Hallo Gengs Biru, bagaimana kabar sekolah online anaknya? Sudah mulai menemukan ritme yang cocok atau malah sudah jenuh dan capek sehingga ingin agar anak-anak segera bisa sekolah tatap muka? Nah kali ini Papa Ihwan mau sharing tentang kapan sekolah tatap muka dimulai, bagaimana mekanismenya dan bagaimana pendapat saya, apakah setuju atau tidak?
Minggu yang lalu ketika saya mengumpulkan tugas sekolah Mas Aiman ke sekolah, saya sempat ngobrol dengan salah satu guru di sana, sebut saja namanya Pak Budi. Pak Budi ini sebenarnya adalah teman sekolah saya ketika di bangku SD, jadi kami lebih enak ngobrolnya. Yang kami obrolin pastinya tentang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang sudah dijalani oleh para siswa sejak semester yang lalu.
Sekolah Tatap Muka Saat Pandemi
Saya sebagai orang tua menyampaikan kendala atau hambatan yang dialami saat PJJ di rumah. Mulai dari anak yang susah berkonsentrasi, mindsetnya yang masih menganggap bahwa berada di rumah berarti bisa bermain terus hingga disktraksi dari anggota keluarga yang lain atau teman. Sedangkan Pak Budi menyampaikan kendala yang dialami guru antara lain guru kesulitan mengelola PJJ, terbebani menyelesaikan kurikulum, waktu pembelajaran berkurang sehingga guru tidak bisa memenuhi beban jam mengajar.
Yang paling utama adalah kami sama-sama khawatir dengan output para siswa yang tidak maksimal karena PJJ. Misalnya untuk anak kelas 1 masih ada yang belum bisa membaca dengan lancar, menulis dengan baik dan benar dan tidak mengenal teman sekelas mereka sendiri. Jangankan anak kelas 1, anak-anak kelas 2 dan seterusnya aja ada yang jadi canggung ketika berinteraksi dengan teman sekelas karena hampir setahun tidak bertemu dan berinteraksi.
Itulah sebabnya saya dan Pak Budi menyambut baik keputusan yang diambil oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yaitu memperbolehkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Tatap Muka pada bulan Juli 2021.
Pak Nadiem Makarim mengimbau kepada seluruh pemerintah daerah agar segera membuka sekolah tatap muka bagi yang tidak bisa menjalankan PJJ, terutama di Daerah 3T yakni daerah tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia. Hal ini karena PJJ bisa menimbulkan resiko kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar pada siswa atau Lost Learning.
Pengalaman Siswa Sekolah Tatap Muka
Sebenarnya di beberapa kota di Indonesia sudah ada sekolah yang menjalankan pembelajaran tatap muka sejak awal 2021. Contohnya di Jambi, sesuai dengan kewenangan Pemerintah Kota Jambi pembelajaran tatap muka akan dimulai pada tanggal 1 Maret 2021. Sama halnya dengan di Pontianak, SMAN 1 Pontianak sudah melaksanakan SWAB PCR bagi tenaga pendidik, tenaga kependidikan serta siswa-siswi menjelang sekolah tatap muka pada tanggal 1 Maret 2021.
Sementara itu Dinas Pendidikan Banyuwangi berencana membuka semua sekolah untuk 984 SD dan 166 SMP tapi dengan kuota terbatas. Maksimal kuota siswa yang mengikuti sekolah tatap muka adalah 30 anak.
Nah kalo di Malang, tempat kami tinggal saat ini, rencana sekolah tatap muka akan diuji coba pada pertengahan April 2021. Sebelumnya sekolah tatap muka sudah pernah dilaksanakan di SMPN 8 Malang dan SMAN 2 Malang. Kebetulan keponakan saya sekolah di SMAN 2 Malang dan beberapa kali dia pernah bilang kalo saat semester 1 sekolah tatap muka saat pandemi.
Tentu saja ada beberapa peraturan ketat yang ditetapkan oleh pihak SMAN 2 dalam pelaksaaan sekolah tatap muka tersebut antara lain:
- Sekolah melakukan pengecekan suhu bagi setiap siswa yang masuk dan menyediakan tempat mencuci tangan.
- Siswa harus membawa surat keterangan dari orang tua yang mengizinkan putra-putri mereka mengikuti sekolah tatap muka
- Siswa memakai masker dan membawa hand sanitizer
- Tempat duduk siswa tidak berdekatan (berjarak)
- Jumlah siswa yang masuk maksimal adalah 50 persen dari jumlah keseluruhan di kelas.
- Siswa yang mengikuti sekolah tatap muka adalah kelas 10 sampai 12.
- Sekolah tatap muka diadakan 1-2 kali seminggu dengan durasi 6 jam setiap pertemuan.
- Ada waktu istirahat dan kantin buka namun siswa harus tetap menjaga jarak.
Keponakan saya mengaku senang menjalani sekolah tatap muka karena dia bisa bertemu dengan teman-teman baru karena dia memang baru masuk di jenjang SMA. Lalu dia juga bisa bertemu dengan para guru yang selama ini hanya dia lihat secara virtual baik itu lewat WA ataupun zoom. Siswa baru senang menjalani sekolah tatap muka karena bisa mengetahui lingkungan sekolah baru. Dan yang paling utama, dia senang karena dengan sekolah tatap muka bisa mendengarkan guru menjelaskan materi atau pelajaran secara langsung.
10 Jurus Cegah Klaster Sekolah Tatap Muka
Menurut Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo masih dibutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun untuk memberlakukan sekolah tatap muka. Beliau menuturkan bahwa sekolah tatap muka masih memiliki resiko yang tinggi terjadinya penularan Covid 19.
Pelaksanaan Sekolah Tatap Muka memang sudah mendapatkan izin dari Kemendikbud, namun tidak wajib bagi semua sekolah di Indonesia. Sekolah tetap harus memberikan opsi bagi para siswa apakah mau sekolah tatap muka atau belajar jarak jauh secara online. Keputusan apakah sekolah akan menjalankan sekolah tatap muka saat pandemi harus melalui banyak pertimbangan, yang utama adalah status daerah tempat sekolah itu berada apakah termasuk dalam zona mana, merah, oranye, kuning ataukah hijau.
Vaksinasi tenaga pendidik menjadi kunci pelaksanaan sekolah tatap muka. Indonesia menetapkan target sebanyak 5,7 juta tenaga pendidik yang divaksinasi hingga Juni 2021. Program vaksinasi ini dilakukan secara bertahap, pada bulan Februari-April dilakukan vaksinasi terhadapa 5,7 juta tenaga pendidik di Jawa dan Bali baru kemudian akan dilanjutkan di luar Jawa.
Untuk menghindari terjadinya klaster sekolah tatap muka maka perlu semua pihak harus bekerjasama dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Berikut ini adalah 10 hal yang harus dilakukan guna mencegah terjadinya Klaster Sekolah Tatap Muka:
- Sekolah memiliki sarana sanitasi dan kebersihan seperti toilet yang bersih dan layak.
- Sekolah menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, hand sanitizer dan disinfektan.
- Sekolah mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan secara mudah dan cepat bila terjadi situasi yang gawat.
- Sekolah mewajibkan semua menggunakan masker, mulai dari guru (tenaga pendidik) tenaga kependidikan dan para siswa.
- Sekolah memiliki alat pengukur suhu badan atau Thermogun.
- Sekolah melalukan pemetaan pada semua elemen sekolah yang mencakup kondisi kesehatan atau riwayat komorbid.
- Siswa dan guru bisa melakukan perjalanan pulang pergi yang aman ke sekolah. Bagi siswa yang menggunakan transportasi umum diperbolehkan tidak mengikuti sekolah tatap muka untuk menghindari resiko tertular virus di angkutan umum.
- Sekolah harus menyelidiki riwayat perjalanan dari daerah dan zona resiko tinggi dan kontak erat bagi semua elemen sekolah.
- Pemeriksaan rentang isolasi mandiri yang harus diselesaikan pada kasus Positif Covid 19.
- Mendapatkan persetujuan dari Komite Sekolah atau Perwakilan Orang Tua/Wali. Tidak ada paksaan bagi yang tidak siap menjalani sekolah tatap muka.
Demikianlah sharing Papa Ihwan tentang sekolah tatap muka saat pandemi, semoga informasi yang saya berikan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Gengs Biru yang sudah memiliki buah hati usia sekolah, apakah akan mengizinkan mereka mengikuti sekolah tatap muka. Keputusan ada di tangan Gengs Biru, tidak perlu sampai terjadi perdebatan karena setiap daerah memiliki status zona, kondisi kesehatan serta pola pendidikan di setiap keluarga itu berbeda. Jadi mari kita saling menghargai dan menjaga kesehatan masing-masing. Semoga pandemi ini lekas berakhir agar generasi penerus bangsa bisa mengenyam pendidikan yang maksimal, aamiin.
kalau aku sih setuju aja, asal anaknya benar-benar dibekali prokes agar gak sembarangan saat sekolah tatap muka
ReplyDeleteKalo aku, masih NAY, mas.
ReplyDeletekarena kapan hari aku ikut webinar, dan dokter narasumber bilang, sekarang blm aman buat sekolah offline, mengingat kasus covid blm melandai bener2
Kalau diriku sendiri sih YAY tapiiiii.... prokesnya harus ketat banget kaya beberapa negara lain. Harus divaksin semua gurunya (bagi yang bisa) dan disediakan fasilitas 3 M dan bergilir sekolahnya. ngurangin beban ortu juga dirumah
ReplyDeleteDi satu sisi menurutku sekolah tatap muka menurutku snagat penting, terutama bagi anak2 SD ya. Mereka perlu bertemu dan berteman dengan anak sebayanya. Tapi ya tetap perlu diaplikasin protokol kesehatannya.
ReplyDeleteAku "nay" dulu krn sekolah anakku termasuk nakal, saat dilarang pemerintah tatap muka, tetep bandel tatap muka.
ReplyDeleteSaat udah vaksin, pd jumawa bikin acara kumpul2 di sekolah :(
Saat ada anak kena covid, sekolah keukeuh tatap muka, tidak ada tracing yg bener.
Aku khawatirnya saat tatap muka ada sekolah2 kyk gini jg, pas ada yg positif ditutup2i.
aku sih tim "yay"
ReplyDeletekarena anak sekolah adalah sumber penghasilan tokonya Ibu
banyak yang jajan di tokonya Ibu, juga banyak yang fotocopy
kalau anak sekolah masuk, lingkungan rumahku jadi hidup dan ramai, hehe
Nah ini dia yang perlu sekolahnya Salfa tahu
ReplyDeleteSaya forward ah ke Kepala Sekolah-nya supaya tidak asal dalam menjadwalkan tatap muka
Aku pun menyambut dg senang hati, Mas. Ga jauh beda sama gurunya aim, suamiku pun juga mengalami hal yg sma sbg guru. Dan smoga aja Juli di sini pemberlakuan skolah tatap muka bakalan terwujud, anak2 pun bisa berinteraksi dg teman dan guru2 nya scra langsung. Smoga tdk mnambh cluster baru. Smoga Bener2 aman, harapannya 🙏
ReplyDeleteDi sini udah berangkat sesekali kemarin liat sekolah ada beberapa anaak berangkat tapi make pakaian bebas sih mereka. Aku yang masuk dukung berangkat biar pembelajarannya masuk gitu. Udah ganteng banget dan gede sih si kakak, Pap.
ReplyDeleteAku sudah nunggu banget anak2 bisa sekolah lagi, mudah2an keadaan segera kondusif buat sekolah anak ya
ReplyDelete