Awal bulan April
saya mendapat tugas kantor untuk mengikuti seminar nasional di Universitas
Negeri Yogyakarta. Setelah seminar selesai, saya dan rekan kerja menyempatkan
diri untuk jalan-jalan ke Malioboro. Dengan naik bus Trans Jogya kami pun
sampai di Malioboro sekitar dua puluh menit. Begitu turun dari bus saya
langsung terkejut manakala melihat suasana Malioboro yang sepi dan lengang.
Saya seperti melihat wajah baru Malioboro yang bertolak belakang dengan citra
yang selama ini melekat pada objek wisata paling populer di Yogyakarta tersebut.
Dulu jika kita
pergi ke Malioboro maka sejauh mata memandang yang tampak adalah bejubelnya
kendaraan terutama motor yang diparkir di tepi jalan. Tak heran jika Malioboro
identik dengan macet dan ruwet terutama jika musim liburan.
sumber: tribunnews |
Nah, sore itu saya tidak melihat lagi deretan sepeda motor yang diparkir di sepanjang Jalan Malioboro. Arus lalu lintas di Malioboro pun menjadi lancar jaya. Kalaupun masih ada yang parkir di Malioboro adalah deretan andong/dokar dan becak yang menawarkan jasa keliling Malioboro sambil berburu oleh-oleh khas Yogya.
Wajah baru
Malioboro ini memang sudah lama dicanangkan oleh Pemkot Yogya dan DinasPariwisata dan Kebudayaan Yogyakarta. Salah satu langkah yang dilakukan untuk
mengembalikan wajah asli Malioboro adalah dengan menertibkan parkir di
Malioboro yang saat ini sudah sangat parah dan sering menjadi biang kemacetan.
Sekarang para
pengunjung Malioboro harus memarkirkan kendaraannya di Taman Parkir Abu Bakar
Ali. Area parkir portable ini terletak di ujung Utara Maliboro. Taman Parkir
Abu Bakar Ali memanjang dari timur ke barat seluas 2.757 meter persegi. Lahan
parkir yang terdiri dari empat atau lima lantai ini diperkirakan mampu menampung sekitar
2.600 sepeda motor.
Tapi saya
kemarin sempat melihat ada juga lahan parkir selain di Taman Parkir Abu Bakar
Ali, lokasinya berada di tengah-tengah Maliboro. Jika dari arah Utara maka
letaknya ada di kanan jalan.
Saya memberikan
apresiasi yang tinggi kepada Pemkot Yogyakarta atas usahanya menata kembali
Malioboro menjadi lebih bersih, tertib dan nyaman. Sebagai wisatawan yang
menjadikan Malioboro sebagai tujuan utama jika berwisata ke Yogyakarta, saya
tentu sangat senang sekali. Para wisatawan bisa merasa nyaman dan makin betah
hunting oleh-oleh di Malioboro.
Asyikk.. berarti udah gak kayak dulu lagi.. Juli liburan ke Jogjaaa aahh 😙😙😙
ReplyDeleteIya Mbak sekarang lebih nyaman.
Deletewaaaah sekaranng Malioboro beda banget ya.. jadi kangeeen, terakhir ke sana 8 tahun lalu huhu.
ReplyDeleteRasanya senang sekali melihat Malioboro adi lebih bersih dan rapi kayak gitu! hebaat sekali pemerintah daerahnya!
Iya salut buat pemerintah DIY, semoga wajah baru Malioboro ini tetap terjaga. Semoga juga Mbak Han ada kesempatan untuk berkunjung ke sini lagi.
DeleteSemoga ke depannya lebih lengang dengan dilarangnya kendaraan bermotor melewati Jalan Malioboro. #eh
ReplyDelete:D
Waduh jangan sampe kayak gitu Mas, ntar bus trans jogya dan armada umum lainnya gimana? :D
DeletePengen banget ke Malioboro Yogyakarta.. penasaran dengan kearifan lokal adat istiadat yang masih terjaga dengan baik..
ReplyDeleteSemoga sgera ada rejeki dan kesempatan pergi ke Yogyakarta Mbak dan mengeksplorasinya.
DeleteBulan lalu ke sana memang betul dalam proses penertiban pedestrian bebas kendaraan bermotor parkir. Harapan saya ke depan yang perlu ditertibkan lagi mungkin pengamen yang bikin bete pas makan di sepanjang Malioboro hehehe.
ReplyDeleteHihihi iya Mas, suka bete emang ya. Habis ngasih pengamen A eh nggak lama datang lagi pengamen yang lain.
DeleteSemakin nyaman saja ya. Hhhmmm... semakin membuatku baper karena nih kota sudah 5 kali gagal saya kunjungi.
ReplyDeleteJadi lebih rapi ya sekarang
ReplyDelete