Sebelum pandemi, keluarga kami memiliki agenda makan di luar minimal 1 kali dalam sebulan. Maklum, saya termasuk pencinta kuliner yang selalu penasaran ingin mencoba menu-menu baru. Informasi menu baru ini bisa saya dapatkan dari mana saja, dari testimoni teman yang sudah mencoba hingga review di social media. Frekuensi makan di luar biasanya akan bertambah jika saya sedang kecapekan sehingga tidak masak atau anak bosan dengan menu makanan di rumah.
Alhamdulillah saya
sekarang tinggal di Malang yang memiliki banyak banget pilihan kuliner baik
tradisional maupun modern. Mulai dari yang lewat depan rumah, dijajakan di
pinggir jalan atau pasar hingga yang disajikan di rumah makan dengan berbagai
macam tampilan mulai dari yang standart sampai yang instagramable. Tinggal pilih
saja yang sesuai dengan selera kita.
Saat pandemi
melanda Indonesia, agenda makan di luar otomatis berhenti karena semua tempat
makan dilarang menerima dine-in atau makan di tempat. Tapi nggak masalah sih
karena kita tetap bisa memesan makanan secara online. Malahan kita bisa
mendapatkan diskon atau gratis ongkir yang semakin membuat kita makin suka memesan
makanan di luar.
Makan di luar atau memesan makanan secara online memiliki resiko kesehatan yang tidak bisa diremehkan. Kalau kita memasak sendiri kita bisa memastikan bahwa bahan makanan, peralatan memasak, cara memasak dan peralatan makan yang kita pergunakan bersih dan higienis. Sedangkan jika makan di luar atau memesan makanan kita tidak bisa memastikan semuanya terbebas dari kuman dan bakteri. Upaya pencegahan yang bisa kita lakukan minimal kita memilih tempat makan yang bersih, selalu cuci tangan sebelum makan. Sedangkan jika memesan makanan dari luar, biasakan melakukan sterilisasi kemasan makanan, menggunakan peralatan makan sendiri dan memanaskan ulang makanan jika dirasa perlu dan sebagainya.
Memang apa sih resiko kesehatan yang bisa kita alami saat makan di luar atau memesan makanan dari luar?
Gengs Biru
pernah dengar istilah Food Borne Disease? Jadi Food Borne Disease adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh konsumsi terhadap makanan yang terkontaminasi
oleh bakteri patogen, virus, parasit,
atau makanan yang tidak direbus selama 10 menit di air mendidih. Food Borne Disease
dapat menyebabkan wabah jika tidak di deteksi sejak dini.
Salah satu penyakit Food Borne Disease adalah Demam Tifoid yaitu infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Penyakit akut ini memiliki gejala demam yang meningkat secara bertahap tiap hari serta lebih tinggi pada malam hari, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan dan lemas, serta munculnya ruam. Pada anak-anak, tifoid disertai sering mengalami diare, sementara orang dewasa cenderung mengalami konstipasi.
Alhamdulillah sampai
saat ini kami sekeluarga belum pernah dan jangan sampai ya terjangkit Demam
Tifoid ini. FYI, Di Indonesia, demam tifoid termasuk penyakit endemik sebab
prevalensi demam tifoid yang cukup tinggi yaitu mencapai 500 kasus per 100.000
penduduk per tahun.
Berdasarkan fakta di atas sekaligus memperingati Hari Kesehatan Nasional maka pada tanggal 11 November 2021, Sanofi Pasteur Indonesia menginisiasi kampanye #SantapAman untuk mensosialisasikan pentingnya mendapatkan vaksinasi untuk mencegah penyakit menular melalui makanan atau Food Borne Disease terutama penyakit Tifoid. Sebagai pencinta kuliner, saya merasa related banget dengan tema yang diangkat.
Acara yang bertujuan
mengedukasi masyarakat untuk aware terhadap penyakit tifoid ini dilaksanakan
secara online serentak di tiga platform sosial media online yaitu Zoom,
Instagram, dan YouTube. Narasumber yang dihadirkan tentunya sudah kompeten di bidangnya
antara lain:
- dr.
Dhani Arifandi T. (Head of Medical Sanofi Pasteur Indonesia)
- dr.
Suzy MariaMaria, Sp. PD, K-AI
(Dokter Spesialis Penyakit Dalam)
- William
Gozali a.k.a Chef Willgoz yang tidak hanya terkenal sebagai chef tapi juga
food influencer
Alhamdulillah
dari acara ini saya mendapatkan banyak informasi dan insight baru
tentang kesehatan terutama tentang Demam Tifoid. Misalnya dari dr. Suzy
MariaMaria, Sp. PD, K-AI yang
menjelaskan bahwa demam tifoid dapat dicegah dengan cara menjaga sanitasi dan
higienitas pribadi dan menghindari kontak dengan penderita.
“Mengingat
Indonesia masih merupakan negara endemik tifoid, maka vaksinasi merupakan
langkah optimal serta efektif untuk mencegah demam tifoid. Cara kerja vaksinasi
untuk penyakit tifoid yaitu meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan
infeksi bakteri Salmonella Typhi.”
Vaksinasi ini
bisa dilakukan mulai usia dua tahun ke atas dan untuk mendapatkan perlindungan
maksimal, seseorang direkomendasikan mendapat vaksinasi tifoid setiap tiga
tahun sekali. Jujur saja, saya baru mengetahui tentang vaksiniasi Tifoid ini
lho. Dengan kondisi Indonesia yang merupakan negara endemik tifoid maka vaksinasi
ini sangat penting untuk diberikan.
Sedangkan Head
of Medical Sanofi Pasteur Indonesia, dr. Dhani Arifandi T., menjelaskan apa
saja yang bisa kita lakukan dalam Kampanye #SantapAman yaitu dengan menjaga
higienitas saat menyiapkan makanan, rutin mencuci tangan, dan selangkah lebih
maju dengan memberikan perlindungan untuk diri serta keluarga dari risiko
penularan penyakit melalui makanan dengan melakukan vaksinasi tifoid agar kita
lebih tenang saat menyantap makanan favorit.
Senada dengan
dua pembicara sebelumnya, Chef Willgoz pun mendukung adanya kampanye
#SantapAman. Apalagi dengan latar belakang profesinya sebagai chef dan food
influencer dimana dia selalu memastikan setiap tahapan proses pembuatan makanan
atau minuman tetap mengutamakan higienitas. Hal ini selaras dengan Kampanye
#SantapAman yang mengingatkan kita pentingnya vaksinasi tifoid agar kita bisa
menikmati makanan dengan aman dan terhindar dari risiko penyakit demam tifoid.
Oke Gengs
Biru, itulah tadi sharing saya tentang kampanye #SantapAman yang
diselenggarakan oleh Sanofi Pasteur Indonesia. Semoga Gengs Biru bisa
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya kebersihan makanan
atau minuman serta melakukan vaksinasi tifoid untuk mencegah demam tifoid. Untuk
info lebih lanjut mengenai kampanye #SantapAman ini, Gengs Biru follow aja
media sosial Instagram @KenapaHarusVaksin. Yuk kita cegah dan berantas Demam Tifoid
di Indonesia!
Wah mantap ini makan bersama keluarga si kecil kelihatannya juga bahagia. Nah, bener banget untuk makan di jalan kayak gini kita harus memperhatikan keamanannya.
ReplyDeleteTerakhir blog walking si mas2 sama mbak2 masih pada cilik2 #ZamanToyotaAgya, sekarang udah gede2 semua, hehehe
ReplyDelete