Sejak Baby Aira
masih di dalam kandungan, kami sudah memberitahukan kepada Aiman jika dia akan
memiliki seorang adik. Demikian juga setiap kali kontrol ke dokter kandungan
kami juga mengajak Aiman. Alhamdulillah Aiman antusias setiap kali diajak
kontrol, manakala dokter melakukan USG dia minta digendong agar bisa ikut
melihat juga. Setiap kali hasil USG dicetak, dia langsung memintanya.
Kami pun senang
melihatnya karena itu menandakan Aiman juga menyambut gembira kehadiran
adiknya. Selama ini Aiman juga terlihat senang jika melihat bayi atau anak yang
lebih muda darinya. Misalnya pada anak sepupu saya, Aiman mau bermain dan
beberapa kali minta diajak ke rumah sepupu saya.
Kecemburuan Kakak pada Adik
Namun yang
namanya anak kecil pastilah memiliki rasa cemburu. Meskipun antusias saat
diajak kontrol namun adakalanya Aiman menunjukkan kecemburuan. Misalnya saat
kami mengajaknya membeli baju dan perlengkapan bayi untuk Baby Aira, dia
ikut-ikutan minta dibelikan. Ketika kami sedang memilih kain bedong, Aiman langsung
tertarik saat melihat gambar kain bedongnya yang berupa hewan-hewan kartun yang
lucu.
“Aim mau ini,
gajah, jerapah, harimau..”
“Lho ini buat
adik, Aim kan udah besar nggak pakai kain bedong lagi.”
“Aim mau
iniiih…!” sambil menyahut satu kain bedong berwarna biru dengan gambar aneka
hewan lucu.
Akhirnya kami
pun membelikan Aiman kain bedong juga. Tahu nggak, kain bedong itu kemudian
dipakai Aim untuk apa? Sebagai selimut hihihi.
Semua Diklaim Miliknya
Untuk baju dan
perlengkapan bayi untuk Aira, kami memang tidak membeli semua. Baju dan
perlengkapan milik Aiman yang masih layak pakai kami gunakan kembali. Nah
ketika melihat kami memilih-milih baju dan perlengkapan bayi, Aiman ikut
nimbrung.
“Ini milikku
ya?” tanya Aiman sambil memegang mainan bayi miliknya yang sudah lama kami
simpan.
“Iya ini punya
Mas Aiman dulu, sekarang mau dipakai Adik. Nggak apa-apa ya?”
“Nggak boleh,
ini milikku.” Dan mainan itu langsung diambil dan dibawa lari ke kamar belakang
untuk diumpetin.
Nggak hanya
mainan, bahkan selimut dan kasur bayi milik Aiman pun juga nggak boleh dipakai
oleh adiknya. Awalnya kami mencoba untuk memberinga pengertian namun nggak
mempan dan akhirnya kami pun hanya bisa pasrah.
Tapii ternyata
nggak hanya baju dan perlengkapan miliknya yang tidak boleh dipakai Aira,
bahkan bantal guling yang baru kami beli pun diklaim jugaa! Kalau untuk hal
ini, kami agak kencengin si Aiman. Kami bilang dengan tegas kalau bantal guling
baru itu milik adiknya, Aiman sudah besar jadi sudah tidak cukup/muat lagi
memakainya. Alhamdulillah Aiman mau mengerti meski kadang masih suka
kumat-kumatan.
Malu-Malu Saat Pertama Berjumpa
Ketika pertama
kali melihat Aira di rumah sakit, Aiman tidak langsung ngeh jika bayi di
hadapanya adalah adiknya. Ya iyalah, namanya juga masih balita. Malahan Aiman
mengira kalau adiknya masih ada di perut Mama Ivon karena perutnya masih belum
kempis.
Ketika kami
memberitahunya jika bayi yang ada di depannya itu adalah adiknya, Aiman
terlihat tersipu malu. Mungkin antara percaya dan tidak gitu ya. Mau mendekat
untuk mencium masih ragu dan melihat ke arah kami. Seperti tampak pada foto di
bawah ini.
Jika ditanya
siapa bayi yang dipangku atau digendong Mama, Aiman masih malu-malu dan malah
menjawab kalau Aira adalah adiknya Mama Ivon :D
Cara Aiman Menyayangi Aira
Meskipun
menunjukkan rasa iri dalam hal kepemilikan barang-barang, Aiman menyayangi Aira
dengan caranya sendiri. Aiman suka sekali menciumi Aira, tak peduli adiknya
lagi terjaga atau tidur pasti deh minta cium. Kami sampai kewalahan dan capek
bibir memberinya pengertian bahwa kalau mencium adik tidak boleh sering-sering.
Cara Aiman
menciumi Aira juga agak-agak bikin parno. Gimana nggak parno, kadang Aiman
mencium Aira dengan penuh kegemasan sampai ditekan-tekankan bibirnya pada pipi
atau kepalanya Aira. Bahkan pernah Aira sampai terbangun dan menangis karena
lagi nyenyak tidur diciumin sama kakaknya.
Trus kalau Aira
sedang menangis entah karena minta mimik atau diapernya sudah penuh, Aiman akan
bingung ikut mendiamkan adiknya.
“Cup-cup Dek,
cup-cup,” sambil menepuk-nepuk Aira.
Kalau yang
ditepuk-tepuk itu pantatnya Aira sih nggak masalah, ini wajaah wakakakaka
Jangan bayangin
nepuk-nepuknya lemah lembut gitu, nepuknya ala Aiman gitu jadi kesannya malah
kayak nabokin Aira, hadeeeuh.
Kepedulian atau
mungkin rasa kepo Aiman pada Aira juga sangat besar. Kalau saya atau Mama Ivon
sedang mengganti diaper-nya Aira, Aiman selalu nanyain:
“Adek pipis ya?
Adek pup ya? Mana pup nya?”
Dia baru hilang
keponya kalau kami sudah menunjukkan diaper yang ada pipis atau pupnya.
***
Kami paling
sebel kalau Aiman tahu-tahu naik ke tempat tidur dan lonjak-lonjak seenaknya,
padahal di sebelahnya Aira baru saja ditidurin. Kadang bisa dibilangin dengan
pelan, namun seringnya harus dibilangin dengan agak keras bahkan dicubit baru
mau turun. Sebenarnya kami juga nggak mau seperti itu tapi Aiman memang lagi
fase-fasenya susah buat dibilangin. Seakan-akan dia ingin nunjukkin egonya
sebagai satu-satunya penguasa di rumah.
Terlepas dari
semua sikap dan tingkah laku Aiman yang ajaib semenjak kelahiran Aira, Aiman
sudah mempunyai sense of belonging yang begitu besar pada Aira. Kami pernah
keluar bertiga dan Aira kami titipin kepada Bulek Min.
Eh ketika Bulek
Min mengambil Aira dan membawanya dari rumah kami, Aiman marah dan menangis.
“Adek jangan
dibawa, jangan dibawa!”
Padahal Aiman
selama ini juga lengket sama Bulek Min, dulu kalau kami pergi berdua juga suka
nitipin Aiman kepada beliau.
Itulah cerita
tentang reaksi dan tingkah laku Aiman ketika Aira lahir. Kecemburuan seorang
kakak ketika adiknya lahir itu hal yang lumrah, sebagai orang tua kita harus
memberikan pengertian kepada sang kakak bahwa kehadiran adik tidak akan
mengurangi kasih sayang kita kepadanya. Kami berdoa semoga Aiman dan Aira
selalu kompak hingga besar nanti, saling mendukung dalam susah dan senang.
Saling mengingatkan jika salah satu berbuat salah. Dan semoga kami bisa
mengasuh, mendidik dan menyayangi mereka dengan adil, aamiin.
Adek baru...adek baru... :D
ReplyDeleteHalo Om Julian. *sapa Baby Aira.
Deletehahaha rata2 emang begitu tuh kalo masih balita punya adek. lucu tp butuh kesabaran ekstra. semangai yaa buat mas Aiman (PamelaFitrah)
ReplyDeleteKamu siap-siap aja Pam nanti kalo adiknya Aliya lahir.
DeleteLucunya, Aiman aslinya penuh kasih
ReplyDeleteEh, ntar gimana ya reaksi Juna kalau punya adek?
Iya Wit, anak kecil menyayangi dengan caranya sendiri.
DeleteNaah biar ga bertanya-tanya segera aja kasih adik buat Juna hi3
Jangan lupa diawasi ya, jangan dibiarkan berdua sendirian dulu. Soalnya kadang kakaknya tu menunjukkan ekspresi sayangnya ke adeknya, kdng suka berlebihan hehe #pengalaman :))
ReplyDeleteHmm komenmu ini kok bikin aku kuatir dan kepo banget emang apa yang dilakuin Maxy pada Dema? :-0
DeleteAku jadi pengen ngasi adek buat Ais. hihihi
ReplyDeleteBtw tulisannya itu kok kecil-kecil banget, susah bacanya, hehe
Ndang diwujudin aja Mbak, kan Ais wes gedhe.
DeleteUdah aku edit kok ukuran font-nya.
Waan, aku aja pas pertama kali ponakan lahir, malu2 haha sampe dibilang ibukku, "nah itu ponakannya dicium dong" hahahaha.
ReplyDeleteXixixi, lucunya Aim
ReplyDelete