Pada bulan
November 2017 yang lalu, Keluarga Biru melebarkan jangkauan travelling ke
Provinsi Jawa Barat yaitu tepatnya ke kota Cirebon. Kebetulan Mama Ivon
mengikuti sebuah komunitas baking yang rutin mengadakan acara gathering setiap
tahun, nah pada tahun 2017 kota Cirebon dipilih sebagai lokasi gathering.
Rencana awal,
Mama Ivon hanya berangkat berdua dengan Baby Aira. Mama Ivon berangkat dulu bersama
temannya sehingga saya pun tak khawatir melepas kepergian mereka berdua. Tapi
ternyata temannya itu tidak langsung pulang ke Malang, namun mau mampir dulu ke
rumah kerabatnya di Jakarta. Karena khawatir Mama Ivon hanya berdua saja dengan
Baby Aira dalam perjalanan pulangnya maka saya dan Mas Aiman pun ikut serta.
Hitung-hitung sekalian liburan akhir tahun 2017.
Saya dan Mas
Aiman baru berangkat sehari setelahnya. Bagi kami ini adalah perjalanan berdua
paling jauh, biasanya sih hanya di dalam kota entah itu ngantar Mas Aiman main
ke taman kota, mall atau perpustakaan kota. Rasanya gimana? Cukup berat, berat
dalam arti yang sesungguhnya karena Mas Aiman dalam perjalanan dari rumah ke
Stasiun Kota Baru Malang tertidur. Saya pun harus menaruhnya sebentar di bangku
saat mengantri di pintu masuk, lalu menggendongnya dari peron ke dalam gerbong
kereta api dengan tas ransel di pundak dan satu tas kecil di tangan. Sebenarnya
ada untungnya juga sih dia tertidur, saya bisa istirahat juga. Tahu sendirilah,
Mas Aiman termasuk anak aktif, bahkan ketika di dalam kereta api sekalipun.
Baca juga: Obrolan di dalam kereta Malang-Cirebon
Bermain Pasir Kinetik di Grage City Mall
Saya dan Aiman
tiba di Stasiun Cirebon Prujakan pukul 6 pagi. Mama Ivon dan Baby Aira
menjemput kami dari rumah temannya. Dari stasiun kami meluncur ke hotel tempat
kami akan menginap yaitu Size Inn Cirebon, penginnya sih mau mandi dulu sebelum
ke acara gathering yang diadakan di Grage City Mall Cirebon. Tapi sayangnya
kami belum bisa chek-in pagi itu karena tamu yang menempati kamar kami belum
check-out. Untungnya kami masih boleh numpang mandi dan menitipkan tas di
receptionis. Setelah itu kami pun meluncur ke lokasi.
Setelah sarapan
di salah satu kedai fast food yang terdapat di Grage City Mall kami pun ‘berbagi
tugas’: Mama Ivon dan Baby Aira mengikuti gathering sedangkan saya dan Mas
Aiman cuci mata di mall. Untungnya kami menemukan wahana permainan pasir
sehingga Mas Aiman bisa bermain
sambil menunggu Mama gathering. Setelah Mas Aiman bermain, saya kembali ke venue gathering untuk mengajak Baby Aira
main pasir juga. Alhamdulillah anak-anak happy bermain di sana sebab pasir
kinetiknya cukup banyak dan peralatan cetaknya juga beragam sehingga mereka
makin bebas bereksplorasi.
Menginap di Size Inn Hotel Cirebon
Acara gathering Mama Ivon break di jam makan
siang, setelah maksi kami memutuskan kembali ke hotel. Oke sekarang kami review
sedikit ya hotel tempat kami menginap ini. hotel Size Inn Cirebon yang
beralamat di Jalan Sutawinangun No.210, Sutawinangun, Kedawung,
Sutawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45153. Hotel yang memiliki 35 kamar
ini didesain dengan konsep modern minimalis. Kamar-kamarnya terdiri dari ukuran
kecil (small) sedang (medium) dan besar (large), kami waktu itu menempati kamar
medium yang berada di lantai 3.
Size Inn ini
lokasinya cukup strategis karena dekat dengan pusat bisnis, mall hingga tempat
kuliner yang terkenal di Cirebon seperti Grage Mall, Nasi Jamblang Bu Nur dan
Nasi Jamblang Mang Dul. Saya paling suka dengan area lobby-nya karena cukup
instagramable.
Begitu kita
membuka pintu masuk hotel maka kita akan disambut dengan sudut lobby yang
cantik dengan wallpaper bergambar view Menara Eiffel yang terkenal itu, ada dua
sofa di situ namun yang paling ayecatching adalah sofa berwarna merah menyala
yang ukurannya cukup besar. Di sisi lain lobby dindingnya dilapisi dengan
wallpaper angka-angka abstract yang menutup hingga ke bagian atas. Lalu ada
juga bilik telepon klasik berwarna merah juga yang menggoda pengunjung untuk
berfoto di situ.
Kamarnya cukup
nyaman untuk kami berempat, hanya sayang koneksi wifinya lemah jika diakses
dari lantai 3. Lalu pada malam hari sempat ada insiden listrik mati beberapa
kali sehingga sempat mengurangi kenyamanan kami. Menu sarapan yang disajikan di
Size Inn standart aja, bahkan kami terlambat keluar kamar sehingga agak
kehabisan menu sarapannya.
Nyobain Nasi Jamblang Mang Dul
Setiap kota
pasti memiliki kuliner andalan yang menjadi daya tarik wisatawan, demikian juga
dengan Cirebon. Di Cirebon ada beberapa kuliner yang sudah cukup terkenal
antara lain nasi jamblang dan empal gentong. Di malam pertama menginap di
Cirebon kami mencoba hunting nasi jamblang, rekomendasi kedai nasi jamblang
yang enak sudah ada yaitu Nasi Jamblang Ibu Nur dan Nasi Jamblang Mang Dul.
Mama Ivon memilih yang pertama karena yang paling banyak direkomendasikan
teman-temannya. Dengan menaiki taksi online kami pun memulai perburuan nasi
jamblang. Oh iya, meskipun levelnya kabupaten namun Kabupaten Cirebon ini
lumayan rame lho, banyak mall dan pusat keramaian sehingga taksi online pun sudah
beroperasi di sana.
Kami agak
kemalaman keluar dari hotel, sekitar jam 19.0, biasa lah nyiapin Duo Ai itu
butuh waktu yang lumayan lama terutama Mas Aiman yang suka molor. Belum lagi
Mama Ivon kalau dandan sekarang makin lama, maklum lagi semangat-semangatnya
belajar make-up dan beauty vlogger. Setelah sampai di depan kedai Nasi Jamblang
Ibu Nur kami segera keluar dari mobil.
Namun ketika
kami baru masuk terlihat seorang pramusaji sedang membereskan meja dan kursi,
masih ada satu keluarga yang tengah terlihat menikmati Nasi Jamblang.
“Mas, kedainya
masih buka?”
“Mohon maaf
Aa’, sudah tutup.”
Tak mau
lama-lama kecewa karena gagal makan malam di kedai Nasi Jamblang yang tersohor
di Cirebon, kami segera mencari alternatif lainnya. Nasi Jamblang Mang Dul
menjadi pilihan kami yang ternyata lokasinya itu sempat kami lewati ketika OTW
ke Nasi Jamblang Ibu Nur.
Nasi Jamblang
Mang Dul beralamat di Jl. Cipto Mangunkusumo No.8 Cirebon, kedainya berada di
pinggir jalan raya sehingga mudah ditemukan. Ketika kami sampai di sana,
suasana kedainya cukup ramai. Kedainya terdiri atas dua lantai, lantai 1
dipergunakan untuk meyajikan makanan dan tempat makan para pengunjung sedangkan
lantai 2 full untuk tempat makan pengunjung.
Begitu kita
masuk, maka kita bisa langsung mengambil makanan yang disajikan di sebelah
kiri. Sistemnya prasmanan, jadi para pengunjung mengambil sendiri makanan yang
diinginkan. Di deretan pertama kita mengambil nasi kemudian bergeser ke
baskom-baskom aluminium berukuran besar yang berisi aneka lauk seperti tempe
goreng, bakwan, peyek, telur dadar, telur ceplok, telur masak sambal goreng, tahu
bacem hingga potongan ikan tongkol. Sambal gorengnya terbuat dari irisan cabe
merah yang ditumis.
Nasi Jamblang
sebenarnya memiliki keunikan yaitu pembungkusnya yang terbuat dari daun jati,
namun sekarang keberadaan daun jati mulai sulit dan harganya mahal. Sehingga
Nasi Jamblang zaman now disajikan di atas piring yang dialasi kertas minyak
yang biasa dipakai untuk membungkus makanan. Kalau pengin tahu review kami
tentang Nasi Jamblang Mang Dul, langsung aja tonton video review kuliner kami
ini.
Esok harinya,
saatnya menyenangkan hati anak-anak. Kami memutuskan untuk mengajak mereka ke
Cirebon Waterland Ade Irma Suryani yang beralamat di di Jl. Yos Sudarso No.1,
Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Lokasinya tidak jauh dari kota sehingga mudah
dijangkau, kalau kami waktu itu menggunakan jasa taksi online. HTM Cirebon
Waterland ini Rp.15.000 per orang, lalu jika ingin masuk ke area Waterlandnya
harus membawar lagi HTM sebesar Rp.30.000 per orang. Anak-anak dikenakan harga
normal. Karena yang ngebet pengin renang adalah Mas Aiman maka yang masuk ke
waterland hanya saya dan dia, sedangkan Mama Ivon dan Aira menunggu di area
taman dan bermain.
Cirebon
Waterland dibagi menjadi tiga macam kolam air yaitu waterboom khusus
anak-anak, kolam ber-arus untuk anak maupun dewasa dan kolam renang olympic
berkedalaman 1,5 meter bagi dewasa. Harga 30K cukup
sebanding dengan areanya yang cukup luas dengan desain waterland yang megah dan
sedap dipandang mata. Cuaca yang cukup terik tak mengurangi keasyikan para
pengunjung untuk bermain dan berenang di waterland.
Selain kolam
renang, di area Cirebon Waterland ini juga terdapat restoran dan penginapan.
Konsepnya menarik karena menghadap ke laut lepas. Restaurannya bernama Cheng Ho Tomadachi Steak
and Seafood, bentuknya unik yaitu seperti perahu raksasa Nabi Nuh yang terdiri
atas 3 lantai. Semula kami nggak berniat makan siang di sini karena kami sudah
ada planning mau nyobain Empal Gentong, tapi Mas Aiman bilang udah laper. Ya
udah kami pun akhirnya maksi di Cheng Ho, pesen makan buat Mas Aiman dan Aira.
Penginapan di
Cirebon Waterland ini berkonsep seperti cottage terapung yang berderet di kanan
dan kiri restaurant. Kami sempat melihat-lihat cottage terapung sambil
jalan-jalan di dermaga, kalau melihat desain dan fasilitas yang diberikan harga
per malam-nya pasti lumayan juga. Bener aja, tadi saya coba gugling dan nemu
tariff per malamnya antara lain:
1. Cottage pool view Rp. 1.500.000/malam
2. Cottage sea view Rp. 1.700.000/malam
3. Cottage berukuran luas Rp. 2.500.000/malam.
Kapasitas cottage nomer 1 dan 2 bisa menampung 4 orang sedangkan nomer 3 bisa sampai 10 orang. Wah ini cocok buat nginap rame-rame bareng keluarga atau teman se-gank. Di dermaga juga ada spot yang instagramable yaitu di Taman Laut yang cantik dengan beberapa macam tanaman hias.
Dari Cirebon
Waterland kami langsung meluncur ke Empal Gentong H. Apud. Saya sih nurut sama
Mama Ivon aja kalau urusan kuliner, sebelum ke Cirebon dia udah survey dan
tanya-tanya ke temennya. Dalam perjalanan, Mas Aiman dan Baby Aira tertidur di
dalam taksi online, ini semacam berkah buat kami sehingga bisa menikmati wisata
kuliner dengan tenang tanpa gangguan :D
Salah satu
faktor yang menjadi tolok ukur apakah sebuah kedai makanan memiliki masakan
yang enak adalah jumlah pengunjungnya. Kalau semakin ramai berarti rasa
masakannya pasti enak dan Empal Gentong H. Apud ini dipadati oleh pengunjung
ketika kami datang. Saya pun makin tak sabar ingin menikmati empal gentong yang
sudah tersohor itu.
Secara global,
menu di Empal Gentong H.Apud ini dibagi dua yaitu Empal Gentong dan Empal Asem.
Keduanya punya varian masing-masing yaitu: Daging Sapi, Usus, Babat dan Kikil.
Tersedia juga Sate Kambing Muda dan Nasi Lengko. Kami berdua memesan Empal
Gentong dan Empal Asem Daging Sapi. Harga per porsi Rp.23.000, belum termasuk
nasi. Untuk minumnya kami memesan es kelapa muda.
Saya langsung
menelan ludah ketika pramusaji membawakan pesanan kami, penampakan Empal
Gentong dan Empal Asem begitu menggoda. Kuah santan bercampul kaldu di Empal
Gentong mengingatkan saya pada kuah gulai kambing. Taburan daun seledri dan
bawang goreng di atasnya membuat aroma Empal Gentong semakin nikmat di indera
penciuman saya. Berbeda lagi dengan Empal Asem, kuahnya yang bening seperti sup
tampak begitu segar. Cocok banget dinikmati di kala siang yang terik. Ketika saya mencicipi kuahnya, saya langsung
teringat pada masakan khas Lombok Bebalung. Daging sapi pada dua empal ini
dimasak dengan sempurna, tidak undercooked atau overcooked.
Di depan kedai
Empal Gentong H. Apud ada juga penjual Tahu Gejrot khas Cirebon yang numpang
jualan. Yang seru kita bisa menonton bagaiman sang penjual meracik bumbu
gejrotnya, bumbunya terdiri atas bawang merah, bawang putih, cabai hijau, garam
dan kecap yang dihaluskan di cobek kecil.
Ketika saya
menulis part ini, saya jadi kangen pengin makan lagi Empal Gentong dan Empal
Asem di Cirebon. Dalam perjalanan kami menuju Kawasan Batik Trusmi, kami
melihat banyak sekali kedai Empal Gentong di sepanjang jalan. Menurut sopir
taksi online yang mengantar kami, ada beberapa kedai yang rasa Empal Gentongnya
lebih lezat daripada di H.Apud. Gimana kami nggak tambah penasaran coba??
Kalau liburan ke
Cirebon jangan lupa juga main ke Kawasan Batik Trusmi. Yaa, Batik Trusmi sudah
kondang di kalangan pencinta batik Indonesia terutama dengan motif batik Mega
Mendung. Maka rugi banget sudah datang jauh-jauh dari Malang tapi nggak main ke
sana. Oleh sopir taksi online, kami diantarkan langsung menuju sentra Batik
Trusmi yang memiliki bangunan paling megah dan luas di antara toko-toko
pengerajin batik yang ada di Kawasan Batik Trusmi.
Berbagai macam kain
batik Cirebon dengan motif dan warna yang beragam dipajang di display. Harganya
pun beragam sesuai dengan kualitas dan lebar kain. Mama Ivon langsung tenggelam
dalam keasyikannya memilih kain batik idaman. Sementara saya menjaga Mas Aiman
yang saat itu masih tertidur.
Kain batik Cirebon
juga diproduksi menjadi berbagai macam rupa seperti baju, gaun, gamis hingga
tas. Kita juga bisa menemukan pakaian lain seperti t-shirt dan celana pendek
dengan berbagai macam gambar sablon khas Cirebon. Barang-barang kerajinan juga
dijual mulai dari patung hewan-hewan yang lucu hingga tas-tas etnik. Kami membeli
kain batik Mega Mendung dengan warna biru pastinya, rencana mau kami jahit
untuk batik sarimbit di Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
Untungnya di
sentra Batik Trusmi ini juga dijual aneka makanan dan oleh-oleh khas Cirebon
sehingga kami nggak perlu pindah ke tempat lain. Adapun oleh-oleh makanan yang
dijual antara lain sirup lokal khas Cirebon Tjampolay, keripik tempe sagu dan
oncom, olahan udang, bumbu empal gentong dan empal asam hingga kue khas Cirebon
yaitu Kue Gapit. Tak ketinggalan juga oleh-oleh kue artis milik Ussy
Sulistiawaty yaitu Cirebon Kelana.
Setelah puas
berbelanja kain batik, pakaian dan oleh-oleh makanan di sentra Batik Trusmi
kami pun kembali menuju hotel untuk mengambil tas-tas yang tadi kami titipkan
saat chek-out. Dari hotel kami langsung cus ke Stasiun Cirebon Prujagan, kami
naik kereta api jurusan Cirebon-Malang pukul 18.00.
Overall kami merasa
senang liburan ke Cirebon meskipun objek wisata yang kami kunjungi hanya satu
wekekeke. Tapi udah terbayar dengan wisata kuliner Nasi Jamblang dan Empal Gentong
Empal Asem, wisata belanja di Kawasan Batik Trusmi dan tak lupa membawa
oleh-oleh makanan untuk keluarga besar di Malang. Semoga next time kami ada
rejeki lebih untuk datang lagi ke Cirebon dan mengeksplore lebih banyak objek-objek
wisata dan nyicipin kuliner khas Cirebon yang lain, aamiin.
Kamarnya nyaman bgt mas, and itu pada kompak couple an biru-biru, warna kesukaan saya banget, hihihi
ReplyDeleteIya Mas kebetulan kami berdua sama-sama suka warna biru.
DeleteDuh lengkap banget liburannya ada wisata kuliner, wisata air dan shopping.
ReplyDeleteAlhamdulillah dapat semuanya Mbak.
DeletePingin nyobain nasi jamblangnya, unik namanya. Tapi ntar lah kalau udah ada waktu dan kesempatan pergi ke Cirebon, hehe.
ReplyDeleteSemoga cepet dikasih waktu dan rejeki yo aamiin.
Delete