Ketika mendengar
nama Asus Incredible Race, pikiran saya langsung teringat pada Amazing Race
(kalau nggak tahu kebangetan banget lo). Dalam bayangan saya pasti kami nanti
dapat tugas untuk melakukan tantangan-tantangan di setiap post. Ternyata
tebakan saya benar, dalam Asus Incredible Race setiap grup harus menyelesaikan
tantangan di 10 post guna meraih nilai tertinggi.
Senjata Andalan Incredible Race: Zenfone 3
Saya dimasukkan
dalam grup R 31 yang didominasi oleh awak media dari Medan, ada juga yang dari Menado,
Padang dan saya bersama Sandi dari Malang. Adapun yang menjadi fasilitator kami
adalah Mbak Ratih, seorang gadis Bali yang sehari-hari berprofesi sebagai SPG.
Start Asus
Incredible Race berada di Inaya Putri Bali Nusa Dua. Semua peserta berkumpul di
padang rumput yang luas. Cuaca di Bali pagi itu sedikit baper bin galau,
sebentar hujan sebentar panas trus hujan lagi. Untung akhirnya hujan tidak
turun lagi. Saya sempat memakai jas hujan yang sudah dibekali oleh Asus,
warnanya sesuai favorit saya: biru.
Oh iya, semua
peserta sudah dibekali juga dengan senjata andalan Asus Zenfone 3 yang hasil
fotonya cetarr membahana badai. Maka tak perlu heran jika sepanjang perjalanan,
para peserta malah sibuk narsis dan memotret. Nusa Dua Bali memang keren sih,
di sepanjang perjalanan banyak sekali objek atau view yang instagramable.
Alhasil, panitia atau Tim Asus musti sedikit cerewet menyuruh para peserta
untuk bergegas menuju lokasi start.
Di bawah ini
adalah beberapa hasil bidikan saya menggunakan Zenfone 3, ada juga foto
narsisnya sih. Jangan muntah yaa.
Zenfone 3 ini
juga mampu menghasilkan video dengan kualitas 4K. Yang dimaksud dengan video 4K
adalah video dengan resolusi sangat tinggi yang mampu merekam video 4x lebih
detail dari video HD biasa atau disebut juga dengan Ultra HD (UHD). Nah saya
mencoba membuat vlog menggunakan Zenfone 3 ini saat sudah sampai di Inaya Putri
Bali. Hasilnya memang memuaskan, videonya tetep jernih meski saya membuatnya
sambil berjalan.
Berjalan Tanpa Arah
Setelah semua anggota Grup R 31 berkumpul,
maka ditentukan siapa yang menjadi ketuanya. Waktu itu salah seorang awak media
dari Medan yang ditunjuk oleh mayoritas anggota, saya sebagai minoritas manut
saja. Nama Ketua grup R31 adalah Pak Donny. Pak Donny kemudian menuju panitia Incredible
Race untuk briefing aturan main lomba dan pengambilan kupon makan siang, minuman dan uang saku masing-masing 50K.
Asus Incredible
Race pun dimulai sekitar pukul 09.30, semua peserta langsung beranjak dari
Inaya Putri Bali. Saya bertanya kepada Pak Donny, apa yang akan kita lakukan
pertama kali.
“Kita cari poin,
nanti dijumlahkan.”
“Iya tau, trus
nyarinya dimana?”
“Ya nanti di
pos-pos sana. Nanti kita cari.”
Meski kurang
puas dengan jawaban Pak Donny namun saya tetap berjalan beriringan bersama anggota
R31. Saya lalu gentian bertanya kepada Mbak Ratih bagaimana prosedur mainnya.
“Saya nggak tahu
prosedurnya Mas. Tugas saya hanya mendampingi, kalau ada yang sakit bilang ke
saya. Nah saya nanti akan laporan ke Tim Asus.”
Duuh, ini gimana
sih. Nggak ada jawaban yang memuaskan. Alhasil sampai keluar dari Inaya saya
masih gagal paham dengan cara main Asus Incredible Race ini. Saya bertanya pada
anggota lainnya juga tidak tahu ini mau kemana, ngikut saja kemana grup lainnya
berjalan.
“Kita cari pos
paling jauh saja, pasti di sana belum ada grup yang nyampe. Gimana?” usul salah
satu teman di grup. Pak Donny menyetujuinya, lalu kami pun melihat ke buku
panduan dimana pos paling jauh itu. Kami memilih Bali Collection. Sandi
mengusulkan memakai aplikasi Google Maps, semua pun mencari lokasi Bali
Collection di aplikasi tersebut.
Setelah ketemu
lokasinya, kami pun bergegas-gegas menuju ke sana. Kawasan Nusa Dua Bali ini
merupakan sebuah kompleks hotel mewah yang jaraknya saling berjauhan. Bisa
dibayangkan berapa jarak yang harus kami tempuh dari pos satu ke pos lainnya.
Saat sampai di
sebuah pos dimana ada backdrop bertuliskan Asus Incredible Race kami pun
berhenti di situ. Saya melihat peserta lainnya scanning QR Code yang ada di
backdrop menggunakan Zenfone 3. Saya dan teman grup R31 mendekat dan melakukan
hal yang sama.
“Eh, ini buat
grup R 26. Kalian kelompok berapa?” Tanya salah satu dari mereka.
“R 31.”
“Kalian bukan di
sini posnya.”
Waduh,
benar-benar parah deh. Kami jadi kayak grup yang tak diharapkan. Kejadian yang
sama terulang di pos berikutnya. Kami benar-benar bingung harus mau cari pos
dimana lagi.
Lalu sampailah
kami di pos yang berada di dalam Bali Collection. Kami lalu bertanya kepada
fasilitator yang sedang memandu grup lain.
“Kok kalian bisa
sampai sini, pos pertama kalian dimana?”
“Naah itu Mas,
kami nggak tahu. Ini ngeposnya cepat-cepatan atau gimana sih? Dari tadi kami
keduluan grup lain.”
“Lho, ketuanya
mana? Fasilitatornya mana?”
“Masih di
belakang.”
“Sebenarnya saya
nggak boleh kasih tahu. Tapi nggak apa-apa deh, kasian kalian muter-muter nggak
jelas gini. Tiap grup sudah diberi stiker, nah di sana ada QR Code yang berisi
pos pertama yang harus didatangi.”
TEPOK JIDAT SATU SATU.
“Kami nggak
dapat stikernya Mas.”
“Stikernya ada
di fasilitator, coba tanya ketuanya.”
TEPOK JIDAT BERJAMAAH.
Kami pun balik
arah menuju teman-teman grup yang tertinggal di belakang.
“Mbak, stikernya mana, kok nggak diberikan ke
kami?” tanya saya.
“Stiker yang
mana Mas?”
“Ituu, yang ada
petunjuk pos pertama!”
Mbak Ratih lalu
membuka map plastik yang dari tadi dipegangnya. Agak lama juga baru ketemu
stiker yang kami maksud.
“Oh ini yaa?”
“Iya Mbak,
harusnya ini Mbak kasihkan pada kami sebelum berangkat tadi.”
“Maaf, saya
nggak tahu.”
Kami pun segera
mengscan QR Codenya. Tahu nggak dimana pos pertama kami?
Di Courtyard! Itu kan tempat kami
menginap semalam.Kalau saja Mbak Ratih itu bukan cewek, mungkin sudah kami
tepok jidatnya rame-rame. Kami semua jadi kayak anak ayam kehilangan induknya
gara-gara dia.
Belajar Light Painting
Setelah berjalan
kurang lebih 15 menit, kami sampai di Courtyard. Di pos tersebut sudah menunggu
Tim Asus, saya hanya mengenal satu orang yaitu Mbak Davina Larissa. Mbak Davina
inilah yang selama ini sering berkomunikasi dengan para blogger jika ada event
atau tawaran review produk terbaru Asus. Beruntung banget saya bisa mengenal
beliau lewat Priyo Harjiono, temen ngeblog saya di Yogyakarta.
Tantangan di pos
pertama adalah membuat foto Long Exposure. Lebih jelasnya, kami harus membuat
foto tulisan Zenvolution dari cahaya. Istilah kerennya Light Painting. Kami
diberi waktu 15 menit untuk melakukan tantangan tersebut.
Saya dari dulu
penasaran dan pengiin banget bikin light painting tapi nggak tahu caranya. Jadi
gini cara membuat foto Light Painting:
11 orang
bertugas membuat tulisan ZENVOLUTION menggunakan senter yang ada di Zenfone.
Warnanya bisa dipilih yang macam-macam agar bagus. Satu orang lainnya bertugas
sebagai fotografer. Semua lampu harus dimatikan, ini syarat utama membuat foto
Long Exposure. Untuk modenya gunakan mode manual dengan settingan ISO 3200 dan
Speed 32 detik.
Fotografer
memencet tombol shutter. 11 orang mulai membuat tulisan ZENVOLUTION, satu orang
satu huruf. Biar makin manis, bisa ditambah 2 orang yang bertugas membuat
ornament foto seperti garis atau bunga. Setelah selesai ‘menulis’ huruf, kita
harus segera menghadapkan senter ke arah kita agar cahayanya tidak bocor.
Kamera akan merekam semuanya selama 32 detik. Selama 32 detik itu kamera harus
stabil makanya menggunakan tripod dan tidak boleh ada cahaya senter yang bocor.
Kami baru
berhasil membuat Light Painting yang cukup sempurna setelah mencoba 3 kali.
Memang tidak mudah sih, kadang ada yang menulis hurufnya kurang tebal atau
malah terbalik. Perlu diingat ya: menulis hurufnya harus terbalik atau mirror.
Alhamdulillah
kami mendapatkan nilai 19. Tentu saja kami senang banget karena nilai
sempurnanya 20. Kami pun jadi lebih bersemangat melanjutkan race meski di awal
race harus nyasar kemana-mana tanpa tujuan.
Menguji Kekompakan Grup
Pos kedua yang
harus kami datangi selanjutnya berada di Jl.Mengiat. Lagi-lagi kami masih harus
kebingungan di tengah jalan meski sudah menggunakan GPS. Ketika sudah sampai di
Jl.Mengiat kami tidak menemukan pos yang dimaksud, misalnya tanda atau tulisan
Asus. Ada yang bilang ke kiri, ada yang bilang ke kanan. Jadi bikin bingung
saja.
Mbak Ratih yang
merasa bersalah dan kasihan sama kami memberikan bocoran jika pos selanjutnya
tuh ada di depan Hyatt. Kami pun bergegas ke sana. Ealaah ternyata posnya itu
yang kami lewati pertama kali tadi.
Game di pos
kedua ini adalah kami harus menyusun puzzle bergambarkan iklan Zenbook
Transformer 3. Untuk kepingan-kepingan puzzlenya tinggal scan QR Code dengan
Zenfone 3. Di sinilah kekompakan kami diuji sekali lagi. Karena terlalu banyak
yang ingin membantu dan mengatur yang ada malah puzzelnya tidak kunjung
tersusun.
Dari 20 gambar
kepingan puzzle, kami hanya sanggup membuat 12 gambar yang benar. Dari sini
kami jadi tahu kalau anggota grup kami ada yang tidak ikutan jalan ke pos dua,
mungkin kecapekan atau kenapa saya nggak tahu.
Diuji Kesabaran di Tropical, Bali Collection
Tak terasa jam
sudah menuju pukul 12 lebih dan perut kami juga sudah keroncongan sejak tadi.
Mbak Ratih pun mengajak kami makan siang dulu di Bali Collection. Kami memilih
restoran Tropical yang berada di tengah-tengah area Bali Collection. Ketika
kami duduk di terasnya, masih belum banyak pengunjungnya sehingga perkiraan
kami bisa makan siang secepatnya.
Sambil menunggu
pesanan datang, saya ngobrol lebih dekat dengan teman-teman segrup. Ada Mas
Yuhardian dari Padang, Mbak Namira, Mas Ahad dan Mas Arman dari Medan. Kami
ngobrol tentang objek wisata, kuliner hingga kebiasaan di daerah masing-masing.
Sayangnya pesanan yang kami tunggu tidak datang-datang. Bahan obrolan kami
sampai habis dan mau muter balik bahas topik pertama saking lamanya kami
menunggu.
Padahal sepasang
bule yang duduk tak jauh dari kami sudah menikmati makanannya, sedangkan kami?
Minuman dan hidangan pembuka kami sudah mau habis padahal sepasang bule itu
datang setelah kami. Kami sudah bertanya berkali-kali namun tidak mendapatkan
jawaban yang memuaskan. Hal ini juga dialami oleh peserta yang lain, entah apa
yang terjadi di dapur Tropical.
Mas Arman yang
memesan ayam panggang sampai berkelakar, mungkin ayamnya masih ada kuliah tambahan. Eaaa itu sih ayam kampus wekekeke.
Di balik
pelayanannya yang lelet itu, kami akui rasa dan tampilan masakan di Tropical
ini sangat menggugah selera. Layaknya makanan di restoran mewah atau hotel
berbintang. Meski sudah kelaperan tapi tetep saja naluri fotografi saya
langsung on begitu melihat masakan yang instagramable itu. Langsung deh saya
beraksi menggunakan Zenfone 3. Berikut foto-foto hasil bidikan saya menggunakan
Zenfone 3, maaf kalau kalian jadi ngiler yaa.
Nilai Sempurna di Tantangan Soniy Master
Perut sudah
kenyang, saatnya melanjutkan perjalanan. Pos kami selanjutnya berada di Novotel
Hotel, tidak susah untuk menemukan hotelnya karena petunjuk yang ada di GPS
begitu jelas. Oh iya, ini saya bukannya mau nyombong ya. Sejak dari pos pertama
hingga ketiga saya dipercaya oleh teman-teman segrup untuk menjadi penunjuk
jalan.
Tau nggak?
Selama ini Mama Ivon sering meledek saya karena saya seringkali kesusahan jika
mencari alamat di Malang. Padahal saya ini asli Malang tapi banyak nggak tahu
nama-nama daerah atau jalan di Malang.
Ya iyalah emangnya saya tukang pos, begitu saya biasanya membela diri.
Tantangan di pos
ketiga ini adalah kami harus menebak judul lagu yang diputar dari Asus Zenbook
3. Meskipun tanpa tambahan speaker namun suara yang dihasilkan dari Zenbook 3
ini begitu jelas dan kencang lhoo. Padahal body-nya Zenbook 3 ini begitu
ramping dan tipis namun memiliki perfoma yang mantab. Ini semua karena Zenbook
3 menggunakan Sony Master Technology yang mampu menghasilkan suara jelas dan
kencang.
Lagu-lagu yang
diputar ternyata lagu-lagu Barat semua, beberapa lagu pernah saya dengerin
namun saya tidak tahu apa judulnya. Saya taunya hanya lagu terbaru Adele yakni
Hello. Untung saja di grup kami ada yang berprofesi sebagai penyiar radio yaitu
Mas Ahad dan Mas Dhika. Jadi lagu-lagu Barat itu merupakan makanan sehari-hari
mereka. Mas Ahad berhasil menebak 20 lagu sehingga kami mendapatkan nilai
sempurna: 20! Yeaay, you are our hero bro.
Membuat Video OIS
Nilai sempurna
20 membuat kami makin bersemangat melanjutkan ke pos berikutnya. Pos keempat
berada di Jl.Nusa Dua (seingat saya ya, maaf kalau salah) yang jaraknya lumayan
jauh dari Novotel Hotel. Biar nggak terasa capeknya, saya jalan sambil sesekali
memotret objek-objek menarik yang saya temui di sepanjang jalan.
Tugas di pos
keempat adalah kami disuruh naik mobil sambil merekam semua yang kami lihat di
sepanjang jalan. Meskipun kami berada di dalam mobil yang bergerak namun tak
perlu khawatir hasil videonya kabur atau tidak stabil karena Zenfone 3 memiliki fitur OIS. Optical Image Stabilization (OIS) merupakan sebuah teknologi untuk mengurangi getaran pada kamera yang disebabkan oleh gerakan tangan. Getaran ini menyebabkan gambar menjadi blur, sehingga fitur OIS ini sangatlah berguna bagi pengguna smartphone.
Setelah kami
mengelilingi sebagian kawasan Nusa Dua, kami kembali ke pos empat. Ternyata
tantangan sebenarnya adalah kami diminta menjawab pertanyaan tentang apa saja
yang kami lihat di sepanjang jalan tadi. Mulai dari berapa jumlah tulisan Asus
Incredible Race, berapa jumlah pintu masuk di Bali Collection hingga apa nama
rumah sakit yang ada di kawasan Nusa Dua.
Kami pun
langsung memutar kembali video hasil rekaman kami. Tapi yang ada malah kelamaan
dan kami menjawab berdasarkan ingatan dan asal nebak saja. Alhasil kami hanya
mendapatkan nilai 16. Tepat setelah nilai kami diberikan, Tim Asus menyatakan
jika Asus Incredible Race berakhir karena waktu sudah menunjukkan pukul empat.
We are Incredible People
Semua peserta
berkumpul di tempat finish Asus Incredible Race yang berada di Central Parkir
BTDC Nusa Dua. Rasanya lega dan senang karena kami semua bisa menyelesaikan
Asus Incredible Race ini. Yang bikin bangga adalah setiap peserta mendapatkan
apresiasi berupa pengalungan medali sebagai tanda telah menjadi peserta Asus
Incredible Race. Baik yang sudah menyelesaikan 10 tantangan atau tidak, semua
peserta mendapatkan medali.
Semua peserta
meluapkan kegembiraannya dengan merayakan bersama teman-teman segrup,
kebanyakan foto sambil menggigit medali. Yaa, biar kayak Owi dan Butet pas
meraih emas Olimpiade kemarin hehehe.
Terlepas dari
hasil akhir nanti apakah menang atau kalah, saya merasa sangat beruntung sekali
bisa menjadi peserta Asus Incredible Race. Saya mendapatkan banyak sekali ilmu mulai
dari fotografi membuat Light Painting, membuat video 4K, melatih kekompakan dan
kebersamaan hingga leadership. Bonusnya mendapatkan teman-teman baru yang berasal dari beragam provinsi
dan profesi. Inilah yang tak bisa dinilai dengan materi. Saya berikan tiga
jempol buat Asus atas kreatifitas dan totalitasnya dalam menghelat event Asus
Incredible Race. Semoga tahun depan saya bisa ikutan lagi hehehe aamiin.
Wah seru ya, rame-ramean ikutan game incredible racenya. Semoga tahun depan bisa berjumpa kembali
ReplyDeleteIya Mbak seru sekali, aamiin moga tahun depan bisa ikutan lagi.
DeleteLombanyanya seru dan membingungkan tapi lumayan sekalian olahraga..hehe
ReplyDeleteHehehe iya emang membingungkan, banyak grup yang nyasar. Tapi seru abies, ga nyesel kok ikutan. Makasih Mas udah mampir.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWow.. kebayang serunya! Petjaaaahh ramenya :D. Asus ngga tanggung-tanggung kalo bikin acara, games nya menarik banget :).
ReplyDeletebaca tulisan ini udah kebayang seru dan wow-nya acara asus kemarin :)
ReplyDeleteY ampun kebayang jalan kakinya.. Kudu strong ya. Itu yg tulisan brrti harus di dalam ruangan atau gimana?
ReplyDeleteSeru banget acaranya mas Ihwan, tapi BTW itu dapur Tropical kayaknya mengutamakan customer yang bule kali ya, makanya lain kali mas Ihwan nyamar aja jadi bule, hahaha
ReplyDelete