Katanya biar kita imun kita tetap kuat di tengah pandemi yang belum tahu kapan akan berakhir ini, kita harus selalu happy. Masalah boleh datang silih berganti namun kita harus tetap optimis dan dibawa happy aja, itu kata orang hehehe. Pengin sih bisa menerapkan hal itu namun saya itu orangnya pemikir, kalau lagi ada masalah itu jadi kepikiran terus. Trus jadi sensi, sengol bacok kalau orang Jawa bilang. Jadi gampang marah sama istri dan anak-anak di rumah.
Yang paling sering bikin kepikiran dan sensi itu kalau lagi bokek wekekekeke. Sebagai kepala keluarga, rasanya gagal aja gitu kalau uang sudah habis sebelum tanggal tua. Apalagi di saat pandemi gini, saya udah nggak bisa lembur lagi sehingga pemasukan tambahan jadi berkurang. Alhasil saya hanya bisa menggantungkan pemasukan dari dunia blog, youtube dan influencer.
Alhamdulillah tiap bulan ada aja job yang masuk, meskipun nilainya nggak selalu besar dan kadang tidak sesuai dengan ratecard yang saya tentukan. Yaa saya harus realistis, nggak mau mematok harga terlalu tinggai karena semua sekarang lagi berusaha survive. Termasuk para brand yang memberi saya kerjaan. Tapi saya tetap nggak mau terlalu banting harga karena itu tanggung jawab moral juga pada klien yang sudah membayar saya dengan harga sesuai ratecard.
Alhamdulillah yang kedua, istri juga terjun di dunia blog dan influencer sehingga dia ikut membantu perekonomian keluarga kami jika uang yang saya kasih sudah habis. Suami istri memang sejatinya adalah partner yang saling membantu dalam kehidupan berkeluarga. Sejak awal menikah hal itu sudah kami sepakati sehingga saya tidak gengsi memasak untuk keluarga di saat istri lagi nggak mood masak, sakit atau sibuk ama kerjaan dia.
Baca juga: Memasak Tugas Istri atau Suami?
Biar perasaan selalu happy kita harus bersyukur atas semua pencapaian atau kebahagiaan yang kita alami meskipun itu hal yang kecil atau sepele. Nah saya mau cerita neh 3 hal yang paling bikin saya happy di Bulan Februari yang penuh cinta ini. Semoga bisa menyebarkan vibes positif bagi teman-teman yang membaca tulisan saya.
- Aktif (lagi) Menulis Organik
Di masa awal saya merintis blog Keluarga Biru yaitu tahun 2013, saya sangat bersemangat menulis organik hampir setiap hari. Karena saya menentukan parenting dan family sebagai niche blog Keluarga Biru, maka saya pun menulis tentang tema pernikahan dan pengasuhan anak. Semua saya tulis berdasarkan pengalaman dan beberapa referensi yang saya kutip dari website lain. Trus saya juga menulis review tentang produk, makanan, restoran dan hotel sebagai portofolio blog karena saya sudah niat menjadi blogger professional.
Alhamdulillah kerja keras saya selama kurang lebih 6 bulan mulai membuahkan hasil. Trafik blog mulai ramai, beberapa artikel saya berhasil masuk page one di pencarian google. Lalu tawaran job pun mulai datang, tentu saja nilainya masih kecil. Tapi saya senang sekali karena itu menjadi jalan pembuka untuk job-job berikutnya.
Nah setahun belakangan, tulisan organik di blog saya berkurang banyak sekali. Ada beberapa sebab, yang paling utama karena saya fokus mengembangkan channel Keluarga Biru. Saya pun akhirnya menulis jika ada tawaran job review saja, ada yang menulis sendiri ada juga yang content placement. Bukan hanya saja aja sih, saya liat teman-teman blogger lain juga ada yang mengalaminya. Kalau nulis job review lancer jaya, eh giliran nulis organik mendadak kena writers block. Sampai-sampai ada sindirian guyon: Itu blog pribadi atau katalog online sih kok isinya job review mulu wekekekeke.
Sindiran itu bikin saya agak tersadar, di samping itu juga saya mengevaluasi trafik blog yang kian menurun dan sepi komen jadi kayak kuburan. Saya pun akhirnya mencoba aktif ngelist di grup Blog Walking untuk mendongkrak trafik dan komen. Dari situ saya mulai termotivasi untuk mulai rajin menulis organik karena melihat teman-teman blogger di setiap listing selalu mengikutkan tulisan terbarunya. Malu dong kalo saya ikutan listing pakai tulisan yang itu-itu mulu.
Awalnya memang saya sedikit memaksakan diri untuk memulai menulis namun setelah menemukan ritmenya, semua mengalir dengan sendirinya. Alhamdulillah di bulan Februari ini saya berhasil menulis 3 tulisan organik. Salah satunya saya menulis tentang Tips Membuat Lempung Terigu yang Mudah, sebenarnya ini tugas sekolah Aiman. Untuk pengumpulan tugasnya harus menyertakan foto proses pembuatannya juga, nah daripada fotonya nganggur saya bikin artikel aja. Siapa tahu bisa jadi artikel evergreen karena setiap tahun pasti ada, lumayan buat nambah trafik.
- Berhasil Nyopir Sendirian Blitar-Malang
Saya sudah setahun memiliki mobil namun frekuensi saya nyetir sendirian alias tanpa istri yang mendampingi, masih hitungan jari. Paling sering sih nyetir ke kantor itupun jarang karena saya masih lebih suka naik motor.
Mendampingi di sini bukan sekedar duduk di samping saya tapi menjadi partner, bukan untuk gentian nyetir tapi ngasih aba-aba atau advice. Misalnya neh saya mau menyalip kendaraan di depan, nah istri suka kasih aba-aba apakah sudah aman atau belum. Ini biasanya pada malam hari karena minus saya lebih banyak dan ada silinder-nya. Trus dia juga ngingetin misal saya terlalu ke kanan atau kiri atau kurang fokus.
Baca: Jatuh Bangun Belajar Mengemudi Mobil
Nah awal bulan ini, Mama Ivon ingin stay lebih lama di Blitar untuk menemani ibu mertua yang tinggal sendirian. Selama ini kami memang rutin pulkam sebulan sekali ke Blitar naik mobil, kami menginap 2 atau 3 hari. Kali ini Mama Ivon dan Aira nginap selama seminggu, sedangkan saya dan Aiman pulang duluan karena saya harus kerja dan Aiman harus sekolah. Otomatis saya harus nyetir sendirian balik ke Malang.
Perjalanan ini cukup menantang bagi saya karena kalau lagi sendirian gitu saya suka sludar-sludur atau kurang pertimbangan. Mana hujan turun deras saat kami balik ke Malang jadi saya harus esktra hati-hati. Ada dua kejadian yang sempat bikin ketar-ketir dalam perjalanan balik ke Malang. Yang pertama saat menyalip sebuah mobil pick-up, saya kurang cepat menyalipnya sehingga posisinya sejajar dengan mobil pick-up yang akan saya salip dan mobil dari arah yang berlawanan. Bayangin aja, 3 mobil sejajar dengan kecepatan cukup tinggi.
Sopir pick-up sempat marah-marah, dia membunyikan klakson kencang banget. Untung nggak sampai gesekan atau yang lebih parah kecelakaan. Tapi yang jelas kejadian itu bikin saya jadi milih main aja di sisa perjalanan, nggak mau nyalip kalau nggak benar-benar lapang.
Kejadian kedua, ketika melintas di atas jalanan yang ada genangan air hujan mobil saya rasanya sedikit agak melayang. Penyebabnya karena saya tidak mengurangi kecepatan sehingga ada moment dimana ban mobil saya tidak menyentuh aspal sama sekali. Untung deh saya masih bisa menguasai setir sehingga tidak sampai oleng.
Alhamdulillah saya dan Aiman tiba di Malang dengan selamat setelah menempuh 1,5 jam perjalanan. Perjalanan solo itu membuat saya lebih percaya diri, ternyata saya bisa nyetir jarak jauh sendirian dengan aman dan selamat sampai tujuan.
- Video Tiktok Kembali FYP
Bagi anak Tiktok pasti tahu dong arti FYP (For Your Page). Ya udah saya jelasin, mungkin di antara pembaca ada yang bukan anak Tiktok. Jadi yang dimaksud video FYP itu video yang direkomendasikan oleh Tiktok di beranda (page) kita. Video ini bisa berasal dari orang yang memang kita follow atau yang tidak kita follow. Kalau video kita masuk FYP maka otomatis makin banyak orang yang melihat video kita, kemungkinan untuk dapat like, komen dan difollow juga semakin besar.
Sejak dua bulan yang lalu, saya mulai jenuh main Tiktok karena beberapa sebab antara lain:
· Video di Tiktok tidak bisa dimonetize. Awalnya saya nggak masalah karena saya cukup puas dengan banyaknya apresiasi berupa like, komen dan share. Namun lama-lama saya juga harus realistis, pengin juga apa yang saya lakukan itu menghasilkan kayak di Youtube.
· Video job susah FYP. Ini yang saya dan temen-temen suka heran, kalau kami bikin video organik yang sesuai niche kami, cukup mudah FYP. Tapi giliran kami dapat job itu susaah banget FYP, nggak tahu deh kenapa. Kami kan jadi malu sama agency atau brand yang sudah mengajak kami kerjasama.
· Buntu ide. Saya pengin ganti niche karena selama ini video saya yang sering masuk FYP itu tentang seks edukasi. Sebenarnya itu nggak masalah ya, yang penting kan nggak vulgar. Tapi yang jadi masalah adalah emak-emak yang komen di video saya itu kadang ada yang curhatin suaminya. Saya kan jadi gimana gitu, akward, bingung mau balas apa hehehe
Nah semingguan ini saya coba aktif lagi Tiktokan, bikin video niche lain. Yang pertama sih bikin video tentang Ayus (itu tuh keyboard Sabyan) yang selingkuh ama vokalisnya yaitu Nissa Sabyan. Bukan bermaksud julid sih hanya reminder aja buat diri sendiri dan penonton.
Eh langsung FYP dong, banyak yang like, komen dan share. Lucu-lucu baca komennya, paling lucu sih ada yang komen gini: “Nyindir Ayus? Gue pantau tiktok loe. Awas kalau loe sendiri kawin lagi!”
Mood booster banget kok baca komen-komen di Tiktok itu, ada yang lucu, ajaib pokoknya sukses bikin saya senyum-senyum sampai cekikikan. Efeknya saya jadi semangat main Tiktok lagi.
Oke, itulah 3 hal yang paling bikin saya happy di bulan Februari ini, mohon maaf ya kalau tulisannya panjang banget. Semoga teman-teman nggak bosen bacanya hehehe. Tulisan ini saya ikutkan dalam CR Challenge #2 yang diadakan oleh Mbak Eno. Makasih ya Mbak atas challenge-nya ini, jadi pemantik ide untuk tulisan organik keempat di bulan Februari.
Wkqkqkq, seruuu bgt sih Masss
ReplyDeleteItu komen netyjen d Tiktok emang ga ada filternya yaakk qkwkqk
Semangaatt terus ya, keluarga biruu
Aku juga suka masak pas di rumah, Mas. Ya cuma bisa nasgor ma mi rebus plus masak nasi udah ngebantu banget istri pas sibuk. Kerjaan domestik ga ada matinya, jadi kudu saling dukung. Seperti Mas Ihwan dan Mama Ivon yg kompak, bisa blogging barengan semoga dilancarkan rezekinya ya, terutama akun YouTube.
ReplyDeleteAku bukan anak titktok tapi salut sama kreasi mereka yang aktif. Ada aja ceritanya dan makin sering viral. Semoga makin mahir nyetirnya Mas, trus ganti mobil aamiin. Sehat dan makan terus, jangan nonton Andin mulu tak. Hihi
Mas Ihwan, terima kasih sudah join CR Challenge 🤣
ReplyDeleteMaaf saya salfok sama komen TikTok-nya hahahahahaha, itu fans Ayus garis keras atau bagaimana, yaa 😆 Wk. By the way, baca cerita mas Ihwan jadi mengingatkan saya akan kejadian ditilang Pak Polisi gara-gara terjebak macet di tengah-tengah. KZL banget kalau diingat sampai sekarang, meski beda persoalan, tapi intinya sama, saya jadi was-was setiap kali keluar tanpa driver hahahaha 😅 Terus, pasangan saya kalau di Bali juga nggak berani setir mobil tanpa saya mas, soalnya saya yang selama ini jadi pemberi arah, mana jalanan Bali in general kecil-kecil, salah jalan sedikit bisa kecebur masuk sawah 🤣
Ohya, selamat atas tulisan organiknya, semoga ke depannya mas Ihwan bisa semakin semangat berbagi cerita organik di blog, hehehe, sedih juga kalau sampai ada yang kasih komentar, "Itu blog pribadi atau katalog online sih kok isinya job review mulu." 😆 *seriously tega yang bilang demikian* hehehehehe. So yeah, another wish, semoga semakin banyak job yang berdatangan yaaa, biar no more bokek sebelum tanggal tua, dan semoga mas Ihwan sekeluarga bisa tutup bulan Februari dengan rasa syukur dan bahagia 😍
Thanks sudah berbagi cerita, mas 🥳🎉
Blog udah katalog yaa. Aku banget iniii, dah lama ga nulis organik��
ReplyDeletehahaha, saya malah saking sepinya job seringnya nulis organik mas. Ayo semangat nulis lagi
ReplyDeleteHallo, Mas Ihwan
ReplyDeleteSalam kenal...
Selamat untuk semua pencapaiannya di februari ini, dan mohon maaf saya ngakak di part Tik Tok. Yampun netizen klo komen. wkwkwk...
Sehat-sehat terus ya keluarga biru
Wkkka itu yg coment di Tiktok cewek apa cowok Mas yang mau mantau Tiktokmu. Haha ada2 aja ya. Anyway salut deh bisa nyetir jauh gitu berdua sama anak tok
ReplyDeleteHalooo Mas.. salam kenal juga..
ReplyDeleteHahaha.. saya juga main tiktok.. tapi nggk pernah FYP. Mngkin karena niche saya dan sayanya yg jarang upload. Buka tiktok paling cuma liat video2 lucu..
Btw semoga bulan selanjutnya sesuatu yg baik terjadi di keluarga Mas Ihwan yah.. hehe. Hebat sudh bisa bawa mobil duhh kalau saya malah kudu nunggu sepi jalannya dlu baru berani keluar bawa mobil.. heheh
Aku cek jarak Blitar ke Malang itu 76 km. Lumayan jauh. Dan kalau itu disebut pencapaian, boleh juga apalagi kalau medannya menantang. Soal Tiktok, aku asli blank gak paham dan untung banget sama Ihwan dijelasin. Jadi semacam highlight gitu ya FYP ini.
ReplyDeleteUntuk poin no.1, yes, aku juga kangen baca tulisan receh Ihwan model gini. Sebab, rasanya belakangan nulisnya kalau gak tentang elektronik ya tentang produk anak hehe. Semangaaat!
Haiii mas Ihwan, salam kenal ^^
ReplyDeleteKadang saya iri saat BW ke blog teman-teman baru yg penuh dengan artikel job, wahh asyik nih banyak pemasukan. Tapi kalau dipikir-pikir, saat BW pun kadang bingung mau komen apa di artikel yang ada brand nya hihi. Ada plus minus nya ya...
Gokil mas Ihwan Blitar-Malang bisa 1,5 jam. Setau saya jalannya kelok-kelok plus naik turun bukannya? Bakat jadi pembalap nih hehe..
Tiktok itu seru-seru emang mas, kadang lebih seru baca komennya daripada kontennya sendiri hahaha.
ReplyDeleteOya, ngomong-ngomong cari penghasilan as influencer itu seru dan membosankan juga sebenernya ya. Seru, soalnya bisa dapet duit modal bahas produk orang. Tapi sekaligus membosankan juga, karena begitu kita ganti kacamata ke kacamata pembaca, owalah tidak nyaman sekali kalau isi profil / blog kita kebanyakan product placementnya ehehehe.
Lanjut terus mas nulis organiknya ya!
Fajarwalker.com
Seru mas kegiatannya! Suami saya juga hobi masak loh, haha. Kalau weekend pasti dia ambil alih dapur tuh. Suka lihat2 video masak-masak sendiri abis itu minta anterin beli bahan dan pulangnya langsung eksekusi.
ReplyDeleteTerkadang kalo udah banyak tawaran nulis di blog, konten organiknya jadi terlupakan ya. Heheu. Semangat terus Mas, menulis dengan bahagia!
Nah sama banget mas! Nomer satu mau digiatkan lagi. Mengingat nanti abis lahiran bakal di rumah aja dan jarang ketemu sama orang, kayanya tepat klo curhat yang berfaedah (diselingi info bermanfaat wkwk) di blog. Kali aja ada yang terbantu ya dengan curahan hati kita.
ReplyDeleteSelamat ya mas, sukses nyetir solo Blitar-Malang. Memang katanya supaya bisa, kadang-kadang kita perlu dipaksa, sehingga jadi bisa dan lama-lama biasa.
ReplyDeleteBukan begitu mas?
Ayuk semangat mas buat konten organik lebih banyak. Aku tu punya tiktok akun, tapi bingung mau diisi apa
ReplyDeleteJadi kepikiran untuk tik-tok juga. Soalnya di luar katanya lagi rame niche yang biasa saya tulis (niche dan event). Kalau untuk nulis, di bulan februari saya malah vakum nulis di blog, digantikan dengan nulis skripsi secara ugal-ugalan. Hahaha. Baru bisa balik nulis blog awal maret ini.
ReplyDeleteSelamat atas pencapaian februarinya, mas. Semoga bulan maret dan bulan bulan lainnya pencapaian dan kebahagiaannya nambah lagi.
Aih keren ya Papa Biru ini
ReplyDeleteAku juga senang bisa nulis organik 2021 ini
Soalnya blogku lagi sakit dan harus kuobati dengan artikel organik lebih banyak
Huwaaa aku terkeplak. Udah lama banget nggak benar benar menulis tulisan organik di blog. Kadang merasa, mulai nggak sanggup menerapkan 3:1 seperti petuah dari para suhu ngeblog. Apalah daya, tawaran yang datang berderet itu sungguh menggoda.
ReplyDeleteTapi ... aku berjuang membenahi tulisan lama. Mulai dari link-nya dan blablabla-nya. Mohon doa biar aku setrong ya.
Nggak cuma video TikTok ajah sih yang susah FYP. Kadang, video atau foto di Instagram juga susah FYP. Hahaha.
ReplyDeleteHebat emang Tiktok-er sekarang ini. Cepet banget mereka FYP. Editingnya mantap, materinya dipikir bener juga meskipun sekedar buat hepi2
Hallo mas ihwan. kemarin udah mampir ke sini pas pengumuman CR Challenge nih.. salam kenal ya. senangnya punya pasangan yang memiliki hobi yang sama nih.
ReplyDeletebtw, aku yang baru menekuni hampir setahun ini malah awal-awal minder karena tulisan blogger lain banyak iklannya, sementara aku masih tulisana biasa. malah ternyata tulisan organik tu bagus ya buat blogger. selain untuk meningkatkan kualitas blog, juga biar blognya terawat, kan emang bukan blog etalase. hihi
Halo mas Ihwan, sama nih suami saya juga suka bantu masak makanan buat keluarga, kami berdua sama-sama suka masak karena dulu pernah sekolah perhotelan. Tetapi kayaknya suami saya deh yang lebih sering masak buat saya dan anak-anak. Serta buat dirinya sendiri juga tentu 😂. Saya sepakat, suami-istri itu udah ibarat partner dalam mengarungi hidup, dalam berkehidupan rumah tangga, ya harus bergotong royong, saling bantu.
ReplyDeleteKalau mainin Tiktok saya udah pernah tuh diajakin sama temen sekantor, tapi ntuk punya akun sendiri, nggak dulu, deh. Saya masih suka main Instagram aja hehehe 😁😁.
Semoga semakin semangat menulis organik ya, mas.