Saat masih
single dulu saya memiliki angan-angan jika nanti menikah ingin memiliki tiga
anak. Mengapa tiga anak? Mungkin karena saya terlahir dari keluarga yang cukup
besar yaitu memiliki empat anak, sebenarnya sih enam namun dua kakak meninggal
saat masih kecil. Tapi saya nggak pede jika punya empat anak, terlalu rame
hehehe. Yang bikin nggak pede tentu aja kemampuan saya untuk membesarkan dan
menafkahi mereka dengan baik. Nah pikir saya kalau tiga masih oke lah.
Trus setelah
menikah dan dikaruniai Mas Aiman, keinginan saya itu ternyata berlawanan dengan
keinginan Mama Ivon. Istri hanya ingin memiliki satu anak saja. Alasannya
antara lain: sudah sayang banget sama Aim, takut nanti tak bisa memberi kasih sayang
yang adil kepada adiknya, lalu ingin fokus dan memperbaiki cara merawat dan
mendidik Aiman.
Tapi kemudian
saya memberikan beberapa alasan mengapa memiliki anak lagi. Yang utama adalah ingin
memberikan saudara kepada Aiman yang bisa menjadi teman untuk berbagi dan
saling menyayangi. Saya kasihan jika nanti Aiman menjadi anak tunggal karena
saya sudah pernah melihat atau mendengar betapa banyak nggak enaknya menjadi
anak tunggal itu. Untuk jenis kelamin sih penginnya anak perempuan biar komplit
namun semua saya serahkan kepada Allah saja.
Alhamdulillah Mama
Ivon akhirnya luluh juga. Dia pun kemudian mengandung tak lama setelah kami
melakukan program kehamilan anak kedua. Kehamilan kedua ini sama halnya dengan
kehamilan pertama dimana Mama Ivon jadi lemas, lesu dan tak bersemangat
melakukan apapun.
Baca juga: Cerita
Kehamilan Baby Ai
Pada tanggal 5
Juni 2016 akhirnya lahirlah anak kedua kami berjenis kelamin perempuan yang
kami beri nama Zivana
Lathifa Humaira. Baby Aira lahir melalui proses operasi caesar
dikarenakan berat badannya melebihi batas maksimal untuk VBAC (Vaginal Birth
After Caesar). Alhamdulillah, saya mendapatkan kesempatan untuk mendampingi dan
melihat langsung proses kelahiran Baby Aira seperti Mas Aiman dulu.
Dalam proses recovery setelah melahirkan itulah saya
kemudian memutuskan untuk memendam impian saya untuk memiliki tiga orang anak.
Yang paling utama adalah karena saya tidak tega membuat istri saya harus
menjalani kehamilan yang payah dan proses kelahiran melalui operasi caesar yang
mempertaruhkan nyawanya. Saya merasa bersalah manakala membantunya selama di
rumah sakit, mulai dari urusan ringan seperti bangun tidur yang harus dilakukan
dengan pelan-pelan hingga saat membersihkan diri di kamar mandi yang harus
dilakukan dengan menahan rasa sakit akibat jahitan operasi.
Belum lagi
masalah keuangan, zaman sekarang biaya hidup makin tinggi sehingga saya takut
nanti tidak bisa memberikan penghidupan dan pendidikan yang maksimal jika
terlalu banyak anak. Mungkin ada yang berpendapat banyak anak banyak rejeki,
setiap anak membawa rejekinya sendiri-sendiri namun saya berusaha realistis
saja. Dalam hal pola asuh juga kami merasa selama ini masih banyak kesalahan,
terutama pada pola asuh Mas Aiman. Memiliki satu anak aktif saja sudah sering
membuat lepas kontrol dan emosi, belum lagi ini Baby Aira nanti akan seperti
apa anaknya. Apakah lebih kalem atau jangan-jangan sama aktifnya kayak Mas
Aiman hihihihi.
Jadi jika ada
yang bertanya kepada kami apakah berniat memiliki anak ketiga? Maka dengan
mantab kami akan menjawab tidak, cukup dua saja. Hitung-hitung kami mendukung
program pemerintah yaitu Keluarga Berencana: Dua Anak Cukup.
Bagaimana dengan
Anda? Monggo sharing juga di komentar biar kita bisa sama-sama belajar.
Pilihan yang bijak! Nasihat yang bagus untuk dicontoh.
ReplyDeleteSebelum nikah, saya dan suami kompakan pengen punya 4 anak. Saya 4 bersaudara, begitu juga dengan suami. Tapi setelah punya 2 anak, juga sama-sama sepakat cukup 2 aja. Apalagi usia mereka gak terlalu jauh. Udah asik main bareng :D
ReplyDeleteTosss, insyaAllah manteb dua ini aja.
ReplyDeleteHalo mas ihwan sama mb ivon. Kalian adl keluarga inspirasional. 2 anak kalian udah komplit. Jadi tambah bersyukur ya ;)
ReplyDeleteBtw kalau aku pengin 1 atau 2 anak aja. Suami maunya 3 hahaha
dua anak lebih, baik... gitu kjan programnya hhe
ReplyDelete