Sebagai seorang
blogger professional kita dituntut untuk mengembangkan diri karena perkembangan
dunia blog saat ini sudah semakin pesat. Blog kini tak lagi mengandalkan
tulisan sebagai kekuatan utama, ada infografis, ilustrasi dan video yang
berpotensi mendatangkan pembaca lebih banyak. Beberapa teman blogger saya lihat
sudah banyak yang belajar bikin infografis, ilustrasi dan video.
Itulah sebabnya
ketika Mas Teguh Sudarisman, seorang travel writer kawakan mengadakan Workshop
Short Travel Video with Smartphonedi Jakarta saya langsung mendaftarkan diri.
Seingat saya saat itu banyak sekali blogger yang mendaftar, komentar di status Mas
Teguh sampai ratusan jumlahnya. Dari ratusan orang yang mendaftar nanti akan
diseleksi 20 orang. Oleh karena itu, saya nothing
to loose aja karena banyak sekali blogger senior dan femes yang ikutan
mendaftar.
Hello Jakarta, I’am Come Back Again
Times fly, saya pun lupa dengan seleksi
workshop tersebut. Tahu-tahu Mbak Arni, temen blogger sejak zaman di MP
memberitahu saya di grup BK (Blogger Kekinian) kalau kami berdua lolos seleksi.
Tentu saja saya senang mendengarnya, apalagi saya dan Mbak Arni selama ini
belum pernah kopdar. Trus nanti saya juga bisa bertemu blogger dari kota
lainnya, bisa nambah teman neh. Ibarat pepatah, sekali dayung dua tiga pulau
terlampaui maka saya pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang berharga ini.
Alhamdulillah Mama Ivon merestui saya ikutan workshop ini, malahan dia yang
memberikan semangat agar saya tak menyia-nyiakan kesempatan bagus ini.
Pesawat yang
saya naiki mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pukul lima sore, bersama para
penumpang yang lain saya berjalan menyusuri lorong yang menghubungkan pewasat
dengan gerbang kedatangan. Jujur perasaan saya waktu itu campur aduk, antara
bersyukur karena saya akhirnya tiba dengan selamat di Jakarta namun di satu
sisi saya grogi juga karena ini pertama kalinya saya pergi seorang diri ke
Jakarta.
Berbekal
informasi dari dua sahabat saya yaitu Mbak Nani dan Bimo, setelah dari toilet
saya segera mencari tempat pemberhetian bus DAMRI. Dari pintu gerbang saya
berbelok ke kiri, terlihat di sana kerumunan orang-orang berbaju muslim sedang
menunggu bus. Saya pun lalu berjalan mendekat mencoba mencari tahu. Sesaaat
kemudian barulah saya sadar kalau mereka adalah rombongan jamaaah umroh yang
baru pulang dari Tanah Suci. Saya lalu berjalan kembali menuju bus yang lain.
Secepat mata
burung elang yang mengincar mangsanya, pandangan mata saya langsung menangkap
sebuah loket tempat pemesanan tiket bus DAMRI. Dengan setengah berlari saya menghampiri
salah satu loket.
“Mbak, kalau mau
ke Wahid Hasyim naik bus DAMRI jurusan apa ya?”
“Kalau yang
paling dekat naik jurusan Gambir tapi kalau jam pulang kantor gini macet.”
“Waduh, nggak
ada alternatif yang lain?”
“Ada sih, naik
jurusan Kemayoran. Agak jauh tapi nggak macet.”
“Ya udah nggak
apa-apa, udah dating busnya?”
“Itu Mas, udah
mau berangkat. Cepetan ke sana.”
Saya menoleh ke
arah bus yang perlahan berjalan meninggalkan bandara.
“Berapa harga
tiketnya?”
“Bayar di dalam
sana aja Mas, ntar ketinggalan!”
Saya langsung
berlari sambil melambai-lambaikan ke tangan ke arah bus, berharap sang
kondektur melihat saya dan mau berhenti. Thanks God, bus berhenti sebentar dan
pintunya terbuka. Saya pun naik ke dalamnya. Fiiuh, berasa kayak di film-film
petualangan aja neh pakai acara ngejar-ngejar bus segala.
Orang-Orang Baik itu Masih Ada di Jakarta
Di dalam bus
DAMRI yang melaju kencang di jalanan Jakarta yang penuh dengan berbagai macam
kendaraan bermotor, untuk kedua kalinya saya merasakan bagaimana perjuangan warga
ibukota yang harus berjibaku di dalam busway atau KRL saat pulang kerja.
Berdesak-desakan sambil membawa beban tas di pundak dan rasa capek yang
menggelayuti badan. Aah setiap orang memiliki perjuangan sendiri-sendiri.
Agar hati lebih
yakin jika pilihan saya benar, saya mencoba bertanya kepada penumpang yang
sebangku dengan saya apakah bus ini bisa mengantarkan saya ke hotel tempat saya
menginap malam ini. Ternyata dia tidak tahu.
Saya lalu bertanya kepada Mbak Nani, ternyata dia baru tau ada bus DAMRI
jurusan Kemayoran. Weks, jangan-jangan saya salah naik neh.
Saya lalu ganti
bertanya kepada penumpang di sebelah kanan saya. Dengan mantab dia memberitahu
jika pilihan saya sudah benar, nanti saya turun di Kemayoran lalu dilanjutkan
dengan naik ojek untuk menuju ke hotel. Tak dinyana penumpang di sebelah saya
bela-belain nyari di google maps lokasi hotel saya dan kemudian memberitahu
saya jika pilihan saya naik bus ini sudah tepat. Nggak lama kemudian, Mbak Nani
juga menjawab di wasap jika bus yang saya naiki sudah benar. Alhamdulillah, lega
hati saya. Di kota metropolitan yang katanya keras dan kejam ini saya masih
menemukan orang-orang baik yang mau membantu sesama, bahkan orang yang baru
dikenal sekalipun.
Meet The Bloggers
Saya
melangkahkan kaki menuju lobby Morrissey Hotel Residences yang tampak paling
megah di kawasan Wahid Hasyim. Seorang pria dengan pakaian serba hitam
tersenyum ramah sambil membukakan pintu untuk saya. Dia menanyakan apa tujuan
saya datang ke Morrissey, setelah saya jelaskan dia lalu menyuruh saya langsung
naik ke Ruang Klasse 2&3. Sambil menaiki anak tangga yang
terbuat dari kayu jati dicat hitam saya mengedarkan pandangan mata ke
sekeliling. Kesan muda, elegan dan vintage begitu terasa di setiap sudut hotel
ini. Pemilihan warna di Morrissey lebih banyak didominasi warna-warna dingin
seperti putih, hitam, cokelat dan abu-abu namun begitu saya tetap merasakan
atmosfer yang menyenangkan dan tangan saya seperti gatal untuk membidik setiap
sudut menarik yang ada di depan mata.
Ternyata saya adalah peserta pertama yang datang karena ketika saya
melongok sebentar ke dalam Ruang Klasse 2 & 3 saya tak melihat ada blogger
di sana. Kalau tidak salah hanya ada 2 atau 3 orang dengan pakaian resmi
berwarna hitam, putih dan abu-abu. Naluri saya mengatakan jika mereka bukan
blogger, maklum sesama blogger biasanya punya semacam radar wekekeke ngasal aja
sih yang ini.
Saya putuskan untuk duduk menunggu di lounge dulu, kebetulan lounge tempat
saya menunggu ini juga nyaman. Di dalamnya ada sofa empuk dan kursi yang ditata
sedemikian rupa secara berkelompok. Di tembok ada papan hitam yang bertuliskan rumus-rumus
dalam pelajaran Matemati, Fisika dan Kimia. Keren neh memang konsep yang
diusung oleh Morrissey di setiap ruangan sepertinya ada tema-tema yang berbeda.
Untung saya nggak perlu nunggu sampai jomblo karena dari kaca
jendela saya melihat dua sosok wanita yang berjalan ke dalam ruangan. Saya mengenali
salah satunya yaitu Mbak Katerina. Senang sekali akhirnya bisa ketemuan ama
travel blogger yang sudah femes ini, senyumnya yang khas langsung muncul saat
melihat saya tsaaah. Saya kemudian berkenalan juga dengan wanita yang bersama
Mbak Rien yaitu Mbak Annie Nugraha, seorang blogger yang menggeluti dunia usaha
di bidang perhiasan etnik.
Satu per satu
blogger yang lain berdatangan, ada Mbak Myra Anastasia, Mbak Putu Sukartini,
Mbak Caroline Adenan, Lutfi Retno dan Mbak Dona Imelda. Trus ada juga
fotografer yang akan memotret di sepanjang acara workshop dan hotel tour
nantinya yaitu Mas Danang D Pranoto. Layaknya para blogger yang ketemuan maka
tidak sah rasanya jika kami tidak narsis bareng. Saya dan Mbak Arni juga nggak
lupa bikin foto levitasi karena Mbak Arni ini sejak di MP identik dengan
foto-foto levitasinya. Dengan dibantu Mbak Rien kami membuat foto levitasi
gokil seperti ini.
Create Your Travel Story with Smartphone
Workshop video
travelling ini istimewa buat saya karena sudah lama saya ingin bertemu dan
menimba ilmu pada Mas Teguh Sudarisman. Siapa menyangka kini Mas Teguh berdiri
di hadapan saya dan membagi ilmunya tentang video travelling. Oh iya, sebelum workshop dimulai ada Safety
briefing oleh Hotel Morrissey. Saya jadi kagum dan acungin jempol buat
Morrissey karena sependek pengalaman saya mengikuti workshop resmi maupun non
resmi di hotel, baru kali ini saya mendapatkan safety briefing. Hal yang sering
dilupakan padahal sangat penting sekali, kita tidak tahu kan bakalan terjadi
apa satu detik kemudian.
Di awal
workshop, Mas Teguh langsung membuka mata kami dengan beberapa alasan mengapa
video kini menjadi sangat penting di era digital saat ini. Apalagi buat para
blogger, sudah saatnya kita mulai memperkaya blog kita dengan konten berupa
video. Simak alasan-alasan tersebut di foto ini:
Memang benar
sih, saya pribadi kalau sedang BW trus ada videonya yang menarik maka saya akan
putar sampai habis. Para blogger pasti pahamlah, dampak postif apa yang akan
kita dapatkan jika pembaca betah berlama-lama di blog kita?
Nah buat kalian
yang sudah tertarik pengin bikin video, ada baiknya simak dulu 10 Langkah
Membuat Video:
1.
ASK YOURSELF: APAKAH SAYA MEMANG PERLU BELAJAR
MEMBUAT DAN MENGEDIT VIDEO?
Kalau saya sih
merasa perlu karena saya pengin mencoba tantangan baru dan memberikan sesuatu
yang baru buat pembaca. Bahkan menurut Mas Teguh mulai tahun 2017 nanti vlog
akan semakin merajalela, kalau kita nggak mau belajar maka bersiap-siaplah
ketinggalan.
2.
Menyiapkan perangkat keras/alat-alat untuk shoot
maupun edit
Paling praktis
dan mudah menggunakan smartphone, mulai dari awal shooting maupun hingga nanti
proses editing.
3.
Menyiapkan perangkat lunak/aplikasi untuk shoot maupun
edit
Sekarang sudah
banyak aplikasi editing video di internet, mau yang gratis atau berbayar
tinggal pilih saja. Saran dari Mas Teguh, pakai yang berbayar aja agar lebih
maksimal hasilnya.
4.
Mempelajari perangkat keras dan lunak tersebut
Bisa dengan
otodidak atau ikutan workshop seperti yang saya lakukan ini.
5.
Mempelajari konsep dan teknik syuting
idem
6.
Merencanakan liputan
Rencanakan
dengan matang mulai dari konsep hingga nanti cara pengambilan videonya. Mau
bikin video tentang apa, lokasinya dimana, kapan waktunya hingga siapa aja yang
akan jadi aktor-aktrisnya.
7. Melakukan shooting
8. Melakukan
editing
9. Upload ke
Youtube dan atau channel video lain
Kalau saya sih selama ini upload video di youtube, mungkin nanti akan
coba di channel lain.
10. Sharing dan
promosi
Seleb aja masih
suka bagi-bagi link videonya, apalagi kita yang bukan siapa-siapa ini. Kudu
rajin sharing dan promosiin di social media agar banyak yang melihat.
Hotel Tour at Morrissey
Setelah kami
menerima materi, semua peserta diajak melakukan hotel tour sekaligus nanti
mempraktekkan ilmu yang sudah diberikan. Oh iya, ketika mendengar nama Morrissey
saya langsung teringat pada musisi asal Inggris yaitu Steven Patrick Morrissey.
Namun ternyata Morrissey Hotel Residence ini tidak ada hubungan sama sekali
dengan pentolan band The Smiths tersebut.
Morrissey pada
awalnya adalah sebuah apartemen namun dalam perkembangannya lebih banyak tamu
yang prefer ke konsep hotel. Itulah sebabnya sekarang Morrissey secara
operasional berstatus sebagai hotel namun dari segi fasilitas dan kenyamanannya
tetap seperti apartemen.
Dalam hotel tour
ini kami diajak melihat dua dari lima tipe kamar di Morrissey yaitu Studio dan
Loft. Tipe Studio memiliki ukuran 36 m2 , di dalamnya terdapat antara lain 1
tempat tidur, sofa, tv layar datar, dvd player, setrika serta mejanya hingga
meja rias. Yang bikin saya kagum ternyata di dalamnya ada kitchen set dengan
peralatan yang komplit. Enak sekali ini misalnya kita di malam hari terbangun
karena baper laper maka kita bisa memasak sendiri entah itu instant food
seperti mie, spaghetti, nugget, roti dan lain-lain.
Kekaguman saya
makin bertambah saat kami melihat Tipe Loft yang berukuran 48 m2. Dari segi fasilitas
kurang lebih sama seperti Studio namun ada tambahan meja makan dan 2 kamar
mandi. Yang bikin kagum adalah Tipe Loft ini terdiri dari 2 lantai. Seumur-umur
saya nginap di hotel baru kali ini saya menemui kamar hotel yang memiliki dua lantai.
Untuk kamar tidur dan 1 kamar mandi berada di lantai dua, sedangkan ruangan
lainnya ada di lantai pertama.
Jujur ya,
sepanjang hotel tour saya hanya bisa menelan ludah dan berandai-andai bisa
menginap di sini. Semalam saja sudah senang kok wekekeke. Nuansa Morrissey yang
modern namun tetap homey inilah yang saya jatuh hati, setiap sudutnya memiliki
daya tarik untuk dipotret. Kalau istilah anak gaul yang kekinian adalah
instagramable.
Satu lagi neh
yang unik di Morrissey adalah adanya Laundry Room. Biasanya kan kalo di
hotel-hotel ada layanan laundry, nah di Morrissey para tamu bisa mencuci
sendiri pakaiannya di Laundry Room. Dan itu semua gratisss. Fasilitas di
Laundry sangat lengkap ada 4
unit mesin cuci, sabun detergen, akses wi-fi, majalah serta perangkat
audio visual yang dapat kita nikmati sambil menunggu cuciannya selesai. Tak
heran jika para tamu di Morrissey yang sebagian adalah WNA betah menginap di
sini dengan adanya fasilitas selengkap ini.
Bagian paling menarik dari hotel tour
adalah saat kami naik ke lantai 6 untuk melihat kolam renang. Kolam renang di
Morrisey berada di rooftop dengan konsep kolam renang terbuka dimana kita bisa berenang
sambil melihat pemandangan kota Jekarda yang berupa gedung-gedung bertingkat.
Kalau menurut saya sih kolam renangnya ini juga semi infinity pool sebab di tepiannya hampir menyamai lebar bangunan,
hanya saja diberi pengaman berupa pagar.
Hotel tour diakhiri dengan makan siang
di salah satu restoran milik Morrissey yaitu Ocha & Bella. Di Ocha &
Bella kami begitu dimanjakan dengan menu-menu spesial baik itu menu western
maupun eastern. Saya paling suka dengan minuman infuse water buah kiwi yang
mengobati dahaga setelah berkeliling melakukan hotel tour.
Itulah cerita saya mengikuti Workshop
Short Travel Video with Smartphone sekaligus Hotel Tour at Morrissey Hotel
Residence. Bagi saya pengalaman ini sangatlah berkesan dan tidak terlupakan . I’am feel so blessed that day because I
have met with good and talented peoples, got a useful knowledge, a tasty food
in amazing place feel like a home. Its called Morrissey.
Memang cakep banget deh hotelnya. Saya pun pengen coba menginap di sana :D
ReplyDeleteYeaaaay ada aku disini
ReplyDeleteseneng ketemu denganmu, Wan
ceritanya menarik banget....bisa naik pesawat juga....
ReplyDeletesekarang banyak para blogger mendapat kucuran dolar dengan monetisasi vedio mbak saya sudah merasakan sendiri lhooo
Mas Ihwan keren...nyampe jakarta
ReplyDeleteSeru ya.. Aku belum kesampaian nih belajar langsung dari mas Teguh..
ReplyDeletePEngen nginep disanaaaaaa
ReplyDeletehotelnya emang keren mas. dan saya pun sekarang juga lagi belajar vlog hehe
ReplyDeleteTetep foto km sama mbak arni yang the best
ReplyDeleteAaakkkkk bagus! Bookmark yaaaa, butuh baca berulang kali di materinya nih :D
ReplyDeletepernah juga ikut kelasnya mas teguh. Keren ya, kecil-kecil banyak ilmu n pengalaman. hihihi.
ReplyDeleteBtw kolam renangnya asyik
Hmmm ceritanya panjang kali lebar Mas. Kerenn. Keep blogging & vlogging.
ReplyDeleteSeneng banget bisa kayak gitu, ketemu sesama blogger ibarat ketemu temen lama yang lama tak jumpa.
ReplyDeletegak sia2 ya mas seorang diri ke jakarta bisa dapat ilmu dapat temu blogger ;)
ReplyDeletekeren banget dan lengkap ceritanya, wah ternyata serta paling jauh ya, kok sempet sih naik motor di depan wah kudu balik kesana lagi nih
ReplyDeleteNgejar bis damri sambil berlari-lari? Kok jadi ingat film Lupus yaa.. :)
ReplyDeleteWaseek ketemu mbak Myra Anastasia, blogger keren, ramah dan tidak sombong :)
Tidak semua orang Jakarta tidak baik ya mas, hehe..
Waah, materinya bagus, Hotelnya keren.
ReplyDeleteThanks for sharing
Keep fighting while blogging mas!
ReplyDelete