Selama dua hari kemarin, warga kota Malang dan sekitarnya dimanjakan
dengan sebuah festival kuliner terbesar di Malang yang bertajuk Pucuk Coolinary
Festival. Acara yang diadakan di Lapangan Rampal ini melibatkan lebih dari 100
tenant kuliner yang merupakan persembahan dari Teh Pucuk Harum.
Pucuk Coolinary Festival dibuka oleh Pelaksana Tugas (PLT) Walikota
Malang Bapak H. Sutiaji dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Malang,
Ibu Ida Ayu. Dalam sambutannya, Bapak Sutiaji memberikan apresiasi kepada Pucuk
Harum karena lewat PCF Malang ini para pelaku industri kuliner di Malang
terutama UKM bisa memperkenalkan produk andalannya kepada warga Malang. Beliau
pun sekaligus memberikan tantangan kepada Pucuk Harum agar tahun depan Pucuk
Coolinary Festival bisa diselenggarakan lagi dengan skala yang lebih luas yaitu
nasional.
100 tenant kuliner dalam Pucuk Coolinary Festival ini dibagi menjadi
3 zona rasa yaitu Manis, Gurih dan Pedas. Bagi saya, pembagian tenant menjadi 3
zona ini cukup unik dan efisien. Unik karena saya belum pernah menjumpai event
kuliner yang dibagi dalam 3 zona seperti itu. Biasanya sih tenant dari segala
jenis dan rasa makanan dikumpulkan jadi satu. Dengan dibagi sesuai rasa,
pengunjung pun bisa efisien saat berwisata kuliner karena bisa langsung
mendatangi zona yang sesuai dengan seleranya.
Tidak hanya itu saja, di PCF Malang ada sesi “Happy Our” yang
menawarkan harga spesial di jam-jam tertentu. Lalu Teh Pucuk Harum juga
bekerjasama dengan Bakso President menggelar sesi Bagi-Bagi 10.000 tusuk Bakso
Bakar President. Ada juga kompetisi yang bisa diikuti oleh setiap pengunjung
antara lain: Lomba Foto di IG, Spicy King Noodle Contest bahkan para penjual
pun juga dikompetisikan untuk merebut gelar tenant terfavorit untuk setiap zona
rasa.
Di hari pertama, saya berkunjung ke Pucuk Coolinary Festival Malang bersama
istri dan teman-teman yang tergabung dalam Blogger Crony Community, ada Mbak
Wawa, Mas Satto dan Mbak Yayat yang datang jauh-jauh dari Jakarta, lalu ada
Mbak Ike dari Surabaya dan blogger lokal Malang seperti Anis, Mbak Retno, Mas
Slamet, Mbak Eny, Mbak Sri Rahayu dan lain-lain.
Setelah menyaksikan opening ceremony, kami pun menyebar ke zona yang
menjadi incaran masing-masing. Ivon dan Anis ke Zona Manis sedangkan saya ke
Zona Gurih, maklum saya memang suka banget ama makanan yang gurih dan asin. Saya
tidak menyangka ternyata suasana di setiap zona siang itu sudah ramai, setiap tenant
makanan dikerumuni oleh pengunjung. Saya melihat satu per satu setiap tenant,
ada Burger Shot, Roti John Legend, Bakso Samut, Bakso Selimut dan masih banyak
lagi lainnya.
Setelah muterin hampir semua tenant di Zona Gurih, pilihan saya
jatuh pada Bakso Selimut karena saya penasaran dengan bentuk dan rasanya. Jadi
Bakso Selimut ini adalah bakso yang bentuknya lonjong dan dibungkus dengan
tepung. Kalau menurut saya sih, malah mirip guling. Harusnya dinamain Bakso
Guling aja wekekeke. Penyajian Bakso Selimut ini dipotong-potong dan langsung
bisa dinikmati.
Sekitar jam 1 siang, acara Bagi-Bagi 10.000 Tusuk Bakso Bakar
President sudah dimulai. Area yang tadinya sepi sudah dipadati oleh pengunjung
yang antri mengular. Untuk ikutan acara ini gampang banget, tinggal bawa 2
botol Teh Pucuk Harum yang ditukarkan dengan 1 tusuk Bakso Bakar.
Saat mengambil foto saya melihat Mbak Eny sudah berada di tengah antrian, padahal sebelumnya dia habis antri di tenant makanan Korea lho. Pucuk Coolinary Festival ini sukses bikin ibu dua anak ini lupa diet wekekeke.
Saya sebenarnya mupeng juga pengin ikutan antri ketika melihat Bakso Bakar President yang tampak sanggat menggoda itu, namun terpaksa harus pulang karena harus mengantar Mama Ivon yang sudah ada agenda acara lain. Di samping itu, kesian Duo Ai kalau kami tinggal kelamaan sejak pagi tadi.
Saat mengambil foto saya melihat Mbak Eny sudah berada di tengah antrian, padahal sebelumnya dia habis antri di tenant makanan Korea lho. Pucuk Coolinary Festival ini sukses bikin ibu dua anak ini lupa diet wekekeke.
Saya sebenarnya mupeng juga pengin ikutan antri ketika melihat Bakso Bakar President yang tampak sanggat menggoda itu, namun terpaksa harus pulang karena harus mengantar Mama Ivon yang sudah ada agenda acara lain. Di samping itu, kesian Duo Ai kalau kami tinggal kelamaan sejak pagi tadi.
Di hari kedua, saya datang dengan formasi lengkap Keluarga Biru
ditambah dengan sepupu dan ponakan. Karena Mama Ivon ada orderan Amris sehingga
kami baru bisa ke PCF Malang pada malam hari. Jangan ditanya gimana situasi malam
hari itu, Pucuk Coolinary Festival Malam padat banget. Bahkan area parkirnya
sampai overload sehingga warga yang berada di sekitar Lapangan Rampal membuka
jasa parkir di sepanjang jalan kampung. Kami memilih untuk parkir di jalan
kampung sebab antrian parkir di Lapangan Rampal sudah overload sampai mengular
ke jalan raya.
Malam itu juga diumumkan para pemenang dari setiap lomba yang
diadakan. Di photo comptetition, 3 blogger Malang yaitu Mas Slamet, Mbak Sri
Rahayu dan Mbak Eny masuk di deretan 10 pemenang. Sedangkan di lomba ’Tenant
Kuliner Favorit’ muncul tiga tenant yaitu Bos Pentol dari Zona Pedas, Roti John
Legend dari Zona Gurih, dan Bakpao Sayang dari Zona Manis. Mereka dipilih
berdasarkan voting dari para pecinta kuliner. Hadiah uang tunai senilai
15,000,000 rupiah sebagai apresiasi Teh Pucuk Harum agar kedepannya bisa
mengembangkan bisnis kuliner tersebut. Ketiga kuliner tersebut berhasil menjadi
tenant terfavorit dengan sajian kulinernya yang lezat dengan totalitas rasa
pedas, gurih, dan manis yang mampu memanjakan lidah dan perut para pecinta
kuliner yang hadir.
Perwakilan tenant Bos Pentol sebagai pemenang Zona Pedas Terfavorit
mengaku sangat puas dan bangga bisa berpartisipasi dalam gelaran Pucuk
Coolinary Festival seperti yang diungkapkan saat ditemui setelah pengumuman,
”Terima kasih kepada Teh Pucuk Harum atas dukungan dan kesempatannya sehingga
bisa berpartisipasi di Pucuk Coolinary Festival dan menjadi salah satu kuliner
terfavorit pilihan pengunjung. Sejak hari pertama hingga malam ini pengunjung
terus berdatangan dan bakso kami terjual habis. Kami pun berterima kasih kepada
para pengunjung atas dukungan sehingga bisa terpilih. Harapan kami kedepannya
bisnis kuliner ini bisa terus berkembang dan menjadi salah satu iconic kuliner
Kota Malang.”
Itulah cerita saya tentang Pucuk Coolinary Festival Malang yang
diadakan oleh Teh Pucuk Harum. Kalau boleh kasih saran untuk penyelenggaraan
Pucuk Coolinary Festival di kota-kota lain atau tahun depan, durasi harinya sebaiknya
ditambah. Minimal sih 3 hari agar pengunjung tidak sampai overload sehingga
bisa menikmati kuliner dengan lebih leluasa dan nyaman pastinya. Untuk durasi
jam sudah cukup lama mulai dari jam 10 pagi sampai 10 malam. Animo masyarakat
Malang terhadap festival atau bazaar kuliner memang sangat besar, maklum saja
hawa dingin kota Malang bikin orang seneng ngemil. Trus juga kalangan anak muda
seperti mahasiswa juga mayoritas suka makan dan jajan sehingga nggak heran jika
bisnis kuliner di Malang sangat menjanjikan. Pilihan Teh Pucuk Harum menggelar Pucuk
Coolinary Festival pertama di Malang memang sangat tepat dan mereka sukses
bikin Kera Ngalam dan sekitarnya lupa diet.
No comments