jaket warna putih totol
warna-warni dan merah bergambar kelinci putih. Keadaan dua jaket itu selain
sudah bulukan juga sudah mulai tidak muat, jika dipakai Aiman keliatan agak
sesak. Tapi ya gitu deh, kalau keluar penginnya memakai dua jaket itu mulu.
Padahal kami sudah membelikannya jaket baru dengan model yang bagus (menurut
orang tuanya) tapi dia jarang sekali mau memakainya.
Aim dan Jaket Putih Fave |
Hal yang sama juga terjadi pada sepatu. Aiman
suka sekali memakai sepatu-sepatu merah yang dibelikan neneknya di Hong Kong.
Modelnya emang lucu tapi sayangnya itu buat anak perempuan he he he. Ada dua
macem sepatu merah milik Aiman, model berbulu dan boot. Nggak tahu deh gimana
neneknya Aiman pas beliin, apa nggak nanya sama penjualnya.
#menantutidaktahuterimakasih
Warna merahnya yang mencolok dan modelnya cocok
buat anak perempuan itulah yang membuat kami kurang sreg bila Aiman memakainya.
Kadang kami hanya mau pergi ke toko bahan kue dekat rumah, eh Aiman tetep
pengin pakai itu. Di antara dua model itu, Aiman paling suka sama yang model
berbulu. Mungkin karena terasa hangat kali ya makanya dia suka banget
memakainya.
Kalau yang boot sengaja kami tinggal di Blitar,
dipakai kalau pas kepepet aja sih. Seperti dulu saat kami mbolang ke Pantai
Serang dia memakai sepatu boot merah itu. Kami mengizinkannya karena
perjalanannya jauh dan bahannya yang terbuat dari karet nggak masalah jika
nanti misalnya basah terkena air laut.
Kemarin saat pulkam, Aiman kembali memakai boot
merah itu untuk bersepeda. Jalanan di depan rumah Blitar belum diaspal dan
berbatu jadi boot itu bisa melindungi kakinya. Neh liat gaya Aiman yang
kekinian saat bersepeda di rumah neneknya.
***
Bagaimana pun juga anak juga manusia yang
memiliki pilihan sendiri. Ada kalanya pilihannya sejalan dengan keinginan orang
tua namun sering juga sebaliknya. Dalam hal pemilihan jaket dan sepatu ini,
seringkali bikin Mama Ivon jengkel karena Aiman bersikeras dengan keinginannya.
Dua orang ini memang setipe: sama-sama punya prinsip dan keinginan yang kuat,
kadang susah banget buat diajak kompromi. #curcoldetedted
Kalau sudah gitu, saya lah yang menjadi
penengah. Pertama saya akan coba kasih pengertian pada Aiman kalau jaketnya
sudah buluk atau sepatunya nggak cocok buat dipakai Aiman. Ada kalanya
berhasil. Namun kalau sudah nggak berhasil maka giliran deh saya yang kasih
pengertian ke Mama Ivon.
“Ya sudahlah Ma biarin saja, daripada kita
drama malah nggak jadi berangkat. Yang penting dia nyaman memakainya.”
Ini baru pilihan memakai jaket dan sepatu,
bagaimana nanti jika Aiman sudah besar tentunya makin banyak pilihan-pilihan
yang akan dihadapinya. Memilih sekolah, memilih jurusan saat kuliah, memilih
teman, memilih pekerjaan, memilih jodoh eaaa sudah kejauhan banget pemikiran
saya. Tapi kami harus mulai belajar dari sekarang, belajar menghargai pilihan
anak. Dimulai dari hal-hal kecil seperti memilih jaket atau sepatu kesukaannya.
Kami sudah memiliki keinginan bahwa kelak akan
memberikan pendidikan yang terbaik buatnya, kuliah di PTN agar nanti bisa
mendapatkan pekerjaan yang mapan. Syukur-syukur juga jika Aiman punya passion yang sama seperti kami yaitu
menulis. Intinya sih kami menginginkan Aiman kelak memiliki kehidupan yang
lebih baik dari kami.
Beberapa
hal yang sudah kami siapkan untuk masa depan Aiman antara lain mengikutkan
Aiman pada asuransi pendidikan yang juga mengcover kesehatannya, menumbuhkan
minat membaca dengan menyediakan buku-buku bacaan anak di rumah. Mengajak Aiman ikut serta dalam kegiatan kami,
misalnya dulu saat aktif menjalankan Mozaik kami selalu membawa serta Aiman
jika ada acara launching atau bedah buku. Kalau sekarang beda, berhubung kami
lagi semangat ngeblog maka Aiman pun selalu kami ajak jika kami menghadiri
acara-acara blogger. Ya meskipun ada konsekuensinya kami jadi agak rempong
bawa-bawa anak di acara blogger hehehe.
Mama, Bapak, Aim Punya Pilihan Sendiri |
Itulah sedikit sharing saya tentang Aiman yang
sudah memiliki pilihan sendiri apa yang ingin dia pakai ketika keluar. Anda
juga pasti mengalaminya bukan? Monggo sharing di komen bagaimana Anda selama
ini menghadapi pilihan anak yang kadang (atau sering) berbeda dengan kita. Sebagai penutup saya
kutipkan salah satu bait dalam puisi karya Kahlil Gibran yang berjudul: Anakmu
Bukan Milikmu.
Anak adalah kehidupan,
Mereka sekedar lahir melaluimu
tetapi bukan berasal Darimu.
Walaupun bersamamu tetapi bukan
milikmu,
Curahkan kasih sayang tetapi bukan
memaksakan Pikiranmu
karena mereka dikaruniai pikirannya
sendiri.
Aim tinggi ya. Cepet banget gede. Bicara jaket, jadi inget dulu saat SD ada jaket bahan parasut yang ngehits banget. Gak peduli musim hujan atau panas, temen-temen pada pake dan aku sendiri gak punya. Ya sudah, pake jurus meminta-minta deh ke ayah hahaha
ReplyDeleteIya Yan, sekarang udah sepinggangku lho padahal masih umur 3 tahun. Semoga kelak tingginya bisa lebih dari aku biar bisa jadi model ahahaha #impiantakkesampaian
DeleteOh iya, dulu di Malang juga ngetrend itu jaket bahan parasut, aku ingatnya pas ikutan paskibar atau pecinta alam jaker kebesarannya parasut juga :P
Iya. Sama juga kayak alya anak saya. Kadang dipilihin baju bagus malah nggak mau. Maunya itu2 terus...sampe pernah saya umpetin, trus bilang..bajunya mo dicuci. Btw, sepedanya sama ma Alya. Klo alya cm hadiah susu...
ReplyDeleteHehehe anak-anak emang tipe setia, kita musti belajar dari mereka. Makasih udah sharing Mbak, salam kenal buat Alya.
Deletenah sekarang heboh milih sepatu, bentar lg heboh aim milih pendamping hidup. :D
ReplyDeleteKayaknya sih duluan Ririn deh Mbak :-P
DeleteHebat loh Aim udah pintar memilih, kita ortu emang cuma bisa memgarahkan. Anak sy yang 8 taun malah kdg masih mnt dibantu pilihkan bajunya, ga pede dia. Kalo yg kecil keblikn kakanya, udah bs milih. Maunya pakai celana gamau rokbiar pahanya ga kliatan
ReplyDeleteItulah dunia anak anak. Pandangan anak tentulah berbeda dengan pandangan Dewasa atau pandangan kedua orangtuanya. Jika itu menyangkut bahaya, sewajarnya orang tua memberi pengertian kepada anak anaknya. Jika itu merupakan kesukaan sang anak dan tidak menimbulkan bahaya dari segi apa pun, take it for granted. Terima
ReplyDeleteEh itu bootnya kayanya kebesaran juga deh. Cocoknya buat Asma. Wkwkw
ReplyDelete