Apa yang ada di benak kalian saat
mendengar kata Virtual Reality? Pasti sebagian besar langsung menghubungkannya
dengan dunia gaming. Memang tidak salah sih namun sebenarnya penggunaan VR tidak
untuk game saja namun bisa diterapkan di dunia lain. Maksudnya dunia lain ini
bukan dunia hantu dan sejenisnya lho ya. Melainkan bidang lain misalnya dunia
kesehatan, pariwisata, hiburan hingga pendidikan.
Sebagai contoh neh, di dunia
pariwisata ada yang namanya Wonderful Indonesia VR yang menampilkan keindahan
alam Indonesia, informasi destinasi wisata yang menarik dan bagaimana cara
menuju ke destinasi wisata tersebut. Wonderful Indonesia VR ini bermanfaat bagi
para wisatawan terutama mancanegara yang ingin mengunjungi Indonesia.
Nah beberapa hari yang lalu,
tepatnya tanggal 21 November 2019 saya mendapatkan kesempatan untuk ikut Tim Shinta VR memberikan Pelatihan Pembuatan
Virtual Reality dengan menggunakan MILLEALAB di SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo,
Kabupaten Malang. Tim Shinta VR sendiri terdiri atas dua orang yaitu Mbak Inka
Permata dan Atika Herawati (Account Executive Shinta VR). Mengingat jarak dari
Kota Malang ke SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo yang sangat jauh yaitu memakan
waktu sekitar 2,5 jam maka kami bertiga berangkat pagi-pagi yaitu pukul 06.30.
Mengenal Shinta VR
Ibarat pepatah, tak kenal maka tak sayang.
Maka sebelum saya sharing tentang acara pelatihan, ada baiknya kita kenalan
dulu yuk sama Shinta VR. Shinta VR adalah sebuah perusahan VR pertama dan
terdepan di Indonesia yang menggunakan teknologi VR/AR/MR yang menjadikan
imajinasi indah menjadi nyata.
Ada tiga orang hebat yang berada di
balik layar Shinta VR. Mereka adalah Akira Sou, Andes Rizky dan Andrew Steven
Puika. Akira Sou dan Andes Rizky merupakan Co-founder dan CEO dari Shinta VR. Setelah
menyelesaikan pendidikan Ilmu Komputer di Waseda University, Akira memulai
kariernya seorang systems
engineer team leader di NTT DATA. Tertarik dengan VR, ia
menyelenggarakan berbagai event VR di Jepang. Setelah keluar dari NTT DATA, ia
bertemu dengan Andes di Jakarta melalui komunitas VR di Facebook. Ia sangat
yakin terhadap masa depan VR dan mendirikan Shinta VR di Jakarta.
Sementara itu, Andes merupakan
lulusan dari Universitas Indonesia dengan jurusan Fisika (Material
dan Materi Terkondensasi). Ia terjun ke teknologi VR dikarenakan hal ini
merupakan kombinasi dari seni rupa dan teknologi dasar yang biasa ia tekuni.
Andes memulainya dengan membangun sebuah tim VR dan membuat beberapa projek
konten VR untuk korporasi sejak tahun 2015.
Sedangkan Andrew mempelajari Virtual
Reality di RWTH Aachen University, Jerman. Penelitian VR pertamanya berfokus
pada natural interaction
method. Ia menciptakan interaksi dalam VR menjadi lebih alami
dengan mengkombinasikan modalitas manusia. Visinya adalah menjadikan VR sebagai
channel untuk
meningkatkan pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan.
Shinta VR memiliki visi sebagai
perusahaan Indonesia yang ingin menjadi konten provider terbaik dan terinovatif
dalam teknologi VR di Asia khususnya Indonesia. Adapun misi Shinta VR antara
lain:
1. Selalu
berorientasi pada inovasi VR yang bermanfaat bagi pengguna dan masyarakat.
2. Selalu
berorientasi pada excellent services kepada pengguna dan stakeholder dalam industry
digital.
3. Selalu
berorientasi untuk mencetak tenaga-tenaga ahli Indonesia di bidang VR.
Penggunaan VR di Dunia Pendidikan
Era Revolusi Industri 4.0 baru saja dimulai. Agar
kita tidak tertinggal apalagi sampai tergerus oleh Industri 4.0 maka kita harus
membekali diri dengan kemampuan yang up to date. Tidak hanya kita, namun juga
generasi penerus bangsa ini. Tantangan yang akan mereka hadapi di masa depan tentu
akan lebih berat.
Itulah sebabnya mengapa kita harus
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah dengan
menerapkan teknologi dalam proses belajar mengajar. Dan Virtual Reality (VR)
adalah satu dari sekian teknologi yang bisa kita terapkan. Penggunaan teknologi Virtual Reality di bidang
pendidikan sudah banyak dilakukan oleh banyak negara seperti US, Canada, China,
Jepang, Korea.
SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo merupakan sekolah
ketiga di Malang yang menjalin kerjasama dengan Shinta VR. Selain di Malang, Shinta
VR juga telah memberikan pelatihan pembuatan VR pada ratusan sekolah mulai dari
Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo
memiliki 5 jurusan antara lain Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor (TBSM), dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Agrobisnis Pengolahan Hasil
Pertanian (APHPt) dan Agrobisnis Pengolahan Hasil Perikanan (APHPi).
Seperti sekolah menengah kejuruan
pada umumnya, SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo mempersiapkan para siswanya untuk
memasuki lapangan kerja setelah lulus nanti. Maka dari itu memerlukan fasilitas
yang mutahkhir untuk praktik. Nah dengan penggunaan Virtual Reality maka para
siswa bisa mendapatkan pengalaman yang baru dalam mempraktekkan ilmu yang sudah
didapatkan.
Penggunaan teknologi Virtual Reality
dalam pendidikan menjawab banyak
sekali masalah dalam dunia
pendidikan antara lain:
- Meningkatkan tingkat ketertarikan siswa terhadap objek studi abstrak.
- Meningkatkan tingkat penyerapan objek studi.
- Menyamaratakan fasilitas dan media pendidikan.
- Meningkatkan kegiatan kognitif siswa.
- Meningkatkan koneksi antara guru-murid melalui perangkat interaktif.
Apa Itu Millealab?
Pertama dengar nama Millealab, saya
langsung teringat sama pacarnya Dilan. Apakah Tim Shinta VR ini penggemar novel
dan film Dilan? Ternyata bukan sodara-sodara. Nama Millealab berasal dari kata
Millenial Learning Actuator Laboratory yang berarti laboratorium untuk membuat
VR bagi anak-anak Millenial.
Millealab adalah sebuah platform Virtual
Reality untuk pendidikan dan
pelatihan melalui sistem cloud-based yang menghubungkan institusi – pengajar – siswa dan orang tua. Dengan Millealab
kita bisa membuat konten VR berbasis edukasi dengan mudah, cepat dan murah.
Millealab memiliki visi untuk membangun dan mengkoneksikan seluruh jaringan
pendidikan di Indonesia dengan teknologi Virtual Reality, sehingga menghidupkan
kembali harmonisasi antara sekolah-guru-murid-orang tua secara total.
Millealab memiliki beberapa
kelebihan antara lain:
1. Intuitive
Software: Software Creator VR yang
mudah dipakai dan intuitif, tanpa harus melakukan programming/coding
2. Cloud
Based System: Semua templates dan
kreasi akan disimpan dalam satu sistem cloud yang aman
3. Shareable:
Konten dapat di share melalui
aplikasi Millealab Viewer galery dan juga media sosial
4. Multi
Device: Hasil kreasi atau
template dapat di gunakan untuk bermacam alat Virtual Reality
Selain itu Millealab dapat dijalankan
di komputer dengan spesifikasi menengah dengan RAM minimal 2Gb dan mempunyai
ratusan template dan asset untuk pendidikan sesuai dengan K2013.
Setelah mendengarkan penjelasan dari
A sampai Z tentang Virtual Reality dan Millealab, para guru SMK Muhammadiyah 6
Donomulyo diberikan kesempatan untuk mencoba dan mempraktekkan sendiri.
Dua guru yang mencoba adalah Bapak
Hariyono S.Pd. dan Ibu Agustiningsih S.Pd. Mereka berdua mencoba VR Standalone
terbaru dengan Occulus Quest konten First Step. Awal mulanya mereka nampak kikuk
ketika melihat dunia virtual melalui VR yang mereka pakai, namun setelah
beradaptasi beberapa menit mereka pun nampak enjoy dan menikmati konten yang
mereka lihat. Saya dan para guru lainnya tertawa ketika melihat Pak Hariyono
dan Bu Agustiningsih beraksi mulai dari melempar bola hingga bergoyang
mengikuti instruksi yang mereka terima di Virtual Reality.
Yaa, sensasi menggunakan VR memang
begitu nyata dan membuat orang yang memakainya tenggelam dan asyik sendiri
dengan dunia virtual yang tampil di dalam VR. Saya sebenarnya tertarik untuk
mencoba juga namun mengingat waktu yang terbatas akhirnya saya hanya bisa
mupeng saja wekekeke.
Setelah pengenalan Virtual Reality,
praktek yang kedua adalah penggunaan Millealab. Dalam sesi praktek ini, Mbak
Inka memperkenalkan fitur-fitur yang terdapat dalam Millealab. Dari sini saya
sudah mendapatkan gambaran bagaimana platform Millealab bisa membantu para
siswa untuk mempraktekkan ilmu yang sudah didapatkan di dunia virtual. Misalnya
untuk para siswa dari jurusan Teknik Kendaraan Ringan bisa belajar bagaimana
merakit atau memperbaiki kendaraan bermotor. Mereka bisa memilih asset yang
sesuai dengan jurusan mereka. Untuk jurusan TKM misalnya mereka bisa memilih asset
environment di bengkel, asset equipment berupa kendaraan seperti mobil atau
motor dan asset tools berupa peralatan yang bisa dipergunakan untuk merakit atau
memperbaiki kendaraan bermotor.
Drs. Nasikin S.Pd, selaku Kepala
Sekolah SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo memberikan respon positif atas pelatihan
ini. Beliau berharap dengan penggunaan VR dalam dunia pendidikan ini menjadi
salah satu jalan untuk membawa guru dan siswa menuju era digitalisasi.
Itulah sharing saya mendampingi Tim Shinta
VR memberikan Pelatihan Pembuatan Virtual Reality dengan menggunakan MILLEALAB
di SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo, Kabupaten Malang. Bagi saya pengalaman ini
membuka mata saya tentang manfaat teknologi VR yang ternyata bisa juga
diterapkan di dunia pendidikan. Saya yakin para siswa tersebut akan makin
antusias dalam belajar dan mempraktekkan ilmu yang sudah didapat. Harapannya
dengan penggunaan teknologi VR ini akan semakin meningkatkan kualitas lulusan
SMK sehingga mereka lebih siap untuk terjun ke dunia kerja. Teknologi ibarat
pisau bermata dua. Jika kita menggunakannya dengan bijak maka kita akan
mendapatkan manfaat yang maksimal, demikian juga sebaliknya. So mari kita
majukan pendidikan Indonesia dengan menerapkan teknologi yang tepat di
dalamnya.
Terimakasih banyak sudah berbagi informasi yang sangat bermanfaat ini Mas.
ReplyDeleteWah inovasi yang sangat bermanfaat banget ya Mas, semoga semakin sukses.
ReplyDeletePasti akan sangat bermanfaat untuk banyak orang ya Mbak.
ReplyDeleteSemoga semakin sukses kedepanny dan bisa memberikan manfaat kepada orang lain.
ReplyDeleteBermanfaat sekali ya Mas, semoga bisa mengeluarkan inovasi terbarunnya lagi.
ReplyDeleteSemoga Bermanfaat
ReplyDeletebaru tau nih malah sekarang pake VR, soalnya jaman dulu paling cuma pake OHP hehehe
ReplyDeleteMas... kalau ada kontak mbaknya yg ngasih pelatihan
ReplyDelete