Belakangan ini kita dikejutkan dengan kasus perselingkuhan artis Indonesia yang heboh mulai dari penyanyi lagu hits Surat Cinta untuk Starla yaitu Virgoun hingga yang terbaru pesinetron Fandy Christian. Yang menjadi korban perselingkuhan tentu saja keluarga yaitu istri dan anak-anak mereka. Inara Rusli dan Dahlian Poland mengambil langkah yang sangat berani dengan mengungkapkan perselingkuhan suami mereka ke publik. Mereka mengupload bukti-bukti perselingkuhan suami mereka ke media sosial.
Simpati pun berdatangan untuk mereka berdua. Netizen tidak habis pikir
dengan ulah Virgoun dan Fandy Christian yang sudah menyia-nyiakan istri yang
sudah berkorban banyak demi kebahagiaan rumah tangga mereka. Dalam salah satu
unggahan IGS-nya, Inara Rusli mengupload surat perjanjian yang dibuat Virgoun ketahuan
berselingkuh. Inara menutupi perselingkuhan Virgoun selama bertahun-tahun dengan
harapan suaminya bertaubat namun kenyataannya Virgoun malah mengulanginya
berkali-kali.
Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, Inara kemudian mendapatkan somasi dari Tenri Ajeng Anisa yang merasa namanya dicemarkan. Dia meminta Inara memberikan bukti bahwa dia dan Virgoun sudah melakukan perzinahan. Jika bukti itu tidak ada maka Tenri akan menuntut balik Inara dengan pasal laporan palsu. Bukan hanya itu saja, ibunda Virgoun juga ikut menyerang Inara di media sosial dengan membeberkan kesalahan-kesalahan Inara selama menjadi istri Virgoun.
Nah berkaca dari kasus perselingkuhan Virgoun di atas, maka kali ini
Papa Biru akan sharing apa saja sih kesalahan yang biasanya dilakukan oleh
korban perselingkuhan setelah mengetahui perselingkuhan pasangannya. Tulisan
ini akan dibagi menjadi beberapa bagian agar lebih detail pembahasannya.
1.
Percaya bahwa pasangan akan berhenti
selingkuh setelah sepakat atau berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Korban perselingkuhan seringkali naif dan bodoh sehingga menganggap pasangannya
akan dengan mudah mutusin selingkuhannya begitu saja. Itu sebuah pemikiran yang
indah namun sayangnya tidak realistis. Terkadang, korban perselingkuhan
berharap bahwa pasangannya bisa berhenti begitu saja dan tanpa bantuan dari
pihak luar. Tetapi kenyataannya untuk menyudahi perselingkuhan itu membutuhkan
proses dan support system seperti keluarga besar, lingkungan dan tenaga
profesional.
2.
Menuntut pasangan untuk kembali berkomitmen
sepenuhnya pada pernikahan pada saat ketauan selingkuh. Meskipun pelaku
selingkuh mau berjanji namun sebenarnya itu tidak ada artinya. Pasangan Anda mungkin
bersungguh-sungguh namun dia tidak menyadari seberapa besar masalah yang
sebenarnya yang dia alami. Selingkuh itu ibarat candu dan orang yang kecanduan
tidak semudah itu berhenti. Peselingkuh yang terjerat secara emosional akan mengalami
kesulitan untuk melepaskan diri.
3.
Memojokkan pasangan dengan perasaan bersalah.
Pasangan kita tahu dan sadar kok kalau apa yang mereka lakukan itu salah bahkan
mereka awalnya mengalami perang batin, meskipun kebanyakan mereka nggak akan
mengakuinya di depan Anda. Memperlihatkan kesalahan mereka hanya akan membuat
pasangan merasa terpojok dan justru membuat mereka semakin menjauh.
4.
Mengandalkan perubahan nomor telepon, alamat
email dan akun media sosial tidaklah cukup untuk menghentikan perselingkuhan.
Langkah ini boleh dilakukan namun jujur saja itu tidak cukup. Karena pasangan
kita bisa dengan mudah membeli nomor telepon baru, membuat email dan akun media
sosial baru agar bisa berkomunikasi lagi dengan selingkuhannya.
5.
Percaya bahwa Anda bisa menjaga dan
menjauhkan pasangan dari godaan. Kebanyakan korban perselingkuhan yang
masih ingin mempertahankan pernikahan akan berusaha semaksimal mungkin agar
pasangannya aman dari godaan. Mungkin Anda akan mencoba mendampingi dan
mengawasinya selama 24 jam bahkan kalau perlu seminggu penuh, tapi itu nggak
mungkin. Kalian berdua punya aktivitas masing-masing. Bahkan walaupun kalian
bekerja dalam satu kantor/tim pasti ada moment-moment dimana kalian harus
melakukan aktivitas sendirian.
6.
Bersaing dengan pihak ketiga atau selingkuhan.
Masalah tidak akan selesai dengan bersaing, bahkan Anda seharusnya sadar bahwa
para pelakor dan pebinor itu tidak selevel dengan Anda. Pernikahan dan
perselingkuhan adalah dua jenis hubungan yang sama sekali berbeda.
7.
Menjelekkan pihak ketiga atau selingkuhan.
Kita nggak perlu buang-buang tenaga, waktu dan pikiran kita untuk menjatuhkan
pihak ketiga dalam pernikahan kita. Apalagi jika dalam diri pasangan kita ada ambivalensi
atau kembimbangan antara mempertahankan pernikahan atau pergi bersama selingkuhan,
maka ini akan menyebabkan pasangan membela mati-matian selingkuhannya dan
semakin menjauh. Dia malah akan memilih untuk mempertahankan hubungan yang
salah dan tidak sehat.
Dari 7 point yang sudah Papa Biru tulis di atas maka bisa ditarik
kesimpulan bahwa proses pemulihan dalam pernikahan yang terkena dampak perilaku
yang tidak sehat dalam hal ini adalah perselingkuhan itu membutuhkan waktu,
dukungan, dan bantuan ahli. Memiliki harapan yang tidak realistis dan menuntut janji
dari pasangan secara instan tidaklah cukup. Hal yang lebih penting adalah
memperbaiki hubungan secara bertahap dan mendukung pasangan dalam proses
penyembuhan mereka. Selain itu juga dibutuhkan pendekatan yang realistis dan kerja
sama antara pasangan. Hal-hal seperti mengandalkan teknologi untuk memastikan
kesetiaan pasangan, bersaing dengan pihak ketiga, atau menjelekkan pihak ketiga
tidak akan membantu memperbaiki hubungan.
Oke Gengs Biru, untuk kali ini 7 poin saja dulu ya. Yang perlu digaris
bawahi adalah keputusan untuk mempertahankan atau menyudahi pernikahan yang terkena
kasus perselingkuhan sepenuhnya ada di tangan Anda dan pasangan. Kunci utama
adalah komitmen dari pasangan yang berselingkuh dan kepercayaan dari korban
perselingkuhan. Kepercayaan itu didapatkan bukan diberikan. Kepercayaan didapatkan
bukan dengan banyaknya perkataan atau janji melainkan kesesuaian antara perkataan
dan perbuatan.
No comments