Salah satu
kegiatan yang selalu diadakan dalam peringatan Hari Raya Kemederkaan RI adalah
Karnaval 17 Agutus. Dan tahun ini Aiman sudah bisa ikutan karnaval 17 Agustus
pertamanya, YEAAAAY. Ini yang heboh malah bapaknya wekekekeke.
Hmm sebenarnya
sih bukan pertama-pertama banget. Duluu, pas Aiman umur 2 tahunan kalau nggak
salah (maap saya pelupa) dia pernah mau ikutan karnaval tingkat RW tapii nggak
jadiii. Penyebabnya karena Aiman nangis minta gendong padahal teman-temannya
udah pewe duduk di atas mobil pick-up hias. Trus Mama Ivon kemana? Dia asyiik
ngemall :P
Nggak ding,
Mama Ivon juga ikutan karnaval tapi dia harus menari bersama ibu-ibu yang lain.
Saya kan nggak mungkin gendong Aiman karena pengin mendokumentasikan juga
karnavalnya. Untung saja ada paman saya yang akhirnya ngajak Aiman pulang, dia
nggak jadi ikutan karnaval deh.
Nah, tahun ini
Aiman dapat kesempatan lagi ikut karnaval 17 Agustus. Kali ini dia ikutan
karnaval yang diadain oleh sekolah. Untuk kostumnya sudah ditentuin oleh pihak
sekolah yaitu kelasnya Aiman pakai baju profesi. Mama Ivon gercep langsung
nyari pinjaman baju profesi, untung keponakan punya baju seragam polisi tapi
nggak ada topi dan aksesorisnya. Saya ngusulin untuk sewa topi dan aksesorisnya
di tetangga yang kebetulan buka salon dan persewaan baju. Tapi Mama Ivon
pesimis kalo tetangga itu nyewain baju profesi, dia prefer beli aja. Alasannya nanti bisa dipakai sama Aira atau
keponakan-keponakan kami.
Kelabakan Hunting Baju Polisi
Ndilalah pas
H-1 lha kok saya lembur sampai jam 8 malam sehingga agenda beli baju polisi
jadi ikutan molor. Sepulang dari lembur kami segera meluncur ke toko penjual
baju profesi yang ada di tengah kota. Ketika kami sampai di toko, ternyata
mereka udah mau tutup. untung saja kami masih bisa masuk. Tapiii ternyata nggak
boleh kalau hanya beli topi dan aksesoris baju polisi, harus beli sepaket yang
harganya tuh lumayaan. Pikir kami, kok sayang banget beli baju komplit ntar
hanya dipakai sekali aja.
Mama Ivon lalu
nyoba hubungi temannya, kali-kali aja ada yang punya. Alhamdulillah ada yang
mau minjemin topi dan aksesoris, bisa diambil malam itu juga atau besok pagi.
Karena khawatir kalo besoknya rempong dan terlambat akhirnya kami ambil malam
itu. Tapiii belum nyampe rumahnya, si temannya Mama Ivon wasap. Ternyata si
anak nggak ngijinin kalau topi dan aksesoris polisinya dipinjam karena masih
baru.
Saya lalu
ngusulin ke Malang Night Market, siapa tahu di sana ada yang jualan kostum
polisi atau yang lain dengan harga yang agak miring. Dalam perjalanan ke MNM,
saya diskusi ama Mama Ivon. Kenapa kalau ada karnaval anak-anak dengan tema
baju profesi, yang dipakai pasti itu-itu mulu. Kalau nggak polisi, tentara atau
dokter. Padahal profesi di dunia ini kan banyak, bahkan sekarang profesi yang kekinian
juga nggak kalah keren misalnya blogger dan youtuber wekekeke.
Malahan lebih
gampang nyari bajunya, nggak usah nyewa atau beli malahan karena blogger atau
youtuber nggak perlu seragam. Cukup pakai baju casual dengan bawa ‘senjata
perang’ mulai dari HP, kamera dan tripod.
Tapiii ya, kita
harus maklum karena sebagian besar masyarakat masih belum mengganggap kalau
blogger dan youtuber itu sebagai profesi. Yang lebih parah lagi malah belum tau
apa itu blogger dan youtuber. Jadi mari kita tunduk pada stigma masyarakat kalau
nggak ingin anak-anak kita dipandang aneh saat ikut karnaval atau kita dianggap
pelit nggak mau nyewain baju profesi buat mereka.
Singkat cerita,
di Malang Night Market ternyata juga nggak ada yang jualan baju seragam polisi
atau tentara. Kami udah agak hopeless neh,
kalau sampai besok nggak nemu pakaian seragam polisi atau tentara maka Aim akan
mengenakan pakaian profesi wartawan. Nanti Aim akan memakai baju casual,
mengenakan topi dan membawa kamera milik Mama Ivon.
Sesampainya di
rumah, saya coba main ke rumah tetangga yang buka jasa salon, kali-kali aja dia
nyewain baju polisi sekalian saya mau creambath. Eh ternyata dia nyewain
juga baju atau pakaian profesi. Oalah, coba kemarin-kemarin Mama Ivon mau nyoba
ke sini pasti kami udah tenang di rumah. Nggak perlu kelabakan hunting baju polisi sampai ke Malang
Night Market segala.
Dan inilaah
penampilan Mas Aiman dengan baju polisi nan gagah. Untung saja ada ukuran baju
yang pas dengan ukuran badan Mas Aiman, hanya topinya aja yang kekecilan. Aiman
emang nurun saya, punya ukuran kepala yang lumayan besar.
Rute
karnavalnya nggak jauh kok, hanya jalan di sekitar lingkungan sekolah. Tapi buat
anak-anak itu sudah bikin hepi dan bangga karena mereka ditonton oleh para
warga yang kagum melihat mereka yang terlihat ganteng dan cantik dengan
berbagai macam baju adat dan profesi. Kalau pengin tahu gimana jalannya
karnaval silakan tonton di video berikut ini:
Itulah cerita
Karnaval 17 Agustus Pertama yang diikuti oleh Mas Aiman. Gimana dengan
teman-teman? Pasti juga punya cerita seru saat anak-anak ikutan karnaval 17
Agustus di sekolah atau di tempat tinggalnya. Sharing juga yuk di komentar.
disekolah anakku gak ada pawai, dirumah pun juga sama, tapi ada lomba2 aja, sayangnya anakku cuma ikutan lomba di sekolah, dirumah sama sekali gak mau ikutan.
ReplyDeletemas aiman ganteng pake baju polisi
Seru nya..
ReplyDeleteDi sekolah Kk Aisy gak ada karnaval, hehe
Mas Aim ganteng deh pakai seragam.
ReplyDeleteAih kerennya Aiman, Rani 2 tahun berturut-turut karnavalnya pakai baju tentara terus nih. Hahahahah. Emaknya gak mau repot.
ReplyDeletegreat
ReplyDeleteKarnaval Nathan kemaren juga cuma sekitaran sekolah mas, tapi semua pake baju adat kreasi orangtua gitu, nggak perlu lengkap. Jadi Nathan cuma tak pakein surjan, bawahannya pake jarik yang saya kreasi jadi kayak celana gitu, ribet soalnya kalau pake baju adat lengkap. Mas Aiman pengen jadi polisi ya?
ReplyDelete