Bagaimana rasanya bekerja pada bidang yang sesuai dengan passion kita? Tentunya menyenangkan dong. Kita mengerjakan sesuatu yang kita senangi dan mendapatkan materi juga darinya. Rasanya tidak ada yang lebih menyenangkan dari dua hal tersebut, itulah yang kurasakan selama ini sebagai seorang Humas (Hubungan Masyarakat) di Perpustakaan UB.
Seringkali aku begitu serius mengerjakan berbagai macam job desk yang menjadi tanggung
jawabku di kantor. Aku jadi tidak sadar akan dampak tak terduga dari
rutinitas sehari-hari yang penuh dengan layar komputer dan gadget. Tugas
sehari-hariku membutuhkan interaksi intens dengan teknologi, dari menulis
berita hingga membuat konten untuk media sosial. Meskipun pekerjaanku memadukan
antara kantor dan rumah, tetapi satu hal yang terus mengejutkanku adalah gejala
mata kering yang semakin merajalela.
Pagi-pagi saat
sampai di kantor, langkah pertama yang kuambil adalah menyalaan komputer.
Menulis berita, mengedit teks, dan mengupdate website perpustakaan membutuhkan
konsentrasi tinggi, terkadang membuatku lupa waktu. Ketika tidak di depan
komputer, aktivitasku di media sosial perpustakaan dengan menggunakan HP
semakin menambah waktu pandang mata pada layar. Di rumah, pekerjaanku tidak
jauh berbeda. Laptop digunakan untuk menulis blog dan membuat infografis,
sedangkan HP kembali menjadi alat utama untuk mengurus media sosial pribadiku.
Seiring
berjalannya waktu, mataku mulai memberikan peringatan dengan gejala yang jelas.
Mata pegel, mata sepet, dan yang paling mengganggu adalah mata yang terasa
kering. Seringkali, aku merasa seperti ada pasir di mataku, membuatnya sulit
untuk berkonsentrasi. Bahkan ketika beristirahat, rasa tidak nyaman itu tetap
menghantuiku.
Gejala ini
tidak dapat dianggap enteng karena dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan
pada mata. Mata kering, apabila tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan
iritasi, peradangan, hingga kerusakan permanen pada mata. Penyebab utama mata
kering adalah terlalu lama menatap layar komputer, laptop, atau gadget. Radiasi
dari layar dan kurangnya kedipan mata saat fokus pada layar dapat mengurangi
produksi air mata secara alami.
Melihat
kondisiku yang semakin memburuk, aku mulai mencari solusi. Salah satu yang
menarik perhatianku adalah Insto Dry Eyes, obat
tetes mata yang diklaim sebagai #SolusiMataKering. Obat ini dirancang khusus
untuk melembabkan mata kering dan memberikan kenyamanan yang lama. Kandungan
hypromellose di dalamnya bekerja seperti air mata alami, memberikan efek lembab
dan nyaman pada mata.
Dengan
menggunakan #InstoDryEyes secara teratur, perlahan tapi pasti gejala mata
keringku mulai mereda. Perpustakaan UB dan media sosial pribadiku kembali
menjadi teman yang menyenangkan tanpa harus mengorbankan kesehatan mata.
Penting bagi kita, terutama mereka yang bekerja di depan layar komputer, untuk
memberikan perhatian ekstra pada kesehatan mata dan mengambil langkah-langkah
preventif sebelum gejala semakin parah. Selalu penting untuk mengatur waktu
istirahat dan melakukan latihan relaksasi mata. Ingatlah, mata yang sehat
adalah kunci utama kesuksesan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
No comments