Sejak kecil saya susah banget menaikkan berat badan. Kalo lihat foto masa kecil sampai bujangan rasanya ngenes hehehe karena keliatan cungkring, ditambah lagi kulit saya sawo matang. Bahasa kasarnya tuh, udah kurus item lagi wkwkwk. Alhamdulillah setelah menikah saya mengalami perbaikan gizi sehingga badan saya mulai sedikit berisi.
Perbaikan gizi
ini karena istri lumayan rajin masak, bikin kue trus juga sering ngajak wisata
kuliner. Beberapa orang yang lama tidak bertemu berkomentar kalau saya sejak
menikah saya gemukan. Alhamdulillah berarti susunya cocok hehehe. Yang paling
kentara di bagian pipi, dada dan perut. Dulu pipi saya itu tirus, dada dan perut
juga rata. Tapi lama-kelamaan saya merasa kok perut kian hari kian maju, udah
ngalahin dada aja. Disitulah akhirnya saya sadar, fix saya perut buncit.
Perut Buncit Lambang Kemakmuran
Ada yang bilang
kalo perut buncit itu lambang kemakmuran. Tapi masalahnya tubuh saya jadi
keliatan tidak proporsional, perut buncit tapi tangan dan kaki tetap keliatan
kurus. Ntar yang ada malah saya dituduh cacingan atau suka mabuk-mabukan. Dulu
saya nggak percaya sih, masa mabuk-mabukan bisa bikin perut buncit. Sampai kemudian
hal itu terjadi pada tetangga saya yang pernah kerja di Bali. Saat pulang,
tubuhnya gemuk terutama perutnya keliatan buncit padahal dulu dia juga kurus
kayak saya. Denger-denger sih karena dia sering mabuk saat kerja di Bali.
Saya juga
pernah baca tentang batas lingkar perut normal. Menurut Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, batas aman lingkar perut normal bagi pria adalah 90 cm dan
untuk wanita adalah 80 cm. Lingkar perut yang melebihi batas ini menandakan
bahwa Anda memiliki lemak perut yang berlebih. Trus saya mengukur lingkar perut
saya, ternyata hampir mendekati 90 cm. Lemak yang ada di perut namanya lemak
visceral yaitu lemak yang tersembunyi di dalam tubuh. Lemak visceral melekat di
organ-organ tubuh seperti hati dan usus. Lemak visceral bisa terjadi pada siapa
saja termasuk orang yang bertubuh kurus sekalipun. Lemak visceral berbahaya
bagi tubuh karena dia mengeluarkan bahan kimia dan hormon yang menjadi racun.
Lemak ini juga bisa meningkatkan risiko penyakit kronis yang menyerang organ
seperti stroke, penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Memiliki lemak
visceral di perut adalah tanda sindrom metabolik, kumpulan gangguan yang
meliputi obesitas, tekanan darah tinggi, resistensi insulin dan kolesterol tinggi. Mempunyai terlalu
banyak lemak visceral di perut bisa juga menyebabkan: demensia, asma, kanker,
penyakit kandung empedu, penyakit hati, asam urat, nyeri punggung bawah, masalah
kesuburan, dan osteoartritis.
Konsultasi ke Ahli Gizi
Dengan melihat
fakta-fakta di atas, saya pun akhirnya memutuskan untuk berkonsultasi dengan
ahli gizi di poliklinik tempat saya bekerja. Saya merasa perlu konsultasi
karena saya ingin menjalani program diet yang sesuai dengan target saya yaitu
mengecilkan perut buncit tapi berat badan tidak turun, bahkan kalau bisa malah
naik. Umur saya sekarang 41 tahun, anak-anak masih kecil, saya ingin bisa mendampingi
mereka sampai sukses. Jadi saya harus mulai dari sekarang untuk memperbaiki
gaya hidup saya agar lebih sehat dan bugar.
Awalnya perawat
menanyakan menu makan saya selama ini, dari situ ketahuan kalo menu makanan saya
kurang sehat dan jadi biang kerong perut saya membuncit antara lain:
- Terlalu
banyak mengkonsumsi kalori yang berasal dari nasi, tepung dan minuman
manis
- Kurang
mengkonsumsi sayur dan protein
- Jarang
mengkonsumsi buah-buahan
Setelah itu berat
badan saya ditimbang dengan timbangan digital yang bisa menunjukkan jumlah
lemak dan masa otot di dalam tubuh kita. Dari hasil penimbangan, ternyata lemak
perut saya sudah mencapai nilai 7, sedangkan maksimal itu 10. Lemak paling
banyak memang berada di perut. Untuk massa otot hanya 30 %, ini harus ditingkatkan
jika saya ingin menambah berat badan.
Agar goals saya bisa tercapai maka saya harus mengubah menu makanan
menjadi seperti ini:
- Mengurangi
porsi nasi setiap kali makan , yang dari yang semula full atau setengah
diubah jadi 1/3 saja.
- Menambah
konsumsi sayuran dengan komposisi 1/3 piring.
- 1/3
yang terakhir diisi dengan lauk-pauk dan buah setiap hari.
- Konsumsi
lauk-pauk ditingkatkan jenis dan jumlahnya, dalam 1 kali makan minimal ada
2 lauk pauk untuk menambah asupan protein yang kurang.
- Minuman
manis dikurangi, diganti dengan air putih atau susu.
Selain mengatur
pola makan dengan defisit kalori, saya juga disarankan untuk melakukan 2 jenis olahraga
yaitu kardio dan workout. Kardio fungsinya untuk membakar lemak dan kalori, misalnya
jalan, lari, bersepeda sedangkan workout untuk menambah massa otot. Nanti saya
bisa kontrol kembali 2 bulan kemudian untuk melihat hasilnya.
Disiplin dan Sabar dalam Berproses
Sepulang kerja,
saya pun menyampaikan hasil konsultasi gizi kepada istri. Istri langsung
bilang: “Tuh kan, apa aku bilang!” saat mendengar point yang harus menambah
konsumsi sayuran. Dia memang selama ini sering cerewet dengan kebiasaan saya
yang kurang suka makan sayuran.
“Ya udah buatin
salad sayur agar aku lebih doyan makan sayuran.”
“Okee, tapi
harus belanja dulu. Untuk sementara beli salad sayur di langgananku aja.”
Sayangnya karena
kesibukan dan satu hal lainnya, istri masih belum sempat-sempat juga bikinin
saya salad sayur. Akhirnya kami pun beli salad sayur di restoran seperti Pizza
Hut dan Sushi Tei, kebetulan mereka menyediakan menu salad sayur. Tapi juga
nggak tiap hari makan salad sayur ala resto, bisa bangkrut wakakakaka.
Selain mengkonsumsi
salad, saya juga menambah konsumsi sayur dengan memasak atau membeli makanan
yang komposisi sayurnya banyak misalnya gado-gado, nasi pecel, bakso sayur. Istri
kebetulan lagi dalam fase malas masak sehingga saya mengandalkan penjual
masakan di kampung. Kalo saya makan siang di luar maka saya secara khusus
memesan menu sayur, misalnya saat membeli ayam geprek di resto langganan saya
beli juga Tumis Tauge Ikan Asin.
Untuk asupan protein, saya mulai membiasakan makan dengan lauk lebih dari 1 jenis. Maklum, pas zaman masih susah dulu saya sudah terbiasa makan dengan hanya 1 lauk karena harus berbagi dengan saudara hehehe. Kebiasaan ini tetap terbawa meskipun sudah nikah, rasanya kok maruk banget kalau makan dengan lauk lebih dari 1 jenis. Otomatis ini juga akan menambah pengeluaran karena harus membeli lauk lebih dari 1 jenis setiap kali masak atau makan di luar.
Untuk olahraga,
saya tetap melanjutkan olahraga kardio yang selama ini sudah saya lakukan
seperti jalan kaki, bersepeda, badminton. Workout-nya di rumah saja menggunakan
resistance band. Urutannya olahraga kardio dulu baru kemudian workout. Saya masih
mencari-cari jadwal yang pas agar tidak mengganggu aktivitas di pagi hari seperti
persiapan anak sekolah dan kerja. Trus juga harus mengalahkan rasa malas gerak
(mager) yang selalu menyerang di pagi hari, apalagi sekarang di Malang musim kemarau
tapi suhu udaranya dingiiin banget. Kalo orang jawa nyebutnya: Mbediding.
Oke, Gengs Biru
itulah sharing saya tentang usaha saya untuk mengecilkan perut buncit dan menambah
berat badan. Saya tahu kunci dari usaha ini agar berhasil adalah disiplin dan
sabar dalam berproses. Musuh paling besar kita adalah diri sendiri, terutama
rasa malas dan menunda-nunda. Ini masih menjadi PR dalam diri saya. Trus juga
harus sabar dalam menjalani prosesnya terutama workout karena pasti berat,
apalagi saya olahraga sendirian di rumah. Nggak ada teman atau partner yang memotivasi.
Doakan semoga saya bisa meraih target saya ini, aamiin YRA.
Referensi:
https://health.kompas.com/read/2022/05/05/160600568/bahaya-lemak-visceral-dan-cara-menghilangkannya
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220107090733-260-743663/5-cara-menghilangkan-lemak-visceral-yang-tersembunyi-dalam-tubuh
No comments