Jakarta,
dahulu kota ini hanya ada dalam mimpi saya. Jauhnya jarak Malang – Jakarta membuat
saya tak berani bermimpi bisa mengunjunginya. Apalagi saya punya hoby suka
mabuk perjalanan, nggak kebayang deh harus menempuh perjalanan jauh PP
Malang-Jakarta. Tapi akhirnya takdir membawa saya hingga bisa menjejakkan kaki
di ibukota. Mulai dari acara gathering kantor, workshop kepustakawanan hingga
event-event blogger skala nasional yang saya tempuh dengan berbagai armada
mulai dari bus, kereta api hingga pesawat terbang.
Perjalanan
saya kali ini sedikit berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Saya mendapatkan
undangan resmi dari Kementrian Kesehatan RI untuk menerima penghargaan sebagai
pemenang Lomba Blog dan Vlog 2018 yang diadakan oleh Kemenkes RI pada bulan November
2018. Undangan ini ibarat oase di padang pasir mengingat saya sudah lama sekali
tidak mengukir prestasi di dunia kreatif yang saya geluti. Lomba-lomba blog
sudah dipenuhi oleh para jawara yang tidak hanya piawai merangkai kata namun
juga jago mendesain infografis nan keren. Saya pun akhirnya melipir ke dunia vlog, itupun tanpa obsesi bisa mengukir pretasi di lomba vlog karena saya sadar
skill dan peralatan saya jauh dari kata professional.
Saya
menganggap kemenangan ini sebuah keberuntungan karena saat mendaftarkan vlog
Aira imunisasi itu tidak muluk-muluk bisa menang. Saya sekedar ikutan untuk
meramaikan lomba saja karena temanya cocok dengan vlog Aira. Saya mendapat
informasi lomba tersebut setelah membuat vlog, untungnya deadline lomba masih
agak lama sehingga saya tetap bisa ikutan.
Saya tiba di
Puri Denpasar Jakarta sekitar pukul 5 sorean. Perjalanan dari Terminal 3
Soekarno Hatta saya tempuh dengan naik Damri dan Ojek Online. Saat di Terminal
3 saya menyempatkan diri mencoba naik Skytrain atau Kereta Layang (Kelayang)
yang menghubungkan setiap Terminal dan Stasiun Kereta Bandara. Cukup excited
juga saya karena baru kali saya punya kesempatan mencobanya, kita bisa
menikmati wisata bandara dalam perjalanan menuju tiap Terminal. Tapi saya nggak
jadi nyobain naik Kereta Bandara karena atas saran petugasnya, lebih efektif
dan murah jika saya naik Damri wekekekeke. Salut ama petugasnya karena udah
jujur kasih informasi kepada para penumpang. Untuk cerita pengalaman saya naik
Skytrain Soekarno Hatta akan saya tulis di blog post tersendiri. Sementara
tonton aja vlog-nya dulu di sini:
Terkejut,
itulah perasaan saya ketika memasuki kamar hotel yang sudah dibooking oleh
Kemenkes untuk para pemenang lomba. FYI, yang diundang bukan hanya pemenang
blog dan vlog tapi juga dari kalangan wartawan media cetak, televisi dan radio.
Kamar yang akan saya tempati selama dua hari itu ukurannya luas banget,
tipe-tipe Familly gitu deh. Kirain saya akan menempatinya bersama pemenang yang
lain tapi ternyata sendirian aja dong. Agak parno juga ini menempatin kamar
seluas ruang tamu sendirian, takut kalau mendadak ada yang ketuk-ketuk pintu
ngajak bubuk bareng wekekeke.
Setelah
sholat maghrib saya mulai mati gaya dan baper (bawaan laper). Mendadak
terbersit ide untuk mencari teman buat jalan, saya pun lalu menghubungi Ibu
Septi untuk meminta No HP pemenang lainnya. Saya dikasih nomer seorang wartawan
dari Solo Pos, namanya Mas Cahyadi. Singkat kata kami pun kenalan dan saya
ngajak dia buat keluar sekedar jalan-jalan dan cari makan. Tapi sial ajakan
saya ditolak wekekeke. Mas Cahyadi lagi nyambi ngerjain kantor dan makan malam
dengan makanan siangnya. Akhirnya saya putuskan untuk jalan sendiri ke mall
terdekat.
Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 54
Rencana awal,
penyerahan penghargaan diserahkan saat upacara peringatan Hari Kesehatan
Nasional ke 54 yang jatuh pada tanggal 12 November 2018. Namun ada perubahan
rencana, penghargaan diserahkan pada acara khusus yang diadakan malam harinya
di Hotel Gran Melia. Namun
begitu, para pemenang tetap diwajibkan untuk mengikuti upacara.
Saya
berangkat dari hotel menuju Kemenkes barengan dengan Mas Cahyadi, tentunya kami
sudah sarapan dulu di hotel. Ketika sarapan Mas Cahyadi cerita kalau salah satu
pemenang dari kalangan blogger itu merupakan teman SMA-nya yaitu Mbak Emanuella
Christianti (www.nyonyamalas.com).
Ketika kami sampai di Kemenkes, hal pertama yang kami lakukan adalah narsis dan
ngevlog dulu di depan kantor Kemenkes hehehe. Baru kemudian mencari Ibu Septi
dan para pemenang lainnya.
Ndilalah,
pemenang yang sudah hadir di sana adalah Mbak Emanuella. Mas Cahyadi dan Mbak
Emanuella pun akhirnya reuni dadakan di lapanan Kemenkes. Kami pun juga
berkenalan dengan pemenang lainnya yang berasal dari media cetak, radio hingga
online, salah satunya Mbak Aprilia dari Radio Patria Blitar. Kami pun juga sharing ide dari
masing-masing karya, ide Mas Cahyadi cukup unik dan jarang kepikiran oleh orang
kebanyakan. Mas Cahyadi mengaitkan kasus bayi stunting dengan kebiasaan merokok
yang mayoritas dilakukan oleh para bapak. Kebiasaan merokok mau nggak mau akan
mengurangi alokasi dana pembelian makanan yang bergizi untuk anak, apalagi di
keluarga menengah ke bawah. Sudah banyak pengakuan yang saya dapatkan dari para
perokok bahwa mereka rela nggak sarapan asalkan sudah merokok.
Dalam upacara
peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 54 tersebut Prof. Dr. dr. Nila Djuwita
Anfasa Moeloek SpM (K) menuturkan bahwa Indonesia menghadapi tantang kesehatan
yang dilematis, di satu sisi ada anak-anak yang mengalami masalah obesitas
namun di sisi lain ada juga anak-anak yang mengalami stunting. Keduanya
disebabkan oleh pola makan dan pola asuh yang salah. Itulah sebabnya Ibu Nila
mengajak masyarakat Indonesia untuk bersatu mengatasi dua masalah penting ini
karena menyangkut masa depan generasi penerus bangsa. Kalau ingin tahu gimana jalannya upacara
Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 54 dan apa saja kegiatan yang saya lakukan di Kemenkes setelah upacara,
tonton video di bawah ini ya:
Malam Penganugerahan Publikasi Kesehatan
Setelah acara peringatan Hari Kesehatan
Nasional ke 54, saya dan pemenang lainya balik lagi ke hotel. Sebelum balik,
kami diberi pesan oleh Ibu Septi agar sudah standby di Gran Melia Hotel pukul
lima sore. Gara-gara hal itu saya nggak bisa menerima tawaran seorang kawan
blogger Jakarta main ke Kota Tua karena kuatir ntar terlambat datang di acara
penghargaan. Jarak antara Hotel Puri Denpasar Jakarta dengan Kota Tua cukup jauh, belum lagi kalau nanti
kena macet. Untuk mengisi waktu, sambil beristirahat saya pun mengedit video
yang tadi saya ambil saat upacara di Kemenkes.
Sekitar pukul setengah lima saya sudah
siap untuk meluncur ke Gran Melia. Saya pun lalu menghubungi Mas Cahyadi, eh
ternyata dia sudah duluan. Ya udah deh saya meluncur seorangan wae ke hotel.
Setibanya di Gran Melia, saya bertemu dengan Mas Satto Raji dan Akbar Muhibar,
blogger sekaligus admin di BCC. Pertemuan dengan Mas Satto Raji ini untuk yang
kedua kalinya, dulu kami pertama kali ketemu saat meliput event kuliner di
Malang. Sedangkan kalau sama Mas Akbar baru pertama kali ketemu, selama ini
hanya kontakan via WAG dan Youtube.
Baca: Berkah
Ngevlog Part 1
Biar pas acara penyerahan hadiah nggak
lesu, para pemenang dan undangan dipersilakan untuk makan malam terlebih
dahulu. Kesempatan itu pun dipergunakan oleh para pemenang untuk saling
berkenalan. Tidak seperti saat upacara, malam itu semua pemenang hadir mulai
dari blogger, awak media TV dan Radio hingga pegawai dari instansi di bawah
Kemenkes. Saya pun berkenalan dengan pemenang
blogger yang lain yaitu Mas Ferry Aldina dan Dwi Hatmojo Kresnoadi. Ada juga seorang
ibu muda pemenang lomba fotografi bertema kesehatan.
Tibalah saat
yang ditunggu-tunggu yaitu penyerahan hadiah dimana para pemenang dipanggil satu
per satu untuk naik ke atas panggung. Bagi saya, moment ini sangat berharga dan
takkan terlupakan karena selama bertahun-tahun berkecimpung sebagai content
creator baru kali ini saya mendapatkan apresiasi yang begitu tinggi saat menjadi
pemenang dalam sebuah lomba.
Ketika nama
saya dipanggil, hati ini berdebar-debar. Meskipun sudah mendapatkan pengumuman
sebagai pemenang sejak beberapa hari yang lalu, tetap saja rasanya beda ketika
saya melangkahkan kaki mendekati panggung. Apalagi ketika menerima langsung
penghargaan dari Ibu Nila Moeloek, seumur-umur baru kali ini bersalaman dengan
seorang menteri. Para pemenang mendapatkan piala, sertifikat dan tentunya
hadiah fresh money yang nominalnya buat saya besar banget, padahal saya hanya
juara 3. Alhamdulillah dan bersyukur banget, ini rejeki untuk keluarga
tercinta.
Setelah prosesi
penyerahan hadiah, acara dilanjutkan dengan hiburan. Duo MC kocak yang memandu
acara berhasil mengajak para peserta untuk berjoget dengan diiringi lagu-lagu
yang ngebeat. Bahkan Ibu Nila Moeloek pun ikut bergoyang ketika Duo MC
mendendangkan lagu Senam Maumere.
Oke itulah
cerita saya diundang oleh Kementrian Kesehatan RI untuk menerima penghargaan sebagai
pemenang Lomba Blog dan Vlog 2018 pada bulan November 2018. Semoga di tahun
2019 ini, saya bisa meningkatkan kualitas video-video yang saya buat, berbagi
hal-hal positif dan bermanfaat baik melalui video maupun tulisan, aamiin. Terimakasih banyak untuk Ibu Nila dan para staf Kementrian Kesehatan RI atas apresiasi dan moment tak terlupakan ini, semoga bisa bertemu dan bekerjasama lagi di event-event selanjutnya, aamiin.
Keren, saya salut sama mereka yg bisa megang kamera sambil jalan, ama ngoceh2. Eh plus ngedit pulak nantinya ya.
ReplyDeleteSaya pernah nonton vlognya, saya akui cara ngevlognya berkembang. eh sekarang masnya dapat penghargaan ya. Alhamdulillah.
Saya masih harus banyak belajar, terutama menepis rasa malu yang kadang masih bikin ga lepas ngomongnya di depan umum. Makasih Mbak apresiasinya.
DeleteKeren mah si Abang, ajarin ngevlog donk Bang... :-)
ReplyDelete