“Eh anakmu kok belum bisa ngomong sih, padahal
anaknya si itu seumuran ama anakmu udah cerewet aja kayak emaknya.”
“Lho, anakmu belum bisa megang pensil ya?
Padahal kan udah umur 4 tahun. Tuh anaknya si anu malah kemarin juara lomba
mewarnai. Lebih kecil dari anakmu malahan.”
Pernah nggak sih Ayah atau Bunda mengalami hal
di atas? Biasanya sih yang paling sering ngalami itu para Bunda ya. Rasanya
gimana Bun? Pasti sedih ya, manakala buah hati tercinta dibanding-bandingkan
dengan anak orang lain. Ujung-ujungnya kita jadi ‘presure’ anak-anak kita agar
memiliki kemampuan seperti anak tersebut.
Padahal setiap anak itu unik, mereka memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bahkan untuk kemampuan dasar seperti
berjalan dan berbicara saja setiap anak berbeda. Ada yang kemampuan berjalannya
lebih cepat berkembang daripada kemampuan berbicaranya, demikian juga
sebaliknya.
Kami pun juga pernah berada di fase-fase galau
ketika dulu Mas Aiman berumur 3 tahun belum kunjung bisa ngomong. Padahal
anak-anak yang seumuran dengannya sudah cerewet. Trus sekarang saat usia Mas
Aiman menginjak 4 tahun, kami sedikit galau lagi karena kemampuan motorik
halusnya yang kurang. Dia belum bisa memegang pensil dan malas makan sendiri.
Alasannya kenapa malas makan sendiri ada dua: belum begitu terampil memegang
sendok dan kalau makan tanpa sendok lengket. Trus maumu apa Le? Wekekekeke.
Kecuali kalau dikasih makan mie, Mas Aiman
dengan semangat akan makan sendiri sampai habis. Masa iya dia kami cekokin mie
instant setiap hari agar mau makan sendiri.
Untuk meningkatkan kemampuan motorik halusnya,
kami pernah mengikutkan Mas Aiman terapi di House of Fatima Child Center. Tapi karena
satu dua hal kami tidak melanjutkan terapinya.
Nah setelah masuk sekolah TK, Mas Aiman kami
ikutkan les yang diadakan oleh pihak sekolah salah satunya les mewarnai.
Semenjak saat itulah dia tergerak untuk benar-benar belajar mewarnai dengan
benar. Sebab selama ini jika di rumah, dia lebih suka meminta saya untuk
menggambar hewan-hewan kesukaannya tapi setelah itu dia nggak mau mewarnai.
Sekarang misal dia ngajak saya belajar
mewarnai, maka dia akan benar-benar mewarnai gambar yang sudah saya bikin.
Seperti kemarin malam, dia request gambar
kura-kura dan gurita. Yaa memang sih hasil mewarnainya belum rapi, masih
melanggar garis-garis. Tapi buat saya itu sudah bagus karena Mas Aiman punya
kemauan untuk belajar, trus juga imajinasinya juga ikut main. Coba liat tuh
kaki kura-kura dan tentakel guritanya berwarna-warni, padahal contoh gambarnya
nggak seperti itu.
Setiap anak memang punya tahap perkembangan yang
berbeda-beda. Kapan dia akan belajar berjalan, mulai ngomong dan lain
sebagainya. Contoh lainnya Adek Aira, kemampuan berjalannya lebih cepat muncul
daripada kemampuan berbicaranya. Sama kayak Mas Aiman dulu. Tapi untuk motorik
halusnya, dia lebih cepat belajar dari Mas Aiman. Di usianya yang menginjak 16
bulan, dia sudah getol belajar makan sendiri.
Kalau saya pribadi, boleh-boleh aja sih melihat
perkembangan anak orang lain yang seumuran dengan anak kita. Tapi tujuannya
sebagai penambah motivasi aja agar anak kita juga bisa seperti dia. Kalau
ternyata nggak bisa, ya enggak apa-apa jangan dipaksakan.
Jika kemampuan anak kita di bawah anak lain
yang seumuran, jangan buru-buru menganggap kalau perkembangan atau pertumbuhan
anak kita terhambat ya. Gunakan barometer tumbuh kembang anak yang sudah
dikeluarkan oleh instansi kesehatan, dengan demikian kita bisa mendapatkan
informasi yang benar dan objektif. Jangan sampai kita baper sendiri karena
menganggap anak kita pertumbuhannya terhambat.
Bagaimana Ayah dan Bunda? Semoga sharing ringan
saya ini bermanfaat, aamiin.
Betul. Jadi ortu emang kudu sabaarrr bgt
ReplyDelete--bukanbocahbiasa(dot)com--
Iya bener mas. Setiap anak itu berbeda. Jadi perkembangan anak itu juga beda2. Pernah aku banding2in kayak gitu sama anak lain. Tp next aku sadar, bahwa setiap anak itu beda2. Jadi emang kudu sabar dgn perkembangan anak kita.
ReplyDeleteTiap anak punya lebih dan kurang masing2. Ada yg cepet ngomong, cepet jalan, cepet tumbuh gigi, dan cepet lainnya. Jadi, anak itu beda2. Nah, kita yang jadi ortulah yg sering2 lihat perkembangannya. Jangan pernah ngebandingin anak2 kita dengan anak2 tetangga lainnya. Itu sudah masuk wilayah mental dia. Dikhawatrikan, nanti orang tuanya hingga anak besar, sering aja terus banding2in. Sabar dan tekun jadi kunci sih ya.
ReplyDeleteOrangtua, tentunya harus bangga terhadap anak sendiri. Anugerah banget deh punya anak...
ReplyDeleteish hobi banget yaaa org2 bandingin anak satu dgn yg lainnya. Ngerti sih, maksudnya baik tapi terkadang malah jd ngezeliiiiin :)
ReplyDeleteiya perkembangan anak emang beda2, kayak ke tiga anakku juga beda2. padahal satu kandungan.
ReplyDeleteSetiap anak itu unik, saya dulu pendiam. Saat ini malah ekstrofer
ReplyDeleteHallo papa millenial, setuju banget, jangan membandingkan anak kita dengan anak orang lain, setiap anak itu istimewa, stimulasi dan sabar yang terus menerus dalam setiap tahap perkembangan anak, udah paling the best! lanjutkan!
ReplyDeleteSejak mengikuti seminar parenting sudah gak khawatir banget soal tumbuh kembang, karena tiap anak memang berbeda dan ada waktunya tersendiri. Gak ada istilah terlambat, semua sudah sesuai takdirNya, tinggal kita yang perlu rajin menstimulasinya :)
ReplyDeleteaku setuju, setiap anak punya perkembangannya yg berbeda ga bisa disama ratakan :)
ReplyDeleteKalau ada yang membanding2kan, disikapi dengan bijaksana saja :)
ReplyDeleteSehat selalu dan tumbuh besar dengan sehat buat duo Ai ya 😊
Memang, orangtua tak boleh patah semangat! Semua anak istimewa!
ReplyDeleteIni pengalaman aku banget masss...sempat bikin tensi naik juga sih...dan sayangnyabsaya waktu itu tidak sabar, sempat marah sama anak, kenapa kok.dia belum bisa padahal.temenmu bisa..tapi skrg ENGGAK lagi, bismillah...saya belajar sabar, Alhamdulillah nilainya malah naik. Sabar kata kuncinya mas.
ReplyDeleteWalau saya belum menikah dan punya anak, beberapa teman saya yang sudah juga sering curhat hal yang sama, yakni anak-anaknya sering dibanding-bandingkan dengan anak lain. Kenapa badannya kurus? Kenapa ini, kenapa itu? Saya malahan yang suka jadi sensi, nih orang-orang pada kenapa ya, padahal 'kan tiap anak memang beda-beda pertumbuhannya. Bukan orang tuanya nggak becus atau gimana. Siapa sih yang nggak mau kasih yang terbaik buat anak? Bakal jadi pelajaran berharga buat nanti pas udah jadi orang tua. Xie xie udah share Papa Ihwan dan Mama Ivon :).
ReplyDeletetulisan yang bikin adem ibu-ibu :)
ReplyDeleteAku percaya banget kalo perkembangan tiap anak itu beda beda, dan sbagai ibu harus paham dan ngerti hal ini. Makanya penting nih terus belajar caranya mendidik anak. Makasih sharingnya ya kak
ReplyDeleteSetiap anak memang punya tahap perkembangan yang berbeda-beda. Nggak perlu membandingkan dengan anak lainnnya. Thanks informasinya
ReplyDeleteYups pernah banget ngerasa suka dibandingin perkembangan anakku dan anak kaka ipar, rasanya nyesek banget deh. Hanya karena anakku lebih kuru, tp Alhamdulillah sih krng malah kebalikan anakku yg gemuk. Tapi yg penting sih sehat ya, ga penting gemuk atau kurus
ReplyDeleteSetuju mas, kalo kita terus aja bandingin anak kita sama org lain, gak akan ada habisnya. Ternyata menyiapkan mental jadi orgtua itu gk gampang ya
ReplyDeleteSaya sendiri kasihan melihat anak yang dibanding-bandingkan dengan anak seumurannya yang perkembangannya lebih pesat. Alhamdulillah anakku baik-baik saja dan normal perkembangannya. Meskipun keduanya berbeda. makasih sharingnya mas
ReplyDeletesetuju banget, tiap anak perkembangannya beda2, disupport aja biar maksimal..
ReplyDeleteSaya rasa salah satu sebab lambatnya perkembangan anak adalah karena anaknya kekurangan stimulasi. Bisa jadi salah satu alasannya adalah karena orangtuanya kurang kreatif mengajari anaknya. Kalau orangtuanya kekurangan ide, bisa lihat di Mi Play Plan, di sana banyak gagasan untuk mengajak anak bermain yang tujuan akhirnya adalah stimulasi perkembangan anak.
ReplyDeletemudah mudahan iya semoga saya seceaptnya mempunyai momongan dan bisa merasakn gimna melihat pertumbuhan dan perkembngan anak
ReplyDelete