Saya pernah ‘dibaca’ oleh seorang teman yang memiliki
kemampuan membaca karakter lewat foto. Dia bilang jika saya ini sebenarnya
memiliki jiwa petualang namun karena sesuatu hal jiwa petualang di dalam diri
saya jadi ‘mati’. Dalam hati saya membenarkan hasil penerawangannya tersebut.
Ketika masih bujang dulu sebenarnya saya ingin bisa traveling ke tempat-tempat
indah di luar Malang seperti teman-teman travel blogger. Namun apalah daya,
pola asuh keluarga yang terlalu protektif membuat saya jadi tidak bisa mewujudkannya.
Mereka kuatir nanti saya tersesat lah, mabuk
perjalanan atau dijahatin orang asing. Saya awalnya berusaha meyakinkan mereka
bahwa saya bisa menjaga diri namun keluarga selalu punya argument yang tidak
bisa saya patahkan. Saya pun lama-kelamaan jadi malas dan kekhawatiran keluarga
saya itu menjadi sugesti yang mempengaruhi kepercayaan diri saya.
Untungnya saya dapat kesempatan untuk melihat
tempat-tempat indah seperti Pura Uluwatu,
Danau Bedugul dan Patung GWK di Bali, Candi Borobudur di Magelang hingga
Patung Merlion di Singapura lewat acara gathering di kantor. Tentu saja
keluarga mengizinkan, mereka tidak khawatir dengan keselamatan dan kenyamanan
saya selama gathering karena mulai dari A sampai Z ditanggung oleh pihak
kantor. Namun tetap saja, keinginan untuk bisa traveling tanpa embel-embel
acara kantor muncul di dalam diri saya.
Tercatat dalam sejarah hidup saya, saya pernah
traveling solo ke Semarang dan Yogyakarta untuk kopdar dengan sahabat-sahabat
blogger yang selama ini hanya bersua di dunia maya. Trus saya pernah juga
camping di Pulau Sempu bersama alumni paskibra zaman SMA. Dari situ kepercayaan
diri saya mulai tumbuh, saya ternyata bisa kok bepergian jauh sendirian. Ya
walaupun dalam prosesnya itu saya harus jatuh bangun, misalnya mabuk 3 kali di
dalam bus jurusan Malang-Semarang atau kehujanan di dalam tenda yang hanya
terbuat dari jas hujan saat kamping di Pulau Sempu.
Saya percaya dengan pesan orang bijak bestari bahwa:
“Allah tidak memberikan apa yang kamu inginkan tapi Allah memberikan apa yang
kamu butuhkan.”
Allah menjodohkan saya dengan seorang wanita yang
memiliki passion sama dengan diri saya yaitu menulis plus bonus dia suka
berpetualang dan traveling. Bahkan kami bulan madu ke Yogyakarta dengan gaya
backpackeran: naik bus secara marathon dari Blitar sowan ke rumah nenek istri
di Solo trus lanjut ke Yogyakarta. Ndilalah saya nggak mabuk perjalanan sama
sekali, mungkin karena terbawa romantisme bulan madu wekekeke.
Perjuangan Traveling Bawa Laptop
Umumnya, seseorang yang sudah menikah biasanya akan
mengurangi frekuensi travelingnya. Tapi tidak dengan saya, kami malah jadi
semakin sering traveling setelah menikah. Mulai dari hanya berdua, kemudian
jadi bertiga setelah kehadiran Mas Aiman dan sekarang berempat dengan kehadiran
Adik Aira. Traveling bersama keluarga, apalagi sama balita tentu saja
memberikan konsekuensi pada barang bawaan yang banyak. Mulai dari pakaian kami
berdua, pakaian anak-anak hingga segala printilannya seperti peralatan mandi,
make-up Mama Ivon hingga mainan Duo Ai.
Travelling saat Aiman umur 2 tahun |
Oh iya, ada satu barang yang hampir kelupaan yaitu
laptop. Sudah menjadi konsekuensi bagi kami saat memutuskan menjadi blogger
professional yang bekerja tidak terikat tempat dan waktu. Dalam beberapa kali
perjalanan, kami ‘terpaksa’ membawa laptop karena ada tanggung jawab tulisan
yang harus segera kami selesaikan. Mau reschedule agenda traveling sudah tidak
memungkinkan karena kami biasanya traveling saat weekend agar tidak mengganggu
pekerjaan utama saya dan sekolah Mas Aiman.
Traveling dengan membawa laptop memberikan konsekuensi
bertambahnya beban di punggung saya. Maklum saja, laptop milik kami saat ini
ukurannya cukup besar dan beratnya lumayan juga. Yang seharusnya bisa cukup
bawa satu ransel akhirnya jadi dua ransel. Perjuangan traveling bawa laptop itu
paling terasa ketika kami dalam perjalan dari, menuju dan ketika di dalam
stasiun. Kami berdua harus membawa ransel yang berat sambil masing-masing
menggandeng satu anak. Belum kalau Duo Ai ketiduran karena capek maka ditambah
lagi bebannya dengan menggendong mereka.
Baru sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta |
Karena alasan ukuran dan berat itu membuat kami hanya
menggunakan laptop saat berada di dalam kereta atau hotel. Padahal saya pengin
bawa laptop sebagai dewa penolong saat memori di handphone full bisa langsung
dipindah ke memori laptop. Maklum setahun belakangan saya aktif upload video di
dua channel sehingga memori di handphone sering habis buat syuting. Apalagi
kalau pas traveling, sayang banget kalau moment-moment kebersamaan keluarga
hanya diabadikan lewat foto saja. Bawa laptop saat traveling juga menuntut kita
harus semakin berhati-hati agar tidak terguncang di dalam kendaraan apalagi
sampai terjatuh atau ketimpa benda berat.
Berbagi Laptop dengan Si Dia
Meliput event berdua |
Memiliki pasangan dengan passion yang sama memang suatu berkah, kami bisa saling bersinergi untuk membuat tulisan di blog hingga bekerja bareng meliput suatu acara. Nah masalah mulai timbul ketika kami harus berbagi laptop karena kami hanya punya satu laptop.
Masalah yang timbul mulai dari yang hal sepele sampai
yang signifikan. Berbagi laptop membuat kami harus berbagai memori, padahal
saya dan Mama Ivon punya hasil foto dan video di HP masing-masing yang harus
dipindah dan diolah dulu di laptop sebelum tayang di blog ataupun channel.
Berbagi laptop membuat kami login dengan account masing-masing di laptop yang
sama. Hal ini adakalanya menimbulkan masalah saat kami komen di blog orang
lain, eh ternyata lupa belum switch ke akun sendiri. Terakhir kemarin, komentar
Mama Ivon di blog orang lain terkirim atas nama saya padahal dia sudah login ke
akun blognya.
Trus pernah juga saat kami mendaftar ke website
agency, tiap kali saya login dengan email saya malah diarahkan ke account Mama
Ivon. Belum lagi kalau kami dapat job menulis barengan dengan deadline mepet
maka salah satu harus mengalah ngerjaian job belakangan. Saya pernah diundang
meliput acara Asus dimana ada kewajiban menulis artikel menjelang dan sesudah
acara, saya terpaksa tidak membawa laptop karena Mama Ivon juga punya deadline
tulisan. Saya pun mengakalinya dengan menulis di HP atau meminjam laptop milik
teman.
Menghadiri undangan Asus di Bali |
Kalau mau dirinci lagi bakalan banyak deh konsekuensi
dari berbagi laptop dengan Si Dia. Saya jadi kurang bisa maksimal dalam
berkarya. Itulah sebabnya di tahun 2018 ini saya butuh dan ingin memiliki
laptop sendiri. Merknya tentu saja Asus dong.
Kenapa harus Asus?
Ini sebuah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Tsaaaah.
Begini, saya sudah menggunakan smartphone Asus sejak tahun
2016 dan so far saya sangat puas dengan performa, hasil bidikan foto dan
rekaman videonya. Jadi saya pun tidak ragu lagi dengan kualitas dan performa
laptop Asus, pasti juga sama bahkan lebih tangguh dari smartphone-nya.
Mengapa Asus ZenBook UX331UAL Jadi Idaman Sobat Traveler
Laptop yang saya butuhkan tentu saja laptop yang mampu
menunjang aktivitas saya sebagai seorang blogger yang suka traveling bawa
laptop. Bobotnya harus ringan dan ringkas sehingga nggak bikin pundak pegal
kalau dibawa traveling. Baterainya juga harus awet karena saat traveling tidak
semua tempat tersedia sumber listrik, nggak kebayang dong kalau lagi asyik
ngetik atau ngedit video trus laptop mendadak mati. Nah, semua kebutuhan saya
itu jawabannya ada di Asus ZenBook UX331UAL.
Ringan Dibawa Saat
Traveling
Begitu Tipis dan Ringan |
Asus ZenBook UX331UAL memiliki bobot nggak sampai 1 kg
yaitu 985 gram. Bobot Asus ZenBook UX331UAL bisa seringan itu karena konstruksinya menggunakan magnesium alloy yang sangat ringan dan penggunaan integrated graphics. Selain
agar lebih sejuk, lebih hemat energi dan pada
akhirnya membantu bobot laptop keseluruhan menjadi lebih enteng. Tebel
dari Asus ZenBook UX331UAL ini hanya 13,9 milimeter, sama
seperti saudaranya ZenBook UX331UN.
Bisa dibayangkan betapa ringan dan
ringkasnya Asus ZenBook UX331UAL ketika dibawa saat traveling. Nggak
masalah deh mau traveling ke mana aja kalau laptop yang dibawa tidak lebih
berat dari sepasang sepatu kita.
Tangguh
Menemani Perjalanan
Laptop untuk traveling nggak hanya ringan dan ringkas namun juga harus
tangguh. Seperti kita ketahui saat traveling kita menempuh berbagai medan atau
situasi yang tidak terduga. Laptop bisa saja terjatuh karena kita kecapekan
atau tersenggol orang asing. Nah Asus ZenBook UX331UAL memiliki ketangguhan yang sudah
teruji oleh pengujian berat standar daya tahan military-grade MIL-STD 810G
untuk memastikan perangkat dapat dioperasikan di berbagai kondisi lingkungan.
Tak hanya itu, ia juga telah melewati pengujian internal ASUS yang sebenarnya
pun sudah melampaui standar industri.
Performa
Tinggi Mendukung Produktivitas
Tujuan saya membawa laptop saat traveling agar saya tetap bisa produktif,
menyelesaikan semua tanggung jawab kepada klien sesuai deadline yang sudah
ditentukan. Nggak lucu dong, kalau sudah dibela-belain bawa laptop eh ternyata
performanya memble. Lain ceritanya jika bawa Asus ZenBook 13 UX331UAL yang diperkuat oleh prosesor tercepat Intel Core i generasi ke-8. Demi
menopang performa tinggi yang ditawarkan, ASUS memadankan prosesor tersebut
dengan RAM tercepat DDR4 2133MHz serta penyimpanan kecepatan tinggi dan handal,
berbasis M.2 SSD.
Produktivitas seorang blogger apalagi youtuber juga
bergantung pada kecepatan koneksi saat mengupload. Nah Asus ZenBook 13 UX331UAL dilengkapi fitur
Wi-Fi Master yang membuat laptop ini mampu mendapatkan kecepatan transfer yang
lebih tinggi dan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan laptop lain pada
umumnya.
Bersama dengan teknologi dual-band 802.11ac, Wi-Fi
Master menawarkan kecepatan hingga 867Mbps atau sekitar 6x lebih cepat
dibanding single-stream 802.11n. Jadi nggak perlu kuatir kalah rebutan sinyal
wifi saat harus posting blog atau upload video saat berada di kamar hotel atau
tempat umum.
Asus ZenBook UX331UAL Rose Gold |
Baterai Awet
Nggak Bikin Baper
Pas lagi dikejar deadline job dan berada di tempat yang nggak ada sumber
listrik, eh laptop kita ternyata baterainya menipis. Ketika sudah capek-capek
ngetik, ngedit foto dan video trus laptop tahu-tahu mati pasti keseel banget
kan. Job akhirnya melayang dan bikin baper, rusak deh agenda traveling yang
sudah disusun jauh-jauh hari.
Nggak perlu kuatir situasi di atas terjadi pada diri
kita karena Asus ZenBook UX331UAL ini dirancang untuk kita yang memiliki gaya hidup non-stop. ZenBook menawarkan
kebebasan pemakaian baterai sepanjang hari. Laptop ringan nan ringkas ini
dilengkapi dengan baterai lithium-polymer 50Wh yang dirancang khusus untuk memberikan
ZenBook UX331UAL daya tahan baterai hingga 15 jam.
ASUS ZenBook 13 UX331UAL |
Akses Cepat dan
Aman dengan Windows 10
Mama Ivon pernah sedang asyik ngetik lalu ditinggal sebentar ke dapur, eh
pas balik tulisannya sudah tidak karu-karuan. Ternyata pas dia ke dapur, Aira
mengotak-atik laptop kami. Itulah pentingnya memberikan password agar tidak ada
sembarang orang bisa mengakses laptop dan data kita.
ASUS ZenBook 13 UX331UAL juga sudah mendukung Windows
Hello, sebuah cara yang lebih profesional untuk mengakses sistem operasi Windows
10. Cukup dengan menghadapkan wajah ke layar notebook atau sentuhan jari di
sensor fingerprint, maka pengguna sudah bisa langsung bekerja dengan laptop-nya
atau membuka file-file yang ia butuhkan. Jadi kita nggak perlu ngetik kata
sandi setiap kali masuk, keren kan?
ASUS ZenBook 13 UX331UAL tersedia dalam dua varian warna
yaitu Rose Gold dan Deep Dive Blue. Kalau saya sih sudah pasti pilih Deep Dive
Blue, sesuai dengan warna favorit saya. Traveling membawa ASUS ZenBook 13
UX331UAL warna Deep Dive Blue yang stylish akan semakin menguatkan branding
Keluarga Biru.
ASUS ZenBook 13 UX331UAL Deep Dive Blue |
Gimana? Nggak berlebihan kan jika saya menyebut ASUS ZenBook 13 UX331UAL sebagai Laptop Idaman Sobat Traveler. LIMA keunggulan ASUS ZenBook 13 UX331UAL menjadikannya sobat yang bisa diandalkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Semoga Allah memberikan jalan bagi saya untuk memiliki ASUS ZenBook 13 UX331UAL karena saya memang membutuhkannya agar tetap produktif meski sedang traveling dan tidak perlu berbagi laptop lagi dengan Mama Ivon, aamiin. Allah tidak memberikan apa yang kamu inginkan tapi Allah memberikan apa yang kamu butuhkan.
pingin jadi bisa papa yang suka travelling
ReplyDeletepingin jadi bisa papa yang suka travelling
ReplyDeletekayak saya juga gak boleh berpetualang, tp saya cewek sih, jadi ketakutan ortu lebih besar.
ReplyDeleteJujur ya, saya ngiri pengen punya laptop ini. Entah kapan, apa bisa gitu
Mas, nasib sama.....gg diizinin traveling sama keluarga...kalo aku krn aku sering pingsan..hehe
ReplyDeleteSemoga, 2018 bisa ganti zenbook yahh
Aku jarang banget traveling bawa laptop, soalnya laptopku beraaat.. Sekalinya bawa laptop, malah parno, pas laptop kebentur kursi. Makanya, aku naksir banget ama ZenBook 13 UX331UAL ini
ReplyDelete