“Pak, ayo main ke Alun-Alun.”
“Pak, aku pengin ke Matos.”
“Pak, memancing yuk.”
Itulah yang selalu dikatakan Aiman jika dia sudah merasa bosan
bermain di rumah atau melihat video kesukaannya. Alhamdulillah di Malang banyak
tempat bermain untuk anak-anak. Mulai dari yang gratisan hingga yang berbayar,
mau yang outdoor atau indoor ada, mau yang bukanya siang atau malam tinggal
pilih kapan waktu luangnya.
Kalau mau yang gratisan, outdoor
dan bukanya siang hari bisa bermain di taman-taman kota yang kini makin banyak
di Malang. Sebut saja Alun-Alun Kota Malang, Merbabu Familly Park, Taman
Trunojoyo dan Taman Singha Merjosari, taman-taman ini dilengkapi dengan
fasilitas bermain. Sedangkan yang berbayar, indoor
dan bukanya dari siang sampai malam bisa main ke arena playground yang ada di mall
seperti Matos dan Mall Olympic Garden. Tarif bermainnya rata-rata Rp.25.000 per
30 menit, kalau mau hemat pilih saja yang Rp.35.000 per 1 jam. Ada juga yang
semi outdoor dan tarif bermainnya murah meriah yaitu di Malang Night Market,
seperti odong-odong, mandi bola, memancing hingga kinetic sand.
Sebagai orang tua yang baik kita harus teliti dalam memilih tempat
bermain untuk anak. Jangan sampai kita salah memilih sehingga anak kita bermain
di tempat yang tidak aman dan bisa membahayakan mereka. Bahkan menurut survey
yang dilakukan oleh American Pediatric pada Juni 2016 mendapatkan hasil yang
mengejutkan yaitu banyak faktor yang menyebabkan taman bermain dapat menjadi
penyebab trauma pada anak.
Untuk itulah sebelum memperbolehkan anak kita bermain di suatu
tempat bermain maka kita perlu memeriksa dan memastikan terlebih dahulu
keamananya. Agar lebih mudah maka berikut ini beberapa indikator yang bisa kita
terapkan sebagai filter dalam menentukan tempat bermain yang aman untuk buah
hati kita. Aman di sini dalam arti yang luas ya, aman baik dari segi fisik
maupun mental.
- Kebersihan
Mau sebagus apapun tempat bermain kita harus memperhatikan
kebersihannya. Untuk tempat bermain outdoor
maka aspek kebersihan yang perlu kita periksa adalah apakah bersih dari
sampah atau kotoran hewan, tidak penuh dengan debu atau pemicu alergi lainnya,
kondisi wahana bermainnya tidak berjamur atau lumutan. Kami pernah mendapati
tempat bermain di sebuah taman kota yang area
playground-nya dilapisi dengan semacam karet busa, mungkin karena sering terpapar
sinar matahari dan hujan sehingga menyebabkan lapisan karet busanya itu
berlumut. Kalau dibiarkan terus bisa licin sehingga rawan membuat anak
terpeleset.
Kalau tempat bermain indoor
sepanjangan pengalaman saya mengajak Mas Aiman bermain di area playground di mall-mall, biasanya relatif lebih bersih karena rajin dibersihkan
dan berada di ruangan ber-AC. Namun begitu kita tetap memastikan dengan benar
tingkat kebersihannya, terutama di permainan mandi bola. Kalau kita gugling maka kita akan menemukan banyak
kisah-kisah sedih yang dialami anak-anak ketika bermain mandi bola, mulai dari
digigit seranga, ular hingga tertular penyakit lewat virus atau bakteri yang
terdapat dalam bola warna-warni tersebut. Pilihlah tempat bermain yang rutin
mencuci bola-bola di permainan mandi bola agar kebersihannya terjamin. Idealnya
bola-bola itu harus dicuci seminggu sekali mengingat setiap hari banyak sekali
anak-anak yang bermain di sana.
- Keamanan
Keamanan di sebuah tempat bermain meliputi lingkungan dan wahana
permainan yang terdapat di dalamnya. Untuk permainan outdoor maka yang perlu diperiksa keamanan lingkungannya adalah
terbebas dari tanaman liar yang berduri, hewan-hewan berbisa seperti ular atau
kalajengking dan benda-benda tajam lainnya seperti batu atau potongan kayu yang
runcing. Sedangkan di permainan indoor biasanya
dilengkapi juga dengan penerangan dan permainan yang menggunakan sumber listrik
maka pastikan menggunakan stop kontak yang aman dan tidak ada kabel yang
terkelupas yang bisa membahayakan buah hati kita.
Untuk wahana permainan yang digunakan pastikan terbuat dari bahan
yang aman dan tidak bersudut tajam atau runcing. Biasanya wahana permainan
outdoor sering terkena hujan sehingga ada yang berkarat dan rusak, nah kondisi
seperti ini perlu diwaspadai juga.
Kebetulan di Alun-Alun Kota Malang terdapat air mancur yang menjadi
pusat perhatian para pengunjung. Sayangnya ujung pagar yang mengelilingi air
mancur itu berbentuk seperti ujung tombak, tentunya hal ini sangat membahayakan
pengunjung yang menikmati pertunjukan air mancur. Apalagi namanya anak-anak,
pasti berebut ingin berada di depan sendiri. Nah jika tidak didampingi mereka
bisa terluka oleh ujung pagar yang runcing itu. Untunglah Pemkot Malang cukup
peka, di kunjungan berikutnya saya melihat ujung pagar yang runcing itu sudah
dipotong sehingga tak membahayakan pengunjung lagi.
- Kesesuaian
Di tempat bermain disediakan berbagai macam permainan yang memiliki
ukuran, bentuk dan tingkat kesulitan yang disesuiakan dengan usia anak. Nah
kita harus mengarahkan anak-anak untuk memainkan permainan yang sesuai dengan
usianya. Jangan sampai dia memainkan permainan yang seharusnya untuk anak yang
lebih tua darinya sebab akan membuatnya kesulitan bahkan membahayakan dirinya. Atau
sebaliknya, dia memainkan permainan untuk anak yang lebih muda darinya maka
bisa menyebabkan wahana tersebut cepat rusak.
- Kapasitas
Area playground di
Alun-Alun Kota Malang jika weekend
selalu penuh bahkan melebihi kapasitas, akibatnya bisa ditebak. Suasana bermain
jadi kurang kondusif karena penuh sesak dan menyebabkan antrian yang lama untuk
bermain. Akibatnya Mas Aiman jadi bĂŞte karena harus menunggu lama. Kalau sudah
begitu, saya dan Mama Ivon mending mengajak Mas Aiman ke tempat bermain yang
lain.
Alternatif yang biasanya kami datangi adalah area playground di mall. Memang sih juga penuh tapi jumlah
permainannya lebih banyak sehingga tidak begitu lama antrinya trus suasananya
juga lebih nyaman. Nggak apa-apa deh ngeluarin uang untuk tiket masuk, yang
penting anak happy bisa bemain dengan
leluasa.
- Pendamping
Idealnya di setiap tempat bermain ada pendamping yang bertugas
mengarahkan anak-anak bagaimana bermain yang benar. Lalu mereka juga mengawasi
serta menjaga anak-anak saat bermain agar jangan sampai berebut dan antri
dengan tertib.
Tapiii, biasanya tempat bermain yang ada pendampingnya itu adalah
yang berbayar. Dulu di awal-awal launching
area playground Alun-Alun Kota Malang ada para pendampingnya. Sementara
orang tua hanya boleh melihat dari luar playground.
Keberadaan para pendamping ini cukup efektif menertibkan anak-anak, para orang
tua pun juga tenang melihat dari kejauhan.
Namun terakhir kali kami main ke sana sebelum puasa, sudah tidak ada
lagi pendamping di playground tersebut.
Akibatnya banyak anak yang bermain sesukanya, ditambah lagi para orang tua juga
ikut masuk sehingga suasana bermain jadi kurang kondusif.
Fitrah anak-anak memang bermain, maka tak heran jika sedang asyik
bermain mereka lupa untuk beristirahat. Demikian juga halnya dengan Mas Aiman. Mas
Aiman kalau sudah berada di tempat bermain senang sekali, tanpa bosannya dia
bermain seperti tak memiliki rasa capek sedikitpun. Nah adakalanya sehabis
bermain itu, kondisi badan Mas Aiman jadi ngedrop dan ujung-ujungnya jatuh
sakit. Paling sering sakitnya tuh demam, panas hingga sakit kepala.
“Pak, aku pusiing. Kakiku nggak bisa gerak.”
Begitulah biasanya yang dikeluhkan Mas Aiman jika sakit karena
kecapekan karena bermain. Sebagai orang tua yang cerdas, kita jangan langsung panik
jika anak mendadak sakit. Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengukur
suhu badannya menggunakan termometer, bukan tanganmeter hehehe.
Menurut nasihat dari dokter anak langganan kami, seorang anak
dikatakan demam apabila suhu tubuhnya lebih dari 38 derajat celcius. Yang perlu
kita ketahui bahwa demam merupakan reaksi normal saat tubuh menghadapi
perubahan, entah itu sedang melawan penyakit ataupun menghadapi pertumbuhan
tertentu. Demam justru hal bagus sebagai pertanda tubuh punya perlawanan
sekaligus gejala terhadap suatu penyakit. Demam bisa disebabkan infeksi virus
maupun bakteri, reaksi terhadap imunisasi, kurang minum, ataupun terlalu banyak
main sehingga overheating.
Jika anak sudah positif demam maka bukan berarti kita langsung
memberinya obat, namun sebaiknya kita terapkan beberapa terapi yang bisa
menurunkan panas antara lain:
1.
Skin to Skin
Untuk bayi yang demam kita bisa menerapkan terapi Skin to Skin. Ketika
si kecil panas, maka secara otomatis suhu panas dari tubuhnya akan 'mencari'
permukaan lain yang lebih dingin. Nah kulit ayah atau ibunya lah yang menjadi
objek perpindahan panas si kecil ini. Permukaan kulit ayah atau ibu yang jauh
lebih luas daripada anak akan mampu menyalurkan suhu panas ini ke seluruh tubuh
sehingga ayah atau ibu tidak ikut demam juga.
2.
Kompres
Sampai sekarang masih ada orang tua yang salah persepsi dengan
memberikan kompres air dingin saat anaknya panas. Padahal hal ini malah
menyebabkan suhu badan akan semakin naik. Penjelasannya seperti ini: Otak kita memiliki
sistem thermostat. Sistem ini menjaga suhu tubuh tetap stabil. Air hangat,
selain memperlancar peredaran darah, akan membuat sistem ini memberi perintah
menurunkan suhu. Nah jika dikompres dengan air dingin yang terjadi malah sebaliknya.
Thermostat bisa tertipu dan malah menaikkan suhu tubuh.
Kesalahan kedua, selama ini mayoritas yang dikompres adalah dahi.
Padahal itu tidak efektif. Para dokter justru menganjurkan untuk mengompres lipatan-lipatan
tubuh, bagian ketiak, leher, lipatan siku dan kaki, atau selangkangan.
3.
Berendam
Selain dikompres, anak juga bisa diberikan terapi berendam. Air yang
dipakai adalah suhu air keran atau hangat.
Selain itu juga berikan banyak minum dan makanan berkuah. Lalu pakaiakan
baju yang tipis dan jangan diberi selimut tebal agar panas tubuhnya mudah
keluar.
Jika semua terapi di atas sudah kita lakukan namun panas anak tak
kunjung turun, barulah kita bisa memberinya obat penurun panas yaitu
paracetamol. Di pasaran banyak sekali beredar obat penurun panas untuk anak, namun
kita jangan sembarangan memilih obat untuk buah hati tercinta.
Nah saya punya referensi obat penurun panas yang cukup efektif dan
aman yaitu Tempra Syrup.
Tempra mengandung paracetamol yang bekerja sebagai antipiretika pada pusat
pengaturan suhu di otak dan analgetika dengan meningkatkan ambang rasa sakit. Selain
untuk meredakan demam, Tempra ini juga bisa meredakan rasa sakit dan nyeri
ringan, sakit kepala dan sakit gigi,
demam setelah imunisasi atau atas petunjuk dokter.
Tempra tersedia tiga varian yaitu Tempra Forte yang memiliki rasa Jeruk,
Tempra Syrup dengan rasa Anggur dan Tempra Drops rasa Anggur. Jangan sampai
keliru ya Bunda memberikan Tempra untuk buah hatinya. Tempra Drops untuk bayi
berumur 0-1 tahun, Tempra Syrup untuk anak usia 1-6 tahun sedangkan Tempra
Forte untuk 6 tahun ke atas. Jika anak masih demam lebih dari 2 hari (48 jam)
atau bila masih merasa sakit (nyeri) lebih dari 5 hari, segera hubungi dokter
anda ya.
Demikianlah sharing Keluarga Biru tentang bagaimana memilih tempat
bermain yang aman dan nyaman untuk buah hati tercinta. Tidak ada yang lebih
membahagiakan orang tua selain melihat anak-anaknya tumbuh dengan sehat dan
bahagia, salah satunya adalah lewat bermain. Ketika anak bermain di tempat bermain jangan pernah lengah untuk mengawasi mereka agar acara bermain anak terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Salam.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang
diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan
pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil
konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Referensi:
Majalah Nakita
http://seputarduniaanak.blogspot.co.id/2009/06/tips-memilih-arena-bermain-sudahkah.html
http://health.detik.com/read/2016/01/12/090042/3116069/764/hendak-lakukan-skin-to-skin-contact-untuk-turunkan-demam-anak-begini-caranya
http://www.jpnn.com/news/si-kecil-demam-jangan-ukur-pakai-tangan-meter-lakukan-langkah-seperti-ini?page=2
Wah sama. Aira juga suka ke alun alun. Memang agak rame sih. Jadi datangnya pagi pagi banget. Hihi... Emaknya gak suka ngemol sih.. Wah pakai tempra juga ya. Recomended ya.. Cepet turunin panasnya
ReplyDeleteNice share. C juga sama seperti Aiman. Kadang bermain terlalu semangat dan lupa waktu sampe2 kecapekan. Kita sebagai orsng tua yang hsrus mengetahui batas anak. Kalau sudah melihat tanda-tanda anaknya capek, biasanya aku langsung panggil untuk istirahat dan minum. Agak maksa sih.
ReplyDeleteAiman sekarang sudah gede yaaa, bisa adaptasi dgn teman baru ya? Tambah pintar ya le..
ReplyDeleteKadang emang kita ga tau ya mainan-mainan yang di playground indoor itu dibersihkan secara berkala atau enggak karena kan dipegang banyak anak bisa jadi sarang kuman penyakit. Kalau anak saya lebih sering bermain outdoor di alam bebas :) dan kebetulan juga saya tulis di blog untuk ikut lomba Tempra seperti mbak
ReplyDeleteAnak-anak butuh perhatian dan penjagaan ketat ya mas :)
ReplyDeleteYang indoor itu kadang alat2 mainnya juga bulukan. Haha. Yang pasti sih emang kudu diawasin walopun sudah terlihat aman.
ReplyDeleteDi Jakarta sudah sulit mencari tempat bermain anak yang nyaman... Tapi alhamdulillah di beberapa kelurahan sudah ada RPTRA... Jika anak panas demam, kami juga kasihnya Tempra... Jika gak mempan, baru kami bawa ke dokter puskesmas terdekat...
ReplyDeleteanakku juga anak alun-alun banget wkwkwk ketika disuruh milih main di mall apa alun-alun? mereka pilih alun-alun, tapi emang sih karena ramai jadi kudu diawasi lebih ketat...
ReplyDeleteIkut seneng ya mas kalau anak2 hepi mainnya, kalau aku seringnya sih yg gratisan ajah, biar ngirit. Hehehe. Semoga selalu sehat ya mas Aiman.
ReplyDeleteAnak-anakku kalau liat playground langsung deh beraksi, manjat2, perosotan. Tapi tetep kuawasin sih :D
ReplyDeleteSerunya bermain Mom. Happy Parenting :)
ReplyDeleteIya kalo kecapekkan juga sama minta dipijit medina
ReplyDeleteDuh, itu beneran paharnya lancip kyk ujung tombak gt.
ReplyDeleteBahaya ih, mana bocah di foto kyk sante aja peluk pagar itu...
keamanan memang penting banget mas, aku pernah lalai, Arjuna salto pas main di istana balon, apa anjlok anjlok dan dia salto, memang empuk sich, tetapi sebagai emak, aku tetap saja khawatir, meskipun anaknya enggak kenapa-kenapa
ReplyDeleteIni mkny najla trmasuk jarang main yg di outdoor, hoho, tapi karena di jogja juga jarang sih, banyakan yg indoor. Aiman pinter sehat2 terus ya
ReplyDeleteMalang mah emang surganya tempat rekreasi. Thifa aja sekali diajak ke Malang selalu minta balik lagi.
ReplyDeleteSeru ya Malang, banyak spot yang children friendly.
ReplyDeleteKalau suatu hari kami nyasar ke Malang
ReplyDeleteAjak main ke alun-alun dan tempat2 ramah anak lainnya yaaaaa
Enak ya di Malang banyak sekali tempat untuk bermain dan bereksplorasi
ReplyDeleteSenengnya di Malang.. Alun-alunnya surga bermain buat anak-anak
ReplyDeleteasyik banget tuh Aiman mainnya. :D
ReplyDeletePengen ke Malang jadinya. :)
ReplyDeleteHaiii Aimaaan ganteeng <3 :D
ReplyDeleteAnak-anak memang dunianya bermain, tinggal bagaimana kita memfasilitasinya
ReplyDeleteBunda juga paling senang ngajak anak-anak bermain, baik outdoor maupun indoor yg penting tempatnya aman dan nyaman
ReplyDeletedi manapun tempat bermainnya asal tetap dalam pengawasan orangtua pasti aman saja
ReplyDeletebermain adalah dunia anak-anak yang tak dapat kita pisahkan.. namun bagaimanapun orang tua harus tetap mengawasi..
ReplyDelete