Selama ini
kalau ngomongin tentang Me Time, pasti identik dengan Ibu, Umi, Bunda, Emak dan
Mama. Juaraang banget yang bahas atau minimal peduli dengan Me Time buat Bapak,
Abi, Ayah dan Papa. Padahal kami sama-sama manusia, yang punya rasa punya hati,
jangan samakan dengan pisau belatiii. Eaaa malah nyanyi :D
Pada edisi
BAPER’s Talk edisi ketiga ini kami sepakat membahas Me Time ala Bapak-Bapak.
Ngomongin
tentang Me Time buat saya itu penting banget karena sesupel-supelnya orang,
segaul-gaulnya orang pasti membutuhkan me time. Apalagi saya yang termasuk
orang introvert ini. Sudah pernah saya singgung bahwa dulu saat masih bujang
saya selalu menyempatkan diri untuk me time setiap hari dengan menyendiri di
kamar. Gunanya untuk istirahat dan mengembalikan ‘kekuatan’ yang hilang setelah
seharian menghadapi orang banyak di kantor. Kalau meminjam judul lagunya Tulus,
kita semua membutuhkan Ruang Sendiri.
Ruang
Sendiri ala Bapak Elang
Namun saya
musti realistis bahwa setelah menikah kesempatan untuk memiliki ruang sendiri
itu semakin jarang. Apalagi setelah kehadiran Mas Aiman trus kemudian Baby Aira,
saya hampir tak punya waktu untuk memiliki ruang sendiri saat pulang kerja. Boro-boro
mikirin waktu untuk ruang sendiri, mencari waktu untuk ruang berdua bersama
istri saja sekarang juga susah. Maklum, anak-anak saya itu suka begadang semua,
mereka baru tidur pukul 11-12 malam. Yaa memang sudah menjadi hukum alam dan
keseimbangan, saat kita mendapatkan sesuatu maka akan ada sesuatu yang hilang
juga dari diri kita.
Lalu apakah
saya menyesali hal tersebut?
Tentu tidak.
Bagi saya itu
sudah menjadi konsekuensi ketika kita memutuskan untuk berkeluarga. Pasti ada
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menikah.
Daripada
menyesali keadaan maka lebih baik kita menyiasati agar tetap memiliki ruang
sendiri. So inilah ruang sendiri yang saya miliki sebagai seorang bapak.
- Kantor
Alhamdulillah job
desc saya sekarang tidak mengharuskan saya berhadapan dengan orang banyak
secara langsung. Sehari-hari saya bekerja di depan PC: menulis berita untuk
website kantor, mengelola akun social media kantor dan mendesain produk-produk
promosi. Saya baru bertemu orang banyak saat ada acara atau event sehingga
lebih banyak waktu bagi saya untuk sendiri. So bagi saya ngantor sudah menjadi
ruang sendiri, setidaknya dari keluarga hehehe.
- Dunia Blog
Yaap, ngeblog
adalah ruang sendiri paling asyik bagi saya. Lewat blog saya bisa menekuni
passion saya di dunia tulis-menulis. Saya bisa menulis apa saja yang saya suka
tanpa ada yang melarang dan mengatur sepanjang tulisan saya itu tak menyinggung
atau menyakiti orang lain. Tapi meskipun begitu saya tetap tak bisa melepaskan
keluarga dari dunia blog, buktinya saat comeback ngeblog pada tahun 2015 saya
membuat blog bertema keluarga. Saya baru membuat blog pribadi lagi setahun
kemarin karena ingin tetap memiliki ruang sendiri di dunia maya. Sebab ada
hal-hal tertentu yang tidak bisa ditulis di blog keluarga.
- Sosialisasi
Sosialisasi bisa
dilakukan dimana saja dan kapan saja, apalagi kini sudah ada teknologi bernama
social media dan aplikasi chat seperti whats app. Sosialisasi dengan teman
kerja, teman ngeblog baik itu yang masih di Malang atau luar kota bisa
dilakukan lewat whats app.
Dengan sosialisasi
ini saya tetap bisa kontak dengan teman-teman meski saat itu lagi bersama
keluarga. Errr tapi memang harus saya akui seringkali masih khilaf, saat
menemani anak bermain saya keasyikan dengan ruang sendiri yang satu ini. Maafin
Bapak ya Nak.
Untuk saat ini
saya hanya memiliki 3 ruang sendiri saja. Kalau bisa nambah mungkin hanya satu
yaitu lewat olahraga. Mungkin saya bisa memiliki lebih banyak ruang sendiri
saat anak-anak sudah gedean dikit. Atau dengan cara mengubah pola tidur
anak-anak sehingga saya bisa memiliki lebih banyak waktu untuk ruang sendiri. Kangen
juga saya menulis draft novel sampai larut malam seperti saat masih bujang
dulu. Sekarang saja saya lebih banyak ngetik buat blog di sela-sela jam kantor.
Memiliki ruang
sendiri itu memang penting bagi kesehatan mental, apalagi bagi para orang tua
seperti kita. Kalaupun saat ini waktu untuk ruang sendiri sedikit maka tetaplah
bersabar dan ikhlas menjalaninya. Kita patut bersyukur jika anak-anak nempel
terus sama kita, sampai-sampai ke toilet aja ditungguin. Karena banyak orang tua
bijak bilang bahwa masa anak-anak itu akan cepat berlalu, itulah kesempatan
emas bagi orang tua untuk mengukir kenangan-kenangan indah di benak anak-anak. Di
luar sana banyak ayah atau ibu yang harus menahan rindu karena hidup berjauhan
dengan buah hati mereka. Urgh sok iyes banget saya ya ngomongnya. Tak ada
maksud buat menggurui kok ini malah buat self reminder untuk diri sendiri.
Itulah cerita
atau mungkin juga bisa dibilang sedikit curcol saya tentang Ruang Sendiri yang
saya miliki sebagai seorang bapak. Bagaimana dengan Anda, monggo sharing di
komentar.
Bapakpun juga butuh me time ya :)
ReplyDeleteBeruntung anak saya 4tahun, tidurnya sore (tapi ndak pernah tidur siang) jadi kami masih bisa menikmati me time.
Betuuull, para suami pun butuh me time ya.. :) Kalo suami msh suka main games, Tamiya sama baca komik di waktu luangnya..
ReplyDeleteBapak juga butuh me time, jangan samakan kami dengan pisau belati. Wkwkwkwk
ReplyDeleteEnak ya kerjaan di kantornya nggak jauh-jauh dari urusan blog dan sosial media, tapi kalau jenuh dengan laptop dan hp saya biasanya 'ndayo' atau bertamu ke tetangga mas. :)
Ruang sendirinya buanyak y. Sm ky saya dua tahun blkgan. Sebelumnya nyaris ga ada Me time. Sekalinya Me Time ke dokter Gigi. Hehe. Malah curcol
ReplyDeleteKalo suamiku, me timenya itu main pingpong mas.. Tiap jumat abis pulang kantor. Kebetulan di kantornya ada komunitas pingpong juga, dan mereka selaku main bareng. Memang sih kdg sampe jam 12 mlm. Tp aku izinin krn aku tau dia jg butuh wktu utk dirinya sendiri :). Apalagi selama ini dia slalu izinin aku utk me time ama temen2 sesekali. Kalo suami ga stress, selalu happy, kan istrinya juga ntr yg makin dimanjain wkwkwkwk :D
ReplyDeleteAku bisa bayangin kalau bapak2 nggak punya ruang sendiri pasti bakal stres ya. Maklum kan laki2 tanggung jawabnya besar, jadi butuh banget me time ala bapak2
ReplyDeleteYup..tanpa disadari juga tulisan akan menginspirasi lainnya.
ReplyDeletesama sih, aku juga kalo me time nunggu anak anteng dulu, atau gantian sama suami buat gantian jaga anak, sama-sama pengertian aja
ReplyDelete